Aborsi, Dampak Buruk Sekulerisme dan Kapitalisme dalam Kehidupan Modern
Oleh : henise
Maraknya aborsi di berbagai belahan dunia merupakan cerminan dari masalah yang ditimbulkan oleh sistem sekulerisme dan kapitalisme. Kedua ideologi ini berkontribusi pada terciptanya budaya yang mengutamakan kebebasan individu dan materi di atas nilai-nilai moral serta spiritual, sehingga merusak tatanan sosial, termasuk dalam hal perilaku seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan.
Sekulerisme dan Kebebasan Berperilaku
Sekulerisme memisahkan agama dari urusan publik dan mengurangi peran agama dalam menentukan nilai-nilai sosial. Ini berdampak pada pengambilan keputusan moral yang semakin jauh dari landasan agama. Di bawah sekulerisme, kebebasan pribadi sering kali menjadi prioritas, sehingga masalah seperti aborsi lebih dipandang sebagai hak individu ketimbang masalah moral. Negara-negara yang menerapkan sistem ini lebih menitikberatkan pada kebijakan yang bersifat liberal, termasuk kebijakan yang memberikan akses mudah terhadap alat kontrasepsi tanpa memperhitungkan konsekuensi jangka panjangnya.
Akibatnya, seks bebas dan kehamilan di luar nikah menjadi fenomena umum, dengan aborsi dipandang sebagai solusi pragmatis bagi kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak negara bahkan melegalkan aborsi sebagai bagian dari hak reproduksi perempuan, tanpa mempertimbangkan dampak moral dan spiritual yang lebih dalam. Ini memperlihatkan betapa jauhnya sistem sekuler dari nilai-nilai yang melindungi kehidupan manusia sejak dalam kandungan.
Kapitalisme dan Pragmatisme Materialistik
Sistem kapitalisme, yang berfokus pada kebebasan pasar dan kepemilikan modal, memperparah kondisi ini dengan mendorong masyarakat ke arah materialisme dan pragmatisme. Nilai moral kerap kali tersisih oleh keinginan untuk mencapai kesejahteraan ekonomi. Aborsi, dalam konteks ini, menjadi solusi praktis bagi mereka yang menganggap kehamilan sebagai beban ekonomi yang mengganggu produktivitas dan kesejahteraan pribadi.
Kapitalisme juga menciptakan tekanan ekonomi yang besar bagi banyak keluarga, sehingga anak sering dipandang sebagai beban finansial daripada berkah. Ketidakmampuan mengatasi tekanan ini sering kali membuat banyak perempuan memilih aborsi sebagai cara keluar dari masalah yang mereka hadapi. Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara maju yang menerapkan kapitalisme secara intensif.
Solusi dalam Sistem Islam
Berbeda dengan sekulerisme dan kapitalisme, Islam memandang kehidupan sebagai amanah yang harus dijaga sejak dini, termasuk dalam hal kehamilan dan anak-anak. Dalam sistem Islam, tindakan aborsi sangat dilarang kecuali dalam kondisi darurat medis yang membahayakan nyawa ibu. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan moral dan agama sejak usia dini, sehingga masyarakat dapat memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari perilaku seksual.
Negara yang menerapkan sistem Islam akan memastikan kesejahteraan rakyatnya secara holistik, sehingga tidak ada alasan bagi individu untuk merasa terbebani secara ekonomi hingga memilih aborsi. Selain itu, negara bertanggung jawab dalam memastikan adanya kontrol sosial yang kuat melalui nilai-nilai agama yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Sekulerisme dan kapitalisme telah berperan besar dalam maraknya aborsi di dunia modern. Keduanya mendorong kebebasan individu tanpa kendali moral, yang pada akhirnya merusak tatanan sosial dan nilai kehidupan. Solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan sistem yang tidak hanya mementingkan materi, tetapi juga memprioritaskan nilai-nilai spiritual dan moral, yaitu sistem Islam.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Posting Komentar