-->

Merdeka Tapi Terjajah

Oleh : Ummu Neysa

Peringatan HUT RI ke 79 dengan slogan “Nusantara Baru, Indonesia Maju” menghabiskan biaya Rp 87 Miliar, di saat pengangguran meningkat, honor guru kecil, petani mengeluh hasil panen dijual dengan harga murah, kenaikan harga BBM, gas elpiji dan iuran BPJS mencekik. Apakah seperti ini dinamakan merdeka?

Rakyat kecil mengadakan lomba panjat pinang, lomba baris berbaris, pawai karnaval, dan lomba-lomba lainnya yang sifatnya ‘menghibur’ minim pendidikan bahkan terkadang terkesan vulgar dalam rangka berpartisipasi merayakan HUT RI. Apakah seperti ini dinamakan merdeka?

Mirisnya, pemimpin negeri ini telah menyiapkan beberapa kejutan di tahun 2025 mendatang. Dikutip CNBC ada 4 rencana yang akan dilakukan pemerintah terkait harga kebutuhan mendasar rakyat. Yakni rencana menaikkan harga dibidang energi (LPG Gas 3 kg), BBM, iuran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan diberlakukan per 1 Januari 2025 dan tarif BPJS.

Dampak semua kenaikan ini tentu akan berefek domino pada semua kebutuhan masyarakat karena kenaikan BBM akan berimbas pada kenaikan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Padahal masyarakat hari ini memiliki kehidupan yang sangat sulit. Pabrik banyak tutup baik daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Sulawesi. Hampir di semua kota di Indonesia mengalami kemiskinan yang sangat ekstrim.  

Harus diakui, hal ini disebabkan cengkraman kolonialisme dan neoliberalisme yang belum lepas dari dahulu hingga hari ini meskipun katanya sudah merdeka 79 tahun. Penjajahan yang dilakukan selama Indonesia Merdeka bukanlah dengan kekuatan militer melainkan melalui dominasi ekonomi investor negara panjajah, politik budaya maupun idelogi. 

Sistem hari ini menjalankan sistem kebebasan dengan menjalankan regulasi dunia internasional baik dalam pembangunan, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Pengelolaannya dominan diberikan kepada pihak swasta dan bukan diurus oleh negara.  

Dugaan kuat, kenaikan pajak bukan hanya PPN tapi akan diikuti kenaikan jenis pajak lainnya. Karena negeri ini meletakan pemungutan pajak sebagai sumber pemasukan APBN yang pertama dan utama. 

Semua Sumber Daya Alam (SDA) dikuasai asing seperti Freeport, Exxonmobil Shell, Chevron dan lain lain. Perkebunan, hutan semua rusak karena dikelola dengan serampangan oleh pihak kapital swasta. Hak hidup maasyarakat setempat dialihfungsikan menjadi komersial dan diprivatsisasi. Rakyat terasing dan terjajah di negeri sendiri. Yang kaya makin berkuasa, yang miskin semakin sengsara. 

Ditambah lagi dugaan keikutsertaan asing dalam pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemimpin negeri ini. Sehingga kebijakan pemimpin sering kali tidak berpihak pada rakyat malah kesannya merusak seperti PP terkait reproduksi remaja yang menyediakan alat kontrasepsi untuk remaja.

Solusi Islam 

Negara ini merdeka atas rahmat dari Allah. Negara ini harus mensyukuri nikmat kemerdekaan dari Allah. Dengan jalan negara harus kembali pada Allah. Maksudnya negara harus menerapkan syari’at Islam kaffah. Karena dengan syari’at Islam lah kemashlahatan dunia akhirat akan tercapai. 

Dalam syari’at Islam, semua kepemilikan umum termasuk SDA akan dikelola oleh negara dan hasil pengelolaannya dikembalikan ke rakyat. Pajak bukan sumber pertama dan utama negara, sehingga pemungutan pajak yang menzalimi dan memberatkan rakyat tak akan terjadi. Pendidikan dan kesehatan dijamin oleh negara baik terkait biaya, sarana maupun prasarananya. Petani, peternak atau pelaku usaha lainnya yang membutuhkan modal akan diberikan oleh negara secara cuma-cuma tanpa kompensasi balik. Dan masih banyak lagi syari’at Islam lainnya yang mengatur kehidupan yang menjamin kepentingan rakyat.  

Sudah saatnya negara ini melepaskan ideologi kapitalisme dan neoliberalisme. Sudah saatnya negara ini kembali pada Ideologi Islam dalam penataan negara. Syari’at Islam akan membawa negara ini lebih bermartabat dan mendapat ridha Allah. 

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ۝٩٦

Artinya : Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan (QS. Al A'raf ayat 96).

Wallahu a’lam bish-shawabi.