Legalisasi Alat Kontrasepsi Merusak Generasi
Oleh : Sri Azzah Labibah.
Telah resmi Presiden Jokowi melalui PP no 28/ 2024 tentang kesehatan menyediakan alat kontrasepsi bagi anak usia sekolah dan remaja. Kebijakan ini sungguh jauh dari budaya Islam, tapi mengekor dari kebijakan barat yang sekuler kapitalis misalnya Amerika dan negeri barat sekuler lainnya. Sungguh kebijakan ini tidak cocok diterapkan di negeri muslim terbesar di dunia yakni Indonesia. Bahkan tak ada satu agama pun di dunia yang menghendaki perzinaan.
Adanya Kebijakan ini jelas akan menimbulkan banyak masalah. Karena akan banyak pelaku perzinaan secara terang-terangan dengan alasan sudah aman karena menggunakan alat kontrasepsi. Padahal alat kontrasepsi itu juga bukan solusi seks secara aman. Akan ada bahaya besar yang akan mengintai generasi yakni penyakit kelamin semacam HIV, Aids dan lain sebagainya. Begitu juga Allah akan murka jika hambaNya melakukan dosa besar zina.
Pemberian alat kontrasepsi di kalangan remaja ini adalah pintu tol untuk pergaulan bebas. Jika selama ini mereka mungkin masih rikuh dan malu-malu untuk membeli alat kontrasepsi maka ke depan mungkin akan banyak remaja yang menggunakan kontrasepsi dengan tidak ada rasa bersalah karena sudah difasilitasi oleh negara. Jadi negaralah yang memfasilitasi kerusakan generasi hari ini.
Sungguh yang dilakukan negara saat ini memang sangat melenceng jauh dari syariat Islam. Padahal negeri kita mayoritas muslim. Meski mayoritas rakyatnya muslim namun kebijakan yang diambil oleh negara justru bukan dari akidah Islam namun dari akidah kapitalisme sekuler. Negara sudah benar-benar memposisikan diri sebagai pelayan akidah kapitalis yang menjunjung tinggi materi. Di dalam akidah kapitalis tak ada nilai halal dan haram. Di sana tak memiliki standar kehidupan yang jelas. Jika itu dibutuhkan maka diambil dan dipuaskan tanpa memandang ketentuan itu benar atau salah dari sang Maha Pencipta. Itulah akidah kapitalis sekuler hari ini. Dari akidah sekuler ini menghasilkan manusia yang serba bebas tanpa perlu terikat dengan perintah agama. Dari akidah ini muncul pluralisme, sinkretisme, liberalisme dan individualisme. Lengkap sudah gambaran kelam generasi ke depan.
Zina adalah dosa besar yang akan mengundang azab Allah sebagaimana dalam hadis nabi, "Apabila perbuatan zina dan riba sudah terang-terangan di suatu negeri, maka masyarakat negeri itu telah rela terhadap datangnya adzab Allah untuk diri mereka, ” (HR. Hakim)
Perbuatan zina akan merusak nasab, merusak moral, merusak keluarga dan mendatangkan penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya yang tidak akan ada obatnya. Zina adalah perbuatan keji yang dilaknat oleh Allah sebagaimana di dalam Al Qur an. Allah SWT berfirman dalam surat al Isra' ayat 32:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
Di dalam Al Qur an mendekati zina saja tidak boleh apalagi melakukan jelas perbuatan yang terlarang.
Namun di tengah-tengah sistem kapitalis hari ini justru kemaksiatan difasilitasi. Tontonan di media sosial hampir semua mengandung birahi. Film percintaan, pornografi, hotel-hotel, podcast mesum sudah tak terhitung jumlahnya. Anak-anak yang menjadi pelaku video porno bahkan menjual temannya sendiri sudah menjadi berita sehari-hari. Lalu apa yang dibanggakan dalam sistem kapitalis hari ini???
Selamatkan generasi dengan Islam
Para sahabat nabi, Mereka sangat produktif hidupnya. Mampu mengangkat derajat bangsanya bahkan mampu menyatukan seluruh jazirah Arab di tangan Islam. Mereka menjadi generasi terbaik sepanjang sejarah. Para pemuda menjadi prajurit terbaik ketika diseru untuk berjihad di jalan Allah. Mereka menjadi penemu alat alat teknologi yang canggih, mereka adalah para penghafal Qur an, hadist, menjadi dokter, menjadi penulis dan pejuang pejuang islam lainnya.
Kaum muslimin mampu membuka wilayah lainnya dan menyatukan mereka di bawah panji Laa illah illallah. Sungguh mulia generasi muslim di masa para sahabat dan tabiut tabiin.
Sesungguhnya generasi emas ini didapatkan dari peran negara sebagi pemelihara urusan umat. Sang pemimpin itu diibaratkan penggembala di dalam Islam. Jika ada penggembala domba misalnya. Maka penggembala tak akan membiarkan dombanya jatuh terperosok ke dalam lubang. Sang penggembala domba mestinya mencarikan jalan yang benar untuk dombanya.
Begitu pula pemimpin itu tak akan menjerumuskan rakyatnya ke dalam jurang kehancuran. Zina itu jelas haram. Maka tak mungkin dilegalkan dengan penyediaan alat kontrasepsi. Negara harus membentengi generasi muda dari tayangan pornografi, pornoaksi dan tayangan yang tidak bermanfaat lainnya kemudian mengganti dengan tayang yang bermanfaat. Tidak boleh ada tayangan yang mengundang syahwat di dalam tayangan media sosial. Masyarakat dicerdaskan dengan tayangan yang bermutu dan mengangkat derajat bangsa. Media sosial menanyangkan berita dalam negeri dan luar negeri yang mencerdaskan umat. Sesungguhnya peran besar ini hanya mampu dijalankan jika negara hanya mengambil akidah Islam dalam meriayah warganya. Akidah Islam inilah yang akan mewarnai setiap kebijakan yang diambilnya. Selama negara tidak menjadikan akidah Islam sebagai pijakannya maka tak mungkin dihasilkan generasi emas namun yang ada adalah generasi emas.
Wallahu alam
Posting Komentar