-->

Tren Tawuran dan Gangster di Kalangan Remaja, Islam Solusi Tuntas

Oleh : Ummu Utsman

Penemuan 7 mayat di Kali Bekasi kini sudah terungkap setelah polisi melakukan pendalaman dan memeriksa sejumlah saksi. Penemuan mayat tersebut tepatnya ditemukan di Kali Bekasi, sekitar Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, membuat geger warga pada Minggu (22/9/2024) pagi hari. Berdasarkan keterangan dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, 7 mayat yang ditemukan di Kali Bekasi itu adalah sekelompok remaja yang akan melakukan tawuran.

Diduga, mereka sudah merencanakan tawuran dimulai pada Sabtu (21/9/2024) dini hari.
“Mereka menceburkan diri ke sungai karena ketakutan adanya patroli yang lewat,” kata Karyoto menjelaskan, Minggu. Polisi juga telah menemukan rekan para remaja itu yang kini ditangkap polisi. Saat ini, pihak Polres Metro Bekasi Kota sudah mengamankan 18 orang yang diduga terlibat dalam tawuran tersebut.

Dari 18 orang itu, sebanyak tiga di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Sebanyak 18 orang yang diamankan dan yang ditetapkan tersangka tiga orang karena membawa sajam,” ungkapnya. Selain itu, berdasarkan pengelihatan mata tidak ditemukan bekas luka atau tanda kekerasan dari 7 mayat tersebut. Meski demikian, 7 mayat remaja itu sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum. (tvonenews.com,22/09/2024)

Tawuran merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang cukup meresahkan. Meskipun sering mengakibatkan adanya korban tewas, tapi hal itu tidak membuat nyali generasi muda menjadi ciut. Maraknya tawuran tentu tidak terlepas dari tertancapnya pemahaman sekuler liberal di dalam kehidupan umat. Paham sekuler telah sukses menjadikan umat khususnya para generasi muda tidak memahami agamanya. Seluruh perbuatannya disandarkan pada akal dan pemuasan hawa nafsu semata. Inilah yang menjadikan kehidupannya semakin rusak. Ia tidak peduli andai perbuatannya menzalimi orang karena yang dipikirkan hanyalah kesenangannya sendiri.

Miris, energi besar yang dimiliki kaum muda nyatanya mengalir pada aktivitas-aktivitas yang tidak berguna. Hal ini tak lepas peran sistem pendidikan sekuler yang hanya berorientasi akademik sehingga para peserta didik fokus pada dirinya sendiri. Parahnya lagi, sistem pendidikan sekuler gagal menanamkan tujuan hidup pada seseorang. Akibatnya, para pelajar tidak memiliki tujuan kuat di balik fitrah penciptaan mereka. Kondisi ini menjadikan para pelajar mudah stres dan gamang dalam menghadapi persoalan hidup. Banyak pelajar yang juga terserang kesehatan mentalnya sehingga mereka mudah terbawa pada arus negatif, termasuk tawuran. Alhasil tawuran menjadi kebiasaan, masa depan pun tergadaikan.

Berbeda dengan sistem kehidupan sekuler liberal, sistem kehidupan Islam menghendaki umat untuk melandasi setiap aktivitasnya pada akidah Islam. Penanaman akidah pada umat semestinya dilakukan di berbagai lapisan, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga negara. Dengan begitu, seorang remaja akan memiliki akidah yang kuat dan perilakunya akan senantiasa terikat dengan syariat.

Di sisi lain, para ibu selaku pendidik pertama dan utama di tengah keluarga, adalah orang yang sangat paham dengan kewajiban utamanya, yaitu mendidik anak-anaknya berbasis akidah Islam serta dengan penuh kasih sayang. Dari keluarga yang demikian ini, akan lahir generasi yang kuat dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat. Begitu pula masyarakat, sistem kontrol masyarakat dalam Islam begitu kuat, tidak seperti sistem sekuler yang individualistis. Hal ini menjadikan seorang muslim akan sangat peduli pada sesamanya. Jika ada yang berbuat maksiat, seperti tawuran, ia akan bersegera menasihati dan berusaha mencegahnya.

Begitu juga negara, institusi yang memiliki kewajiban mengurus dan melindungi umatnya, akan sangat serius dalam menjaga akidah umat sehingga mereka senantiasa hidup dalam ketaatan. Negara akan menyaring konten media di tengah-tengah umat agar yang tersisa hanyalah konten positif dan bermuatan dakwah. Adegan kekerasan yang menginspirasi terjadinya tawuran, misalnya, tentu akan dicegah penayangannya. Begitu pun sistem sanksi, negara akan memastikan memberikan hukuman yang menjerakan pelaku kekerasan.
Insyaa Allah dengan penerapan