-->

Lawatan Aktivis NU ke Israel, Melukai Perasaan Kaum Muslim

Oleh : Hana Sheila, Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Foto yang beredar di media sosial X dan instagram terkait lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) diketahui melakukan lawatan ke Israel dan bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog pekan lalu langsung mengundang banyak komentar dan melukai perasaan kaum Muslim. Sebagaimana yang dilakukan salah satu tokoh muda tersebut yakni Zainul Maarif. Ia sempat membagikan foto kunjungan tersebut melalui akun instagramnya @zenmaarif. 

Dalam keterangan fotonya, ia menuliskan, "Berbincang langsung dengan Presiden Israel." Ia juga menjelaskan maksud kedatangannya ke Israel. "Saya bukan demonstran, melainkan filsuf-agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan," jelasnya. "Terkait konflik antara Hamas-Israel, dan relasi Indonesia-lsrael, saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel, Isaac Herzog di istana Sang Presiden. Semoga hasil terbaik yang dianugerahkan untuk kita," sambungnya Zainul.

Netizen pun melemparkan tanggapan beragam atas foto yang memuat sosok tokoh NU dengan Presiden Israel yang saat ini sedang menjadi sorotan dunia atas kekejaman terhadap Palestina. Ditambah foto dan cuitan itu menjadi viral pada Ahad (14/07) dan menuai kecaman di media sosial termasuk dari beberapa tokoh NU sendiri. Netizen mengecam isu ini karena sangat sensitif mulai dari empati terhadap betapa beratnya penderitaan orang-orang Palestina dan kemarahan terhadap pemerintah Israel. Ibaratnya, sedang tinggi tingkat permusuhan, malah pamer saat bertemu dengan musuh. Hal ini menyinggung perasaan yang pro-Palestina, dan NU juga memosisikan diri sebagai gerakan yang pro-Palestina.

Selain menyinggung perasaan yang pro Palestina. Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai kunjungan tersebut sebagai hal yang memalukan. Pasalnya, hingga saat ini genosida yang dilakukan penjajah Yahudi terhadap umat Islam di Palestina masih terus berlangsung dan sudah menewaskan lebih dari 40.000 syuhada, lalu hampir bersamaan dengan munculnya pemberitaan kunjungan ini lewat upload yang dilakukan oleh salah seorang dari mereka, dan lima orang itu tersenyum berfoto bersama pemimpin entitas Yahudi. “Sungguh memalukan!” cetusnya.

Dan, menurut Direktur siyasah institute Iwan Januar, kunjungan lima tokoh muda NU dinilai menguntungkan kepentingan politik Zionis Yahudi. Pasalnya, mereka ada di naungan satu organisasi Islam besar di Indonesia, bahkan dipandang oleh dunia, maka posisi itulah yang dinilai secara politis oleh Zonis Yahudi untuk keuntungan politik mereka. Menurutnya, ketika kelima orang ini melakukannya secara sadar, berarti mereka menjadi bagian dari kepentingan zionis. 

Terlebih lagi, menurutnya, ini bisa menjadi credit point bagi entitas Yahudi untuk mendapatkan pencitraan dan menaikkan pamor mereka di dunia, khususnya di Indonesia, dan di mata umat Islam. Padahal, Zionis sedang melakukan operasi genosida yang luar biasa. Kemudian, ia mengkhawatirkan kunjungan ini juga akan menjadi legitimasi bagi anggota ormasnya ataupun tokoh-tokoh lain melakukan hal yang sama. 

Hal-hal seperti ini harusnya tidak terjadi, mengingat kita adalah bagian dari Muslim yang mendukung rakyat Palestina. Seharusnya juga, yang mereka serukan bukan perdamaian, tetapi menyeru kepada tentara kaum Muslim untuk bergerak melakukan tindakan militer yang nyata terhadap Yahudi karena ini bisa secara nyata menghentikan kebiadaban Yahudi.

Yang harus diserukan itu adalah jihad fi sabilillah karena inilah yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada kita ketika ada satu negeri Islam yang diserang. Inilah yang harus dilakukan tentara-tentara kaum Muslim. Inilah yang harus diserukan siapa pun dari umat Islam seperti yang ada dalam QS Al-Baqarah ayat 190. Firman Allah SWT, 
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Selain kekuatan militer, kita juga menekankan agar opini terkait saudara kita yang sedang mengalami genosida jangan berhenti dan tidak boleh kendor, termasuk juga membongkar konspirasi para pemimpin Arab yang hanya bermain retorika. Selanjutnya, yang masih dilakukan, seperti memboikot dan unjuk rasa agar tetap dilaksanakan. Keadaan ini sebenarnya menampakkan bahwa umat membutuhkan payung yang bisa melindungi siapa pun, termasuk di Gaza. 

Pasalnya, umat ini tidak bisa lagi mengandalkan negara-negara nasionalis yang terbukti gagal. OKI dan PBB sudah gagal. Liga Arab juga tidak ada suaranya. Ini artinya, kita membutuhkan institusi yang memang betul-betul bisa melindungi umat secara fakta dan secara syariat. Itulah yang dijelaskan oleh para ulama sebagai Khilafah Islam. Dengan di bawah kepemimpinan Khilafah Islam, maka tentara-tentara kaum Muslim di berbagai wilayah akan dikerahkan untuk menumpas segala genosida yang dilakukan Yahudi Zionis yang semakin merajalela.