-->

Mampukah Kapitalisme Menjamin Kesehatan Mental Rakyat?


Oleh: Khusnul

Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Angka tersebut jauh melampaui provinsi-provinsi lain di Tanah Air. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, dengan angka suicide rate sebesar 1,58. Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP Prof Ngoerah, Anak Ayu Sri Wahyuni membeberkan penyebab tingkat bunuh diri di Bali paling tinggi di Indonesia.

Dua penyebabnya, kata dia, yaitu meliputi faktor biologis dan psikososial.

"Penyebab secara biologis karena memang ada kelainan mental pada seseorang seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar. Kemudian, psikososial seperti terbelit utang, terutama saat ini adalah pinjol (pinjaman online)," beber Sri saat ditemui di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, melansir detik, Kamis (27/6). (cnnindonesia.com, 2/7/2024) 

Polres Karimun menggelar rapat koordinasi bersama tokoh agama dan instansi terkait dalam rangka penanganan fenomena perilaku bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah tersebut, Jumat 5 Juli 2024. Pertemuan digelar di Kedai Kopi Servanda, Kelurahan Sungai Lakam Timur, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun.

Rapat turut diikuti oleh Kepala Kemenag Kabupaten Karimun Jamzuri M Noor, perwakilan MUI Karimun, Pengurus Gereja Indonesia (PGI) Karimun, Ketua FKUB Karimun Rasyid Nur, para Camat dan Ketua KUA se-kabupaten Karimun. 

Disebutkan Fadli, hal yang paling utama dalam pencegahan adalah melakukan penyuluhan ataupun sosialisasi. Bahkan jika tindakan tersebut masih kurang, Fadli mengajak peserta rapat untuk membentuk tim kecil.

“Masyarakat dapat berperan memberikan pesan dan ilmu agama yang dapat berpengaruh kepada keimanan, sehingga pencegahan bunuh diri dapat dilakukan dan meminimalisir,” ucap Fadli (ulasan.co, 05/07/2024).

Dari fakta yang kita temukan pada masalah diatas nampak bahwa maraknya kasus bunuh diri menunjukkan lemahnya mental masyarakat saat ini. Mereka tidak siap dalam menghadapai situasi dan kondisi yang ada. Secara fakta kehidupan memang sangat berat, apalagi sekarang kita sedang berada dalam sistem kapitalisme sekular yang materi dijadikan tolok ukur segala sesuatu. Sehingga beragam persoalan muncul dalam berbagai bidang, baik bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan yang lainnya. Semua menuntut untuk segera dipengaruhi, padahal penghasilan dan lapangan pekerjaan tidak seperti yang diharapkan. Sedangkan kebijakan yang ada tidak memihak kepada rakyat utamanya kalangan menengah ke bawah. Sehingga hal ini menjadi tekanan tersendiri bagi masyarakat. Bahkan yang sering dirasakan oleh masyarakat seolah-olah mengatakan untuk rakyat kecil dilarang sakit karena biaya berobat mahal, tidak mungkin menikmati pendidikan yang lebih berkualitas baik karena biayanya mahal, dan yang sejenisnya. Karena itulah menambah beban penderitaan rakyat dan makin menghimpit baik secara fisik maupun psikis. 

Fenomena ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa sistem pendidikan yang ada gagal dalam mencetak individu dan generasi menjadi orang yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa negara gagal dalam mengurus rakyat, mensejahterakan dan menjaga kesehatan mental rakyat. Karena ketika rakyat dihimpit kondisi yang ada mereka tidak mampu bangkit dan mencari solusi sendiri, hal ini harusnya negara yang berperan membantu dan mensolusi masalah yang dihadapi rakyat nya. Namun kenyataannya negara tidak tampil dan tidak mampu mensolusi masalah yang ada. Bahkan terkesan berjual beli dengan rakyat, siapa yang ingin mendapatkan layanan yang baik dan berkualitas dia yang mampu membayar. Inilah kondisi yang ada dalam sistem kapitalisme saat ini, benar-benar negara menjadi tidak berperan dalam proses mensejahterakan rakyatnya. Sehingga kondisi mentas masyarakat juga sangat terbebani.

Kelemahan mental dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah pandangan hidup berdasar sekulerisme kapitalisme. Pandangan ini memberikan kondisi yang sangat menghimpit dan menekan mental masyarakat. Sehingga seberapapun masyarakat berusaha untuk menjadi sejahtera ketika dia tidak memiliki materi atau kapital yang besar, maka dia tidak mampu untuk bangkit karena biaya yang kalah bersaing dengan yang memiliki kapital besar. Dan dalam sistem ini tidak ada perlindungan untuk badan usaha kecil atau pekerja kecil. Maka benarlah mental masyarakat menjadi tertekan dalam sistem ini. 

Hal ini sangat jauh berbeda dengan Islam, dimana islam menjadikan negara sebagai rain yang akan mengurus rakyat dan memberikan kehidupan terbaik melalui terwujudnya sistem kesehatan masyarakat yang terbaik. Negara benar-benar berfungsi menjadi rain atau penjaga masyarakat, sehingga rakyat akan di atur serta difasilitasi sedemikian rupa supaya bisa dan mampu mencukupi kebutuhan pokok mereka. Baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan yang lainnya. Selain itu sarana dan prasarana benar-benar di perbaiki dan diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat bukan para pengusaha atau penguasa. Jadi dalam Islam fokus utama negara adalah mensejahterakan rakyat bukan yang lainnya. Karena para pejabat negara yakin dia akan dimintai pertanggungjawaban langsung oleh Allah nanti terkait amanah yang dia pegang saat ini. Maka dengan adanya aparat pemerintah yang amanah, dan bertanggung jawab. Rakyat akan menjadi lebih sejahtera karena mereka merasakan pelayanan dari pemerintah secara totalitas, bahkan mereka yang tidak memiliki kemampuan dan keahlian akan dibekali dan di bantu hingga bisa mandiri dan mencukupi kebutuhan pokok sendiri. Sehingga kondisi ini menenangkan masyarakat dan menjauhkan dari tekanan mental dalam menghadapi kehidupan yang ada. Dan hal ini hanya bisa terjadi ketika negara menerapkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan negara. 

Penerapan syariat Islam kaffah oleh negara inilah yang akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman di masyarakat. Selain itu juga akan menjamin terpenuhinya seluruh jaminan kesejahteraan bagi setiap rakyat agar mereka memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat.