-->

Kembang Kempis Pembangunan IKN

Oleh : Dinda Kusuma Wardani

IKN (Ibu Kota Nusantara), digagas oleh Presiden Joko Widodo pada periode kedua masa jabatannya. Banyak pihak menyebutnya "nekat", sebab IKN bukan hanya sekedar pindah rumah atau semacamnya. Melainkan memindahkan Ibu kota negara bersama seluruh infrastruktur dan aparat yang terkait. Super mega proyek yang akan sangat menguras anggaran dan waktu yang luar biasa besar. 

Selain itu, IKN dibangun ditengah banyaknya persoalan masyarakat yang lebih urgent, seperti kemiskinan, rendahnya taraf pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Parahnya lagi, utang Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, hingga mencapai titik yang membahayakan. IKN juga direncanakan akan dibangun dalam 5 tahap antara tahun 2022 hingga tahun 2045, padahal periode kepemimpinan Presiden Jokowi berakhir pada tahun 2024. Pembangunan IKN sungguh sebuah gagasan yang sangat tidak masuk akal.

Kendati menuai banyak penentangan dan kondisi negara yang tidak mendukung, proyek IKN tetap dijalankan sejak peletakan batu pertama pada 21 September 2023. Sebagaimana bisa diprediksi, proyek IKN mengalami banyak kendala. Pemerintah mengusahakan tetap berjalannya proyek ini dengan segala cara. Ibarat orang tua renta yang dipaksa berlari, proyek IKN kembang kempis antara hidup dan mati.

Salah satu kendala paling krusial adalah mundurnya para investor yang awalnya berjanji akan menanamkan investasi besar di IKN. Praktis, hilangnya sumber dana adalah kendala utama yang jika tidak tersolusi maka proyek ini terancam mangkrak. Untuk itu, pemerintah memberikan banyak penawaran menggiurkan untuk menarik para investor. Salah satunya pemberian HGU (Hak Guna Usaha) hingga 180 tahun dan HGB (Hak Guna Bangunan) hingga 160 tahun.

Terbaru, Jokowi mengajak sejumlah influencer atau pesohor pemengaruh jalan-jalan ke IKN. Pasalnya, hal ini bertujuan sebagai transparansi. Agar masyarakat bisa melihat bagaimana rupa IKN. Diketahui sejumlah influencer yang mayoritas selebritas itu antara lain; Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Irwansyah dan Zaskia Sungkar, Ferry Maryadi, Omesh dan Dian Ayu, Gading Marten dan Poppy Sovia, Sintya Marisca, Willie Salim, Meicy Villa, hingga Dian Ayu Lestari.

Aksi presiden Jokowi ini ternyata menuai banyak kritikan. Sejumlah pengamat politik menilai, kehadiran influencer di IKN pada akhir pekan kemarin tidak begitu diperlukan. Semestinya, kata pengamat politik Adi Prayitno, yang harus menjadi prioritas Jokowi adalah bagaimana caranya investor datang ke IKN. “Apa signifikannya artis itu jadi public relations IKN jika tak mampu datangkan investor,” kata Adi Prayitno saat dihubungi oleh Tempo (tempo.co, 05/08/2024).

Jelas, rezim saat ini yang periode kepemimpinannya hanya tinggal beberapa bulan lagi, ingin membangun citra positif tentang proyek IKN. Tak ingin dikatakan utopis, Jokowi berusaha menunjukkan bukti pencapaian IKN. Padahal kekurangan masih di sana-sini dan pembangunan tahap satu yang direncanakan selesai tahun 2024 masih sangat jauh dari target. Investor dan sumber pembiayaan untuk melanjutkan IKN pun masih tidak jelas. Bukan tanpa alasan banyak pihak memprediksi mega proyek ambisius ini akan mandeg dikemudian hari. Rencana pembangunan yang tidak efektif dan efisien pada akhirnya akan merugikan dan menyengsarakan rakyat.

Sayangnya, rakyat tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menerima semua kebijakan pemerintah yang sering kali ngawur. Sistem kapitalisme membuat rakyat sibuk berjibaku bertahan hidup, tidak sempat memikirkan urusan politik. Sehingga lagi-lagi urusan politik demokrasi pun dikuasai oleh para kapital dan oligarki. Padahal kelak rakyat kecil lah yang paling menderita.

Proyek IKN dengan dana yang fantastis ini sebenarnya bentuk pengabaian terhadap rakyat. Saat ini, pemerintah seharusnya fokus pada urusan-urusan yang lebih penting, seperti pemulihan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pencegahan resesi. Tidak ada argumen kuat dan mendesak untuk memindahkan ibu kota negara. Namun inilah keniscayaan dalam sistem demokrasi kapitalis. Sistem ini tidak akan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Harusnya sistem yang menyengsarakan ini segera kita akhiri, beralih kepada sistem yang lebih baik dan sempurna yaitu Islam. 

Wallahu a'lam bishsawab.