-->

Problem Pendidikan Kapitalisme, Masih Banyak Anak Putus Sekolah

Oleh : Ummu Fatimah, S. Pd

Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang menyebutkan sebanyak 5.848 anak di Kabupaten Lumajang memilih tidak melanjutkan pendidikan.

Jumlah tersebut terdiri dari sebanyak 1.703 siswa sekolah dasar atau SD tidak melanjutkan ke sekolah menengah pertama alias SMP.

Sementara siswa SMP yang tak melajutkan pendidikan ke sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 4.145 siswa (tribunjatim.com, 18/8/2024). 

Faktor yang menyebabkan anak-anak usia sekolah di Lumajang enggan untuk bersekolah diantaranya faktor ekonomi dan pergaulan. Faktor ekonomi yang dimaksud bukan karena orang tua tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan anaknya. Banyak orang tua yang sebenarnya mampu tapi sang anak lebih memilih bekerja dibanding bersekolah. Kebanyakan mereka memilih bekerja di tambang pasir sebagai kuli angkut pasir dan bisa menghasilkan uang tunai hingga 200.000 per hari.

Kasus putus sekolah sepertinya tidak hanya ada di Lumajang. Di wilayah-wilayah lain bisa jadi masih banyak anak putus sekolah atau anak tidak sekolah. Apa yang sebenarnya terjadi? Sudah 79 tahun merdeka dan banyak terjadi kemajuan kok masih banyak anak putus sekolah dan tidak mau sekolah.

Penghambat Pendidikan

Rupanya masyarakat kita telah terwarnai dengan paham materialistik. Dimana mereka mengukur kebahagiaan dan kesuksesan dilihat dari kekayaan atau banyaknya uang. Menjadikan kebanyakan anak-anak masih usia sekolah lebih memilih untuk bekerja mencari uang sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kewajiban dan keutamaan menempuh pendidikan. 

Belum lagi ditambah dengan adanya komersialisasi pendidikan yang mengakibatkan pendidikan berbiaya mahal. Sehingga banyak orang tua yang berpikir pragmatis memilih lebih baik bekerja mendapatkan uang daripada sekolah malah menghabiskan uang. Ini menjadi pemikiran umum yang menancap kuat. Jika terus terjadi tentulah negeri ini akan diisi oleh generasi bermental pekerja bukan generasi berilmu.

Sistem kapitalisme telah membentuk masyarakat yang materialistik. Sistem kapitalisme juga menjadi sponsor komersialisasi layanan publik termasuk pendidikan. Menjadikan orang berfikir tak perlu berpendidikan tinggi, banyak sarjana yang nganggur, banyak sarjana susah cari kerja, sudah sekolah menghabiskan banyak biaya ujungnya tidak jadi apa-apa, tidak apa-apa tidak bersekolah yang penting uangnya berlimpah. Wah sudah parah.

Pendidikan Dalam Islam

Pendidikan menjadi penentu kemajuan suatu bangsa. Pendidikan akan menghapus semua bentuk kekufuran dan kebodohan. Membentuk insan shalih yang berilmu dan faqihfiddin. Orang yang berilmu akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. 

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (TQS. Al-Mujadilah ayat 11) 

Islam tidak hanya menganjurkan setiap manusia memiliki ilmu. Islam memerintahkan kepada negara untuk terlibat langsung dalam menyiapkan orang-orang yang berilmu. Perintah ini dipahami dari hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas bahwa tatkala Rasulullah SAW menjadi kepala negara Islam di Madinah beliau mengeluarkan kebijakan bagi para tawanan perang Badar yang bisa baca tulis akan dibebaskan jika mau mengajari umat Islam dan anak-anak tentang baca tulis. Pengajaran itu sebagai bentuk tebusan mereka. 

Negara wajib menyelenggarakan pendidikan bagi seluruh warga negaranya tanpa dipungut biaya. Memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk seluruh warganya melanjutkan pendidikan tinggi juga tanpa biaya. Sehingga dalam sistem Islam generasi akan mendapatkan pendidikan secara gratis dari negara. 

Negara wajib menyediakan semua sarana prasarana pendidikan mulai dari gedung sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, Aula, klinik, dan fasilitas lainnya. Negara juga wajib menyediakan para tenaga atau pendidik untuk mengajarkan kepada siswa didiknya bahkan memberikan penghargaan sangat luar biasa kepada para guru dengan gaji yang cukup besar. Sebagaimana Khalifah Umar ra. mengaji guru pada masanya 15 dinar (1 dinar : 4,25gram emas). Para guru akan bersemangat untuk mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya tanpa perlu mencari kerja sampingan. Murid-murid pun juga belajar tanpa beban dengan pengajaran yang bagus dan membekas. Sistem pendidikan Islam akan mencetak generasi yang berkepribadian Islam sekaligus mampu mengatasi problem solving atas semua masalah yang dihadapi. Memahami permasalahan-permasalahan sosial dan menyelesaikannya dengan ilmu yang dimiliki. Dengan sistem pendidikan Islam dipastikan juga tidak akan ada satupun anak-anak yang putus sekolah. Syariat Islam membawa kemakmuran dan keberkahan.