-->

Naluri Ibu Kian Tergerus, Hanya Islam yang Mampu Menjaga Generasi Penerus

Oleh : Ummu Utsman

Dikutip dari situs kumparan (1/9), nasib pilu dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E.

Sungguh mengerikan. Kasus ini tentu membuat kita terperangah. Seorang ibu yang harusnya memiliki jiwa pelindung terhadap anak-anaknya, memiliki sifat kasih sayang dan lemah lembut, tega merusak masa depan anak-anak generasi penerus. Sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, sukses menghilangkan fitrah keibuan. Keimanan yang memudar dalam diri serta ketakwaan yang tidak bersemayam pada tingkah laku adalah faktor terbesar penyebab sang ibu kehilangan kewarasan hingga tega mengabaikan kebaikan anaknya.

Kerusakan dalam kehidupan terjadi karena umat meninggalkan hukum Islam sebagai pedoman dan solusi kehidupan. Nilai Islam di tengah keluarga makin terkikis dan luntur. Di sisi lain, arus globalisasi yang sarat kapitalis dan liberalis terus menekan umat, hingga menggerus nilai Islam dalam tameng terkecil yaitu keluarga, tak terkecuali seorang ibu. Akibatnya, masalah tak berkurang, justru makin bertambah, dan tanpa kendali.

Islam merupakan satu-satunya akidah sahih yang memancarkan seperangkat aturan paripurna yang mampu menjaga fitrah, memuaskan akal, dan menenteramkan hati manusia. Dalam naungan Islam, niscaya fitrah kaum hawa dapat terjaga. Jika fitrah ibu terjaga maka lahirnya generasi terbaik bukanlah angan belaka.

Peran mulia perempuan sebagai ibu generasi, pengatur urusan rumah tangga, dan pendidik generasi niscaya akan terwujud secara ideal, andai akidah Islam dijadikan pondasi dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, penting menerapkan Islam secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan.

Penerapan Islam secara totalitas niscaya akan menjaga kaum hawa, sekaligus mencetak ibu dan calon ibu hebat. Di sinilah pentingnya pendidikan sebagai aspek vital yang memiliki tujuan tidak hanya mencetak calon pemimpin masa depan, tetapi juga calon ibu generasi hebat.

Dalam naungan Islam, negara akan merancang kurikulum pendidikan untuk mencetak generasi yang beriman dan bertakwa. Generasi yang menjadikan keridaan Allah SWT sebagai puncak kebahagiaan dan tujuan. Sehingga lahir generasi yang sesuai fitrah yang menjalani kehidupan berdasarkan syariah-Nya.

Pendidikan bagi perempuan diarahkan untuk menyiapkan perempuan untuk mengemban amanah menjadi ibu yang mengatur urusan rumah tangga dan mendidik generasi. Di sisi lain, untuk menjaga kewarasan dan naluri ibu, negara wajib menjamin kebutuhan dasar kaum hawa, termasuk jaminan dalam aspek keamanan, kesehatan, dan pendidikan. Sehingga kaum perempuan tidak terbebani dengan segudang masalah yang mengguncang kewarasannya dan menggerus fitrahnya.

Jaminan pemenuhan kebutuhan ini salah satunya adalah dilakukan dengan menjamin tersedianya lapangan pekerjaan bagi kaum laki-laki. Sehingga kaum laki-laki mampu memenuhi kewajibannya untuk memenuhi nafkah keluarganya. Di sisi lain, negara juga memberikan kemudahan bagi seluruh rakyat untuk mengakses layanan kesehatan dan pendidikan, serta terjaminnya keamanan. Inilah peran besar negara dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ideal bagi ibu.

Negara memiliki andil besar dalam mengatur dan menentukan kebijakan, baik dalam upaya preventif maupun kuratif untuk menuntaskan segunung problematika rakyat. Kondisi lingkungan ibu yang aman dan ideal, niscaya membuat fitrah ibu terjaga.

Negara yang dirindukan kaum hawa ini merupakan negara yang mandiri dan berdikari. Berdaulat lagi memiliki ideologi yang kuat. Jelas bukan negara yang mengemban sekularisme-kapitalisme yang rusak dan merusak, melainkan negara yang menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta. 

Wallahu A’lam bishshawab.