Transportasi Setengah Hati di Kota Industri
Oleh: Anita Humayroh
Awan kelabu menyelimuti dunia transportasi massal Kota Bekasi. Kota patriot yang dipenuhi dengan pusat industri kini menghadapi beragam tantangan dalam sektor transportasi. Padahal, transportasi memegang peranan sangat penting dalam dunia industri.
Jalanan yang semakin padat, cuaca ekstrem, banjir di musim hujan, hingga jalan berlubang adalah beberapa dari masalah Kota Bekasi sebagai salah satu kota dengan sistem transportasi yang memprihatinkan. Masalah ini diperburuk dengan kondisi pengelolaan moda transportasi yang tidak serius dan terkesan setengah hati. Salah satu sorotan utama adalah Trans Patriot, sebuah moda transportasi yang sempat dihentikan pada 2021, tetapi akhirnya kembali beroperasi pada Agustus 2022. Namun naasnya, 1 April 2024 bus trans patriot berhenti beroperasi, disaat bulan sebelumnya Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Samadi bersama Pj. Wali Kota Bekasi meresmikan BISKITA Trans Bekasi Patriot (Radarbekasi.id, 03042024).
Tak sedikit pihak menyayangkan kebijakan PT Mitra Patriot (Perseroda) dalam menghentikan operasional bus Transpatriot awal April lalu. Kepala divisi Transpatriot Bekasi, Sindula Gunawangsa menyampaikan bahwa pihaknya tidak lagi bisa memenuhi biaya operasional. Selama 5 tahun beroperasi, operasional trans patriot memang disubsidi oleh Pemerintah Kota (Pemkot). Subsidi tersebut belum diterima oleh PT Mitra Patriot, sebagai pengelola terhitung sejak periode 15 Desember hingga akhir Maret kemarin. Pendapatan tiket 3 bulan terakhir tidak bisa membiayai seluruh kebutuhan operasional Transpatriot (Radarbekasi.id, 03042024).
Padahal, salah satu tugas pemerintah dalam menyediakan layanan transportasi bagi masyarakatnya adalah dengan pemberian subsidi. Hal ini sudah seharusnya ditanggung oleh pemerintah, bukan hanya di Kota Bekasi, melainkan di banyak daerah pun pemerintahnya harus mensubsidi transportasi.
Masalah keamanan juga merupakan perhatian utama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar warga merasa tidak aman jika berada di dalam transportasi umum seperti angkot. Hal ini membuat sebagian orang enggan menggunakan angkot sebagai pilihan transportasi utama. Ditambah dengan tingkat kemacetan yang semakin tinggi di Bekasi. Hal ini terus menerus berulang, tanpa ada solusi pasti yang diberikan oleh para petinggi negeri ini, khususnya di kota Bekasi, kota Industri dengan tingginya tingkat mobilisasi.
Permasalahan transportasi ini bukan sekedar masalah teknik namun juga masalah sistemik. Paradigma yang salah bersumber dari paham kapitalis sekuler yang mengesampingkan aturan agama dalam kehidupan. Segala sesuatu dinilai dengan untung rugi, begitupun dengan transportasi dianggap sebagai sebuah industri yang dapat menghasilkan cuan, menghasilkan keuntungan, sehingga sudah sepatutnya dikomersialisasikan sebab orientasinya hanyalah materi. Cara pandang seperti inilah yang mengakibatkan kepemilikan fasilitas umum diserahkan dan dikuasai oleh perusahaan atas swasta yang secara otomatis memiliki fungsi bisnis bukan fungsi pelayanan. Bahkan negara bisa tunduk pada para capital transportasi.
Menurut kapitalis, pelaksanaan pelayanan publik negara hanya berfungsi sebagai legislator yang bertindak sebagai operator diserahkan kepada mekanisme pasar. Komersialisasi layanan transportasi ini mengakibatkan kekacauan moda transportasi di tingkat desa bahkan sampai tingkat kota besar, seperti Bekasi.
