-->

Aspek Budaya Barat Meracuni Remaja Sampai Meregang Nyawa, Salah Siapa?

Oleh : Maulli Azzura

Hadits nabi menjadi salah satu sumber pokok dalam ajaran agama Islam dan Hadis nabi punya posisi sentral kedua setelah al-Qur`an. Selain dijadikan sumber hukum, juga sebagai bayan terhadap suatu ayat al-qur`an yang bersifat lebih global serta mutlaq. Hal tersebut menjadikan hadis nabi dalam memahaminya sangatlah diperlukan.

Rasulullah Saw adalah wujud nyata (hidup) dari sebuah wahyu Allah SWT. Dalam segala aktifitasnya atau perbuatannya merupakan representasi dari wahyu, sekalipun dalam diamnya Beliau.Olehkarenanya, kita sebagai umatnya wajib mengikuti Beliau.
 
Dalilnya adalah : 

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah"
 ( QS Al Hasyir :7 )

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk menjadikan figur Rasulullah Saw sebagai tauladan dalam beraktifitas. Dari Beliaulah setiap tindakan yang kita ambil akan menemui kebenaran dan tentunya akan selamat.Sudah semestinya kita menjadikan Beliau satu-satunya teladan.

Namun demikian ada hal yang mendasari umat saat ini mengapa mereka mulai meninggalkan keteladanan Rasulullah Saw. Era ideologi kapitalis yang diemban masyarakat saat ini sangatlah mempengaruhi perilaku mereka.Yang mana dari sebuah peradaban kafir tersebut melahirkan sebuah hadharah baik berupa benda maupun pemikiran. 

Kalangan remaja mulai mengikuti life style kebaratan yang sebenarnya salah satu konspirasi kafir untuk memperlemah aqidah umat islam. Padahal menurut penulis, yang demikian adalah unfaedah dan tentunya sangat dilarang mengikutinya. Misal saja seperti perayaan ulang tahun  yang marak dilakukan oleh kebanyakan remaja islam. Aktivitas  ini salah satu dari sekian banyak kelakuan  orang kafir yang tidak sadar kita mengikutinya. Padahal cukup jelas sangat dilarang oleh Rasulullah Saw.

Dari Amr ibn Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

 لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ

“Bukan termasuk golongan kami siapa yang menyerupai kaum selain kami. Janganlah kalian menyerupai Yahudi, juga Nashrani, karena sungguh mereka kaum Yahudi memberi salam dengan isyarat jari jemari, dan kaum Nasrani memberi salam dengan isyarat telapak tangannya” 
(HR Tirmidzi, hasan)

Dari Ibn Umar beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

‘Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”
 (HR Abu Dawud, hasan)

kata “tasyabbuh” berasal dari wazan “tafa’ul” dalam bahasa Arab, yang bermakna muthawa’ah (menurut), takalluf (memaksa), tadarruj (bertahap atau parsial) dalam melakukan suatu perbuatan. Kata kerja dengan wazan ini mengandung faidah : Yaitu perbuatan tasyabbuh dilakukan sedikit demi sedikit, awalnya seseorang merasa terpaksa dengan perbuatan ini hingga lama-lama ia menurut dan terbiasa mengerjakannya.

Oleh karena itu dianjurkan agar setiap muslim tidak bermudah-mudahan dalam melakukan perbuatan sekecil apapun menyerupai orang kafir, karena ia adalah pintu menuju ketundukan kepada mereka. Dan kaidah saddud dzara’i, menutup pintu keburukan ialah suatu kaidah yang telah baku dalam syariat.

FN (18), siswa sekolah menengah atas (SMA) di Klaten, Jawa Tengah meninggal tersetrum saat diceburkan ke kolam oleh teman-teman di hari ulang tahun pada Senin (8/7/2024). Korban diketahui sebagai ketua OSIS di sekolahnya. (kompas.com 9/7/2024)

Kasus kematian yang menimpa remaja di Klaten adalah satu dari sekian potret remaja islam akibat dari perilaku menyimpang dari syariat. Pemikiran yang telah terkontamisasi oleh budaya barat menjadikan mereka lalai dan berfikir pendek tanpa memperhatikan aspek bahaya. Dari situlah muncul akibat dari pemikiran dangkal yang berakibat fatal. 

Sungguh bahayanya ideologi kapitalis yang masuk dalam diri remaja islam saat ini. Lingkungan keluarga, sekolah, bahkan secada terstruktur telah membiasakan diri untuk berkiblat pada ideologi tersebut. Maka sudah seharusnya para remaja menyibukan diri dengan hal-hal yang bernilai ibadah. Mengkaji Islam secara luas serta mengimementasikan islam pada dirinya untuk  membentengi diri dari pengaruh buruk ideologi kapitalis. 

Memang hal ini tidaklah mudah diubah. Revolusi pemikiran dasar islam adalah jembatan untuk membangun kembali masyarakat yang islami. Membentuk generasi yang islami ,sehingga dapat mengubah pemikiran para remaja dan membersihkannya dari pengaruh tsaqofah asing yang sudah bercokol dalam dirinya. Dengan begitu lambat laun pemikiran asing tersebut akan musnah dan berganti pemikiran yang benar seperti yang dikehendaki Islam.

Wallahu A'lam Bishowab