-->

Sistem Sekuler Liberal Penyebab Rusaknya Bangunan Keluarga

Oleh : Aktif Suhartini, S.Pd.I., Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Keluarga sakinah, mawadah dan warahmah, yang selalu saling asuh, saling asah dan saling asih adalah dambaan dan impian setiap manusia. Apalagi dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim sudah pasti dalam ajarannya menuntun setiap Muslim harus selalu hidup dalam rasa kasih dan rasa sayang. 

Namun kenyataannya sangat jauh dari harapan. Pasalnya, kehidupan saat ini sangat membuat miris dan membuat hati ini ngeri dengan kasus yang terjadi dalam lingkungan keluarga sendiri. Seperti kasus yang geger dan membuat warga ngeri terjadi di Balikpapan Barat, yakni seorang ibu inisial RK meninggal secara tragis ditebas lehernya menggunakan parang oleh anak kandungnya sendiri (AR). Menurut kabar warga, setelah melakukan perbuatan keji tersebut tersangka AR melarikan diri, dan masih menenteng sebilah parang.

Kasus lainnya, terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Terungkapnya seorang bocah inisial NA 6 tahun dibunuh oleh ibu tirinya inisial IF, 24 tahun, namun sebelum dibunuh dan dimasukkan karung. Dari hasil prarekonstruksi terungkap jika korban sudah sering mengalami penyiksaan berupa tindak kekerasan. Hal yang sangat menyedihkan juga terjadi di Kota Cirebon, seorang yang berinisial K, 22 tahun, warga Desa Kasugengan Kidul Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon, tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, inisial J berusia 52 tahun. Bukan hanya melakukan pembunuhan, tapi K juga melukai adik perempuannya. 

Inilah yang terjadi saat ini. Pasti ada yang salah dari negari ini. Mengapa rakyatnya yang mayoritas Muslim tidak mencontoh keluarga Rasulullah yang seharusnya menjadi teladan dan mewarisi sifat-sifat kemuliaan beliau kepada anak-anaknya. Mengapa lebih memilih sistem sekularisme yang jelas terlihat kegagalannya.

Ternyata, kegagalan yang ada saat ini tidak hanya terlihat dalam tatanan keluarga, tapi juga dalam segala bidang. Bisa dilihat pada bidang ekonomi dengan dibuatnya berbagai kebijakan yang menguntungkan kaum konglomerat. Undang-undang Minerba, misalnya, diduga kuat hanya menguntungkan segelintir pengusaha, seperti tambang batu bara raksasa, Hilirisasi pertambangan nikel yang menjadi penyebab sumber daya alam yang ada di Indonesia dikuasai asing dan gagal meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitarnya, sisi lain ketimpangan sosial terjadi.

Secara moral pun, kehidupan masyarakat semakin terpuruk, buktinya, BKKBN melaporkan 60 persen remaja Indonesia usia 16-17 tahun sudah melakukan perzinaan, namun angka pernikahan dan kelahiran semakin menurun. Ditambah tingkat perceraian dan KDRT di tanah air juga terus meningkat. Ini semua disebabkan penerapan sistem sekuler liberal yang menyebabkan hubungan keluarga kalah dengan materi, emosi juga membuat lupa hubungan keluarga, hingga rusaknya bangunan keluarga. 

Oleh karenanya, agar di dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis, dan saling menyayangi satu-satunya solusi yakni harus kembali kepada sistem Islam. Sistem Islam akan mengatur kehidupan yang harus dilakukan keluarga Muslim sesuai dengan aturan Sang Pencipta manusia, Allah SWT. []