-->

Sikap Tegas Yang Harus Kita Miliki Untuk Saudara Muslim Di Palestina


Oleh : Maulli Azzura

Tentara atau pasukan adalah kekuatan besar yang dimiliki sebuah  negara. Negara akan kuat tatkala militernya memiliki taktik serta alutista yang mumpuni serta didukung oleh keilmuan saint untuk terus mengembangkan teknologi perangnya. Namun apa jadinya jika sebuah negara dihancurkan dan diluluhlantakkan oleh musuhnya?.

Hari ini kita melihat ketiadaan kekuatan penguasa muslim untuk mengambil sikap tegas dan bertindak untuk menolong saudara kita di palestina.Setiap negeri-negeri muslim padahal memiliki jumlah tentara dan skil yang luar biasa. Jika mereka bersatu dan bertekad untuk membebaskan palestina dari ketertindasan imperialis zionis yahudi maka pasti akan menang.

Memang sangat memprihatinkan, para pemimpin dari negeri-negeri muslim di sekitar Palestina, seperti pemimpin Suriah, Lebanon, Yordania, Arab Saudi, Mesir, dan Turki, hanya diam menyaksikan saudara kita kaum muslimin di Palestina dibantai oleh Yahudi secara kejam dan biadab. Mereka hanya menggunakan mulut-mulut mereka untuk mengecam serangan Yahudi atau pun mendoakan muslim Palestina, atau hanya mengirimkan bantuan kemanusiaan, seperti obat-obatan, makanan, dan minuman, kepada muslim Palestina.
 
Namun tidak ada satu pun dari para pemimpin tersebut yang tergerak hatinya untuk mengirim bantuan militer kepada kaum muslimin Palestina dan ikut berperang melawan Yahudi yang kafir. Padahal memberi bantuan militer ini merupakan suatu kewajiban syariah yang dibebankan oleh Allah atas mereka. Firman Allah SWT :
 
وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
 
“(Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (QS Al-Anfāl : 72).
 
Jelas seruan tersebut adalah wujud ukhuwah islamiyah kita terhadap saudara kita seakidah yang sedang membutuhkan pertolongan militer. Lantas mengapa tidak kunjung bergerak memberikan pertolongannya?.

Pertama, jawaban secara internal, karena para penguasa itu telah bersikap lemah, yang diakibatkan oleh penyakit al-wahn dalam jiwa mereka. Mereka para penguasa di negeri-negeri muslim takut kehilangan kekuasaannya ,di intimidasi bahkan takut nyawanya terancam ( karahiyat al-maut ).

Kedua, jawaban secara eksternal, karena para penguasa itu telah tunduk dan menjadi pengikut Barat, khususnya kepada Amerika Serikat. Dunia Islam beserta para penguasanya telah mengekor dan menjadi budak kafir barat dan melupakan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakan syariat islam di muka bumi ini. Mereka ( penguasa ) lebih percaya pada kapitalisme untuk memimpin dunia. Sehingga Allah memberi penyakit al-wahn dihati mereka. 

Ketiga, Melenyapkan makna jihad , sudah terbukti bahwa bahwa saat ini para pemimpin negeri-negeri Islam memang para pembenci ajaran Islam yang bernama jihad dalam Islam. Para penguasa negeri-negeri islam  telah banyak merevisi buku-buku teks pelajaran dalam kurikulum pendidikan mereka, yang substansinya mengubah posisi “Israel” dari musuh menjadi sahabat atau teman. 

Dengan demikian cukup jelas bahwa ketiadaan komando militer dan bergegas mengangkat senjata menolong serta membebaskan saudara kita di palestina telah terukur terstruktur dan masif, yang sejak lama telah diatur oleh penguasa imperialis kapitalis Amerika terhadap penguasa negeri- negeri muslim yang berhasil dikuasainya. Jika demikian hanya ada satu cara untuk memebaskan palestina dari kebiadaban zionis israel yakni dengan menegakan kembali daulah islam diatas satu komando Kholifah beserta Amirul jihad-nya. 

Wallahu a'lam bish showwab