-->

Islam sebagai Solusi bagi Kriminalitas Pemuda

Oleh : Riani Kusmala Dewi

Maraknya kriminalitas di kalangan pemuda, termasuk kasus tawuran yang sering kali menelan korban jiwa, adalah fenomena yang semakin mengkhawatirkan. Segudang laporan dari berbagai daerah menunjukkan bahwa kekerasan, geng motor, dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pemuda terus berulang dan bahkan semakin brutal. Bahkan, insiden tawuran dan bentrokan antargeng kerap kali menjadi berita sehari-hari yang semakin mengerikan.

Kasus terbaru adalah penemuan tujuh mayat di Kali Baru, Kota Bekasi. Berdasarkan informasi dari www.tribunnews.Com 24/09/2024
 Tujuh pemuda ditemukan tewas pada hari Minggu, 22 September 2024. Penemuan mayat tersebut diduga merupakan bagian dari kelompok pemuda yang akan melakukan tawuran. Saat patroli polisi datang, mereka panik dan menyeburkan diri ke sungai. Saksi mata menyatakan bahwa para pemuda tersebut sedang minum minuman keras di dekat lokasi, dan ditemukan senjata tajam, yang seharusnya tidak dibawa ke tempat umum.

Mengapa tindakan kriminal seperti ini terus terjadi? Di usia yang penuh potensi, di saat para pemuda seharusnya menyalurkan semangat mereka untuk hal-hal baik, mereka justru terjerumus ke dalam kehancuran.

Ada beberapa faktor utama yang menjadi pemicu fenomena ini. Pertama, lemahnya keimanan, kontrol diri, dan krisis identitas di kalangan pemuda. Banyak dari mereka, di usia yang masih labil, mencari jati diri di tempat yang salah. Alih-alih memperdalam ilmu agama dan nilai-nilai moral, mereka justru memilih bergaul dengan geng atau kelompok yang membawa pengaruh buruk.

Kedua, disfungsi keluarga juga menjadi salah satu penyebab utama kriminalitas di kalangan pemuda. Kurangnya perhatian orang tua, kesibukan, serta lingkungan keluarga yang tidak harmonis sering membuat pemuda mencari pelarian di luar rumah. Dalam sistem kapitalis-liberal saat ini, beban ekonomi sering kali membuat keluarga kehilangan fungsinya. Ibu, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kenyamanan bagi anak-anaknya, justru terpaksa ikut mencari nafkah. Kondisi ini tidak hanya melemahkan peran ibu, tetapi juga mempengaruhi kondisi psikisnya.

Lingkungan yang rusak juga turut menyuburkan kriminalitas di kalangan pemuda. Pengaruh negatif dari media, khususnya media sosial, yang kerap menayangkan kekerasan, kegagalan sistem pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moral, serta lemahnya penegakan hukum, semuanya memperparah situasi. Banyak pemuda merasa bahwa hukum yang ada saat ini tidak memiliki efek jera, sehingga mereka merasa tidak ada konsekuensi yang berat atas perbuatan mereka.

Sumber masalah utama kriminalitas ini terletak pada dominasi sistem kapitalis-liberal. Sistem sekuler kapitalis yang berlaku saat ini telah gagal memanusiakan manusia. Sistem ini mendorong para pemuda untuk mengejar materi, merusak cara berpikir mereka, dan membuat negara lalai dalam tanggung jawabnya untuk membentuk generasi yang berakhlak baik. Nyawa manusia seakan tidak memiliki nilai dalam sistem ini, terutama nyawa pemuda yang terus hilang akibat aksi kriminalitas yang terus berulang.

Sebagai pedoman hidup yang menyeluruh, Islam menawarkan solusi konkret yang dapat mencegah dan menanggulangi fenomena kriminalitas di kalangan pemuda. Dalam sistem Islam, pendidikan adalah pilar penting untuk membentuk individu yang berkepribadian mulia. Kurikulum pendidikan Islam berbasis pada nilai-nilai akidah Islam, yang mengajarkan setiap individu untuk memahami tanggung jawabnya sebagai seorang muslim dan sebagai makhluk sosial yang bertakwa kepada Allah SWT. Pendidikan ini tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di dalam keluarga, yang merupakan garda terdepan dalam membentuk karakter.

Islam juga sangat memperhatikan pentingnya lingkungan yang kondusif, baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun negara. Dalam keluarga, Islam mengarahkan orang tua untuk membangun lingkungan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan fokus pada pendidikan akidah. Negara juga berperan dalam memastikan bahwa setiap keluarga mendapatkan dukungan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan yang memadai, sehingga dapat membangun generasi yang kuat secara moral dan spiritual.

Selain itu, negara dalam sistem Islam menegakkan hukum yang tegas dan adil. Hukum tidak hanya untuk menghukum pelaku kriminal, tetapi juga mencegah kejahatan dengan memberikan efek jera. Sistem syariah yang diterapkan memberikan rasa aman bagi masyarakat dan mencegah tindakan-tindakan yang merugikan.

Dengan dukungan penuh dari sistem Islam, generasi pemuda yang unggul dan hebat akan lahir. Mereka akan menggunakan potensi mereka untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji Islam, dan berperan aktif dalam dakwah serta perjuangan untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Sejarah Islam telah mencatat banyak contoh pemuda yang berhasil membawa perubahan besar, seperti Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel, sebuah pencapaian besar yang diakui dunia.

Oleh karena itu, hanya Islam yang mampu membawa perubahan mendalam dan menyeluruh. Dengan menerapkan sistem Islam berbasis syariah, fenomena kriminalitas di kalangan pemuda dapat diatasi secara serius. Negara, keluarga, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang sehat, produktif, dan bermartabat, sehingga para pemuda dapat tumbuh menjadi generasi yang berperadaban mulia dan terhindar dari jerat kriminalitas yang semakin mengerikan.