-->

Sadis Anak Dilakban Karena Pinjol dan Asmara Sesama Jenis, Rapuhnya Kasih Sayang Dalam Sistem Kapitalisme

Oleh : Anastasia S.Pd.

Heboh penemuan mayat anak perempuan dengan wajah dilakban di Pantai Muhara, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. tvOnenews.com (19/9/2024).

Dari pemeriksaan polisi ditetapkan, S dan R sebagai tersangka. 

Pembunuhan ini dipicu oleh utang pinjaman online (pinjol) yang mengatasnamakan ibu korban. Juga adanya rasa cemburu, alias terjadi hubungan sesama jenis.
Pelaku, menuturkan sakit hati pertama dialami S dan R yang kerap ditagih utang pinjol senilai Rp75 juta. Baik S dan R berutang di aplikasi pinjaman online (pinjol) menggunakan data pribadi ibu korban A. Namun, keduanya tidak mampu membayar hutang.

Patut disayangkan, peristiwa kejam tersebut harus mengorbankan anak balita, tidak berdosa. Apalagi sang pelaku merupakan seorang ibu dan dan teman ibu korban. Hal tersebut sangatlah sulit diterima oleh akal sehat, mengingatkan tiga dari lima pelaku adalah perempuan.

Hilang Kasih Sayang Akibat Pinjol dan Asmara

Bangsa ini memang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Segala permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat kita benar-benar rumit. Saat ini, kita sudah terbiasa melihat berbagai tindak kriminal yang semakin memperlihatkan, hilangnya rasa kasih sayang di antara manusia. 
Berkaca pada kasus di atas, tentu kita memahami masyarakat saat ini, diserang dengan berbagai tekanan ekonomi, yang menuntut mereka untuk bisa memenuhinya. Karena desakkan yang amat kuat, banyak dari mereka yang memenuhinya dengan cara instan. Tanpa melihat halal dan haram. 

Pinjol adalah alternatif yang sangat praktis, namun menjebak. Dengan bunga yang besar. 
Pada kasus ini, pelaku dalam keadaan yang terdesak, terlilit hutang pinjol, pelaku yang notabenenya perempuan, dengan tega membunuh anak yang tidak berdosa. Kasus ini, bagaikan fenomena gunung es, yang sesungguhnya ini, satu dari ribuan masalah yang ditimbulkannya oleh hutang pinjol. Pinjol memang begitu kejam, hingga mampu mematikan naluri berkasih sayang di antara manusia. 
Pinjol merupakan lingkaran setan, yang berujung pada tindak kriminalitas. Upaya pemerintah,untuk memberantas pinjol pun masih belum optimal. Pemerntah berdalih pinjol sangat sulit diberantas, karena aplikasi dan laman situs pinjol mudah dibuat dengan server lebih banyak berada di luar negeri. Oleh karena itu, langkah pemerintah hanya sampai imbauan untuk lebih hati-hati dalam melindungi data pribadi sehingg. Langkah pemerintah belum sampai menyelesaikan akar masalah. 

Bukan hanya pinjol, masalah penyimpanan seksual pun menjadi permasalahan akut bangsa ini. Berkaca pada kasus pembunuhan anak, yang salah satunya dipicu oleh rasa cemburu pasangan sesama jenis, ini menandakan rusaknya sistem pergaulan sosial. Perilaku sesama jenis merupakan kelainan, yang bertentangan dengan fitrah manusia. 
Perilaku yang kerap posesif, bukan sesuatu yang tidak mungkin apabila orang yang bersangkutan melakukan tindak kekerasan, karena penyimpangan ini memiliki kecenderungan sikap yang nekat walaupun membunuh, asalkan keinginan hidup nikmatnya tercapai segera. 

Hal senada pun disampaikan, oleh Psikiater Tsania B Hermawan, 
menjelaskan memang ada sebagian besar, homoseksual bisa jadi sangat posesif terhadap pasangannya.

“Karena orang-orang yang homoseksual minoritas di masyarakat. Minoritas biasanya juga memiliki keterbatasan mencari pasangan, karena terbatas. Sehingga, dia akan meng-keep pasangan sebagai satu-satunya pasangan dia,” ujarnya. Okezone.com (23/2/2012).

Karena keterbatasan tersebut, ujar dia, emosi seorang homoseksual bisa sangat kuat terhadap pasangannya dan jadi pencemburu. Karena ketakutan kehilangan pasangannya, sikap mereka pun menjadi posesif dan nekat. Wajar, seseorang yang mempunyai kelainan ini, akan mudah hilang akal sehatnya.

Racun Kapitalisme

Terlilit pinjol adalah gambaran kemiskinan. Ironi, apabila rakyat miskin, karena faktanya Indonesia, negeri yang kaya sumber daya alam, seharusnya mampu mensejahterakan rakyat. Namun, saat negara menerapkan sistem kapitalisme, potensi sumber daya alam hanya dikuasai oleh orang-orang yang bermodal. Kebebasan kepemilikan sangat diagungkan, sehingga ekonomi hanya berpihak kepada orang kuat. Begitu pun dengan hasil sumber daya alam yang hanya berputar di segelintir orang. Akibatnya, rakyat dibiarkan hidup begitu saja. Negara tidak bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 
 
Negara abai pun, tidak melindungi masyarakatnya dari jeratan pinjol. Sistem pinjol tidak bisa dilepaskan dari riba, yang merupakan bagian dari sistem ekonomi kapitalisme. Padahal riba bertentangan dengan syariat Islam. Kapitalisme menjauhkan agama dari kehidupan, masyarakat diberikan kebebasan dalam perilaku. Sehingga melahirkan penyakit masyarakat, seperti asmara sesama jenis yang lahir dari kebebasan dalam berperilaku.

Kembali Pada Islam 

Sejatinya, Islam agama yang sempurna. Melahirkan aturan kehidupan, salah satunya dari aspek pergaulan. Islam mengharamkan hubungan sesama jenis. Sehingga, tindak kriminal yang diakibatkan dari perilaku menyimpang dapat dicegah. Negara akan memelihara keimanan masyarakat, maka dengan keimanan, Allah menumbuhkan rasa kasih sayang di antara manusia. Segala bentuk pemikiran kebebasan, tidak akan dibiarkan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, setiap orang terjaga dari kemaksiatan.

Di sisi lain, Islam mewajibkan negara untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Segala bentuk kekayaan yang terkandung di dalam bumi adalah milik umat, dikelola oleh negara, serta didistribusikan untuk kepentingan masyarakat. Sehingga, masyarakat menikmati hasil kekayaan alamnya. Sehingga, kemiskinan mampu di atasi. Praktik pinjol adalah, riba yang merupakan bagian dari sistem kapitalisasime, dan Islam sangat melarang, Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافاً مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir." 
(Qs. Ali Imron [3]: 130).

Maka sungguh jelas, hanya dengan kembali kepada Islam, masyarkat mampu menyelesaikan segala urusannya.

Wallahu'alam.