Islam Solusi Pasti Masalah Transportasi
Gagalnya sistem kapitalis sekuler yang menyediakan sarana transportasi aman nyaman dan murah membuat rakyat semakin sengsara. Ummat sudah sangat jenuh, mendengarkan janji-janji semu dan palsu. Saat ini rakyat membutuhkan sistem alternatif untuk membenahi seluruh permasalahan krusial yang terjadi di negeri ini, tak terkecuali masalah transportasi.
Sistem Islam yang telah diterapkan selama 1300 tahun lamanya, di mana syariat secara kaffah diterapkan dalam sebuah institusi negara menempatkan Khalifah atau kepala negara sebagai pengurus dan pelayan rakyat. Sistem Islam yang Paripurna dengan aturan yang berasal dari sang pencipta semesta alam, tidak hanya mengatur urusan manusia dengan Tuhannya namun juga mengatur seluruh jengkal kehidupan manusia.
Sistem transportasi harus memenuhi standar baik dalam mudahnya penggunaan transportasi itu sendiri, maupun dari sisi kenyamanan yang akan diperoleh umat. Khalifah harus memastikan bahwa transportasi masuk sampai ke pelosok negeri. Transportasi juga harus dirancang agar meminimalisir bahaya saat menggunakannya. Hal ini merupakan wujud negara menjalankan perannya sebagai penjaga jiwa rakyat. Karena salah satu fungsi diterapkan syariat adalah untuk menjaga jiwa.
Mekanisme sistem transportasi dalam daulah adalah dengan membangun jalan raya yang secara totalitas diproses dengan baik dan diperbaiki dengan kualitas terbaik mulai dari pemilihan bahan dan proses perbaikannya. Begitupun dengan moda transportasi yang disediakan oleh Khalifah, harus memenuhi standar keamanan yang baik untuk digunakan jangka panjang. Khilafah akan mengerahkan ahli sipil, perancang bangunan dan transportasi modern serta tenaga ahlinya untuk mewujudkan hal tersebut. Sungguh peran para ahli dan intelektual sangat dibutuhkan di sini. Khilafah juga akan menyediakan moda transportasi dengan teknologi terbaru dan dengan tingkat keselamatan tinggi serta berkualitas. Standar aman, nyaman dan terjangkau harus terpenuhi sehingga mempermudah masyarakat dalam bermuamalah. Pihak swasta juga boleh untuk menyediakan fasilitas ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Khalifah. Khilafa juga akan membangun industri strategis, industri transportasi, industri IT, dan industri yang saling mendukung yang mana menghindarkan rakyat dari hal-hal yang mengganggu dalam aktivitas muamalah mereka. Sementara dana transportasi atau infrastruktur akan diambil dari posko kepemilikan negara dan kepemilikan umum yang tersedia di Baitul Mal.
Sejarah Islam sesungguhnya banyak mencatat fakta betapa khilafah adalah pelayan rakyat terbaik sepanjang masa. Khilafausmaniyah juga melakukan kewajiban ini. Kemudahan alat transportasi untuk rakyat khusus bagi para penziarah ke Mekah, khilafah membangun jalur kereta Istanbul Madinah yang dikenal dengan nama "Hijaz" pada masa Sultan Abdul Hamid II. Khilafah Utsmani juga pernah menawarkan jasa transportasi kepada orang-orang secara gratis. Selama masa khilafah Umayyah dan Abbasiyah, sepanjang rute perjalanan dari Irak dan negeri-negeri syam ke Hijaz, dibangun banyak pondokan gratis yang dilengkapi dengan persediaan air, makanan dan tempat tinggal sehari-hari untuk mempermudah perjalanan bagi mereka.
Sungguh kemuliaan yang telah dicontohkan oleh daulah khilafah pada masanya telah menjadi pedoman bagi kita bahwa betapa indahnya Islam apabila diterapkan dalam kehidupan. Sudah saatnya Islam kembali menancapkan kemuliaan yang dibawanya dengan segala aturan yang dapat menjadi solusi dalam setiap permasalahan yang saat ini menghantui negeri ini. Termasuk masalah transportasi.
Wallahu alam bishhowab.
Posting Komentar