Merebaknya Konten Pornografi Mengancam Generasi: Islam Punya Solusi
Oleh: Syifa Islamiati
Berdasarkan data National Center for Missing Exploited Children (NCMEC), Indonesia menempati peringkat keempat terbanyak di dunia dan peringkat kedua di Asia Tenggara perihal konten pornografi anak. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto mengungkapkan menurut data NCMEC dalam empat tahun terakhir, ada 5.566.015 temuan kasus pornografi di Indonesia. Sebagian besar korbannya merupakan siswa PAUD, SD, SMP, SMA bahkan anak penyandang disabilitas. Rata-rata usia anak antara 12 hingga 14 tahun. Pelakunya merupakan orang yang dikenal atau orang dekat.
Hingga 14 September 2023, ada 1.950.794 konten pornografi anak yang telah diturunkan atau ditakedown oleh Kemenkominfo. Lebih lanjut, Hadi mengungkapkan bahwa pihaknya akan membuat Satgas Pornografi anak dengan melibatkan seluruh kementerian dan lembaga seperti Kemendikbud, KemenpPPA, Kemensos, Kominfo, Kemenkumham, Polri, KPAI, Kejaksaan, LPSK, dan PPATK agar bisa dibuat regulasi yang lebih kuat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan termasuk pornografi dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. (Dulohupa.id, 22/4/2024)
Konten pornografi ini akan terus merebak dan mengancam generasi selama sistem yang diemban masih sistem kapitalisme. Karena sistem ini membebaskan hal apapun yang bisa menghasilkan uang. Sekalipun dengan mengorbankan masa depan generasi bangsa. Apalagi mereka adalah pihak yang rentan menjadi korban atas jaringan pelaku kejahatan pornografi yang menginginkan keuntungan yang besar.
Menurut data yang ada, di Amerika Serikat, tahun 1990-an, nilai industri film porno sekitar USD 1 miliar per tahun. Tetapi kini melonjak ke angka USD 10-12 miliar atau setara dengan (Rp 145-174 triliun) per tahun. Selain itu, di Jepang, menurut catatan Yano Research Institute, pada 2018 industri seks dan pornografi audio visual mencapai lebih dari 10 miliar yen atau setara dengan Rp 11,3 triliun. (news.detik.com, 18/9/2023)
Mirisnya, sebagian masyarakat Indonesia merupakan pengakses situs konten pornografi terbanyak di dunia, maka wajar jika industri pornografi kini membidik Indonesia sebagai pasar. Ditambah lagi kemajuan teknologi dan digitalisasi media yang membuat industri pornografi kian berkembang pesat berkali-kali lipat dari tahun ke tahun.
Merebaknya konten pornografi anak ini ibarat rantai yang tidak pernah putus karena pelakunya banyak yang belum terungkap dan ditangkap. Jaringannya semakin lama semakin meluas. Tidak hanya dapat diakses oleh orang-orang dewasa saja, anak-anak pun mudah menjangkaunya. Sementara itu, konten anak-anak yang ada saat ini juga sedikit banyak telah tersusupi aroma pornografi.
Maka sebenarnya tidak cukup jika solusinya hanya dengan memberikan pengawasan terhadap anak-anak dalam menggunakan gadget atau memberikan edukasi tentang cerdasnya menggunakan gadget kepada masyarakat luas khususnya para orang tua. Tetapi butuh juga peran negara untuk bisa menekan tumbuh suburnya konten-konten unfaedah semisal pornografi ini. Karena sejatinya negara memiliki kekuatan dalam memfilter konten-konten yang layak atau tidak untuk ditayangkan.
Tetapi negara saat ini yang berasaskan sistem kapitalisme tentu tidak akan bisa melakukan hal tersebut. Karena sistem ini tidak sama sekali mengedepankan nasib generasi mendatang, melainkan menjunjung tinggi untung dan rugi. Selama bisa menghasilkan cuan maka konten-konten pornografi akan terus tumbuh dan berkembang, meskipun hal tersebut dapat merusak masa depan generasi bangsa.
Dampak yang ditimbulkan dari tontonan konten pornografi bukan saja bisa merusak pikiran, tapi akan muncul kasus-kasus lain seperti pelecehan seksual bahkan pemerkosaan. Pelakunya pun akan terus ada karena lemahnya hukum yang berlaku hari ini tidak benar-benar bisa membuat jera. Nasib generasi sesungguhnya sedang diambang taraf mengerikan.
Maka satu-satunya solusi yang paling ampuh mengatasi ramainya konten pornografi yang memenuhi jagat media sosial akan musnah hingga ke akar-akarnya yakni dengan penerapan sistem Islam. Karena hanya Islam yang mampu mengatasi segala bentuk kejahatan dan kemaksiatan secara sempurna. Sistem Islam memiliki standar baku yang tentu saja bersandar hanya pada akidah Islam. Sehingga segala jenis kemaksiatan termasuk konten pornografi tidak akan berseliweran dalam sistem ini.
Pun negara dalam sistem Islam akan memegang peranannya dengan sangat baik. Melindungi masyarakat dan generasi dari media yang jauh dari standar syariat. Selain itu, negara juga menjadi perisai di garda terdepan demi melindungi dan menyelamatkan generasi dari paparan konten pornografi. Media yang berani mengacaukan sistem sosial masyarakat akan langsung ditindak tegas tanpa kompromi hingga menimbulkan efek jera.
Maka penerapan sistem Islam harus segera direalisasikan dalam kehidupan agar generasi masa depan bisa selamat. Karena jika terus ditunda-tunda maka kehidupan generasi mendatang akan terancam. Jika institusi Islam tegak maka ini jelas akan mendatangkan rahmat bagi semesta alam. Anak-anak akan tumbuh dan berkembang dengan sangat baik dalam dekapan sistem Islam dan jauh dari segala macam bahaya yang mengintai mereka. Wallahua'lam bisshowab.
Posting Komentar