-->

Tawuran Remaja dan Kriminalitas: Potret Buram Generasi dalam Cengkeraman Sekularisme

Oleh : Selvi Sri Wahyuni M.Pd

Tawuran dan tindak kriminalitas yang dilakukan oleh remaja kian marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari aksi tawuran yang melibatkan geng motor di Medan, hingga tawuran bersenjata tajam di Boyolali, semua menunjukkan betapa mengkhawatirkannya kondisi generasi muda saat ini. Bahkan, peristiwa tawuran remaja di Semarang yang kian brutal telah mendorong pihak kepolisian dan pemerintah kota untuk membuat kesepakatan khusus demi mengendalikan kekerasan di kalangan pemuda. Meski berbagai upaya dilakukan, fenomena ini seolah tak pernah surut. Pertanyaannya, mengapa kenakalan remaja ini terus berulang dan bahkan semakin mengerikan?

Akar Masalah: Lemahnya Kontrol Diri dan Lingkungan Rusak

Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja terjerumus ke dalam tindakan kriminal dan kekerasan. Lemahnya kontrol diri, krisis identitas, disfungsi keluarga, dan tekanan ekonomi menjadi pemicu utama. Di samping itu, lingkungan yang rusak—baik dari pengaruh media yang merusak moral, kegagalan sistem pendidikan, hingga lemahnya hukum dan penegakannya—semakin memperparah situasi.

Sistem sekuler kapitalis yang saat ini diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia, berperan besar dalam menciptakan lingkungan yang rusak tersebut. Dalam sistem ini, manusia tidak dimanusiakan sesuai dengan nilai-nilai yang luhur, melainkan dianggap sebagai alat untuk meraih keuntungan ekonomi semata. Pemuda yang seharusnya menjadi generasi emas, malah disia-siakan potensinya dan dibiarkan tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari nilai-nilai kebaikan. Pemikiran dan budaya yang seharusnya membentuk karakter mulia, justru dirusak oleh sistem yang mengabaikan aspek spiritual dan moral.

Dalam sistem kapitalisme, keluarga—yang seharusnya menjadi tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak—sering kali terabaikan. Banyak orang tua yang terjebak dalam tekanan ekonomi, sehingga waktu dan perhatian untuk anak-anaknya semakin berkurang. Hal ini membuat anak mencari jati diri di luar keluarga, dan sayangnya, lingkungan yang mereka temui sering kali tidak mendukung pembentukan karakter yang baik.

Solusi Islam: Pendidikan Holistik dan Lingkungan Kondusif

Islam memandang pemuda sebagai aset berharga bagi masyarakat dan peradaban. Oleh karena itu, Islam menawarkan solusi yang komprehensif dalam membentuk generasi muda yang berkepribadian mulia. Salah satu kunci utamanya adalah sistem pendidikan Islam yang menanamkan akhlak mulia dan ketakwaan sejak dini. Islam tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan kepada para pemuda, tetapi juga membentuk mental dan spiritual mereka agar senantiasa takut kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama.

Selain itu, lingkungan dalam Islam juga sangat kondusif untuk pertumbuhan karakter yang baik. Negara Islam akan membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga sebagai tempat pendidikan pertama. Negara akan menerapkan aturan yang menjamin kesejahteraan keluarga, sehingga para orang tua dapat fokus mendidik anak-anak mereka tanpa harus khawatir terhadap tekanan ekonomi yang menghimpit. Negara juga akan menyediakan kurikulum pendidikan keluarga yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tercipta keluarga yang harmonis dan kondusif bagi perkembangan anak.

Tak hanya di dalam keluarga, kontrol sosial dari masyarakat juga sangat penting dalam Islam. Negara Islam akan mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga ketertiban dan membimbing para pemuda, sehingga mereka terhindar dari perilaku menyimpang. Dengan sistem sosial yang kuat dan kebijakan negara yang berpihak pada kebaikan, pemuda akan tumbuh menjadi individu yang produktif dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Negara Islam: Membangun Generasi Hebat

Dalam Islam, negara berperan penting dalam memastikan generasi muda tumbuh dengan karakter yang kuat dan bermanfaat. Negara Islam akan menerapkan sistem ekonomi yang menyejahterakan rakyatnya, sehingga orang tua tidak lagi harus bekerja terlalu keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begitu, mereka bisa lebih fokus mendidik anak-anaknya. Selain itu, negara akan mengembangkan sistem pendidikan yang berbasis pada ajaran Islam, yang tidak hanya menekankan ilmu pengetahuan, tetapi juga akhlak dan spiritualitas.

Negara Islam juga akan menyediakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para pemuda untuk mengembangkan diri. Alih-alih terseret dalam kenakalan dan kriminalitas, pemuda dalam sistem Islam akan diarahkan untuk mengkaji ilmu, berdakwah, dan berkontribusi dalam perjuangan Islam. Pemuda-pemuda ini akan menjadi generasi yang hebat, yang tidak hanya memiliki ilmu, tetapi juga memiliki ketakwaan yang kuat dan semangat untuk membangun peradaban yang mulia.

Penutup

Kenakalan remaja dan kriminalitas yang marak saat ini adalah hasil dari sistem sekuler kapitalis yang gagal dalam membentuk generasi yang berakhlak. Hanya dengan kembali kepada ajaran Islam yang kaffah, kita bisa membangun generasi muda yang berkepribadian mulia, produktif, dan berkontribusi positif bagi peradaban. Islam menawarkan solusi yang menyeluruh, mulai dari penguatan peran keluarga, pendidikan yang berorientasi pada akhlak, hingga kebijakan negara yang menyejahterakan rakyat. Sudah saatnya kita mengganti sistem yang rusak ini dengan sistem Islam yang mampu menciptakan generasi hebat dan peradaban yang mulia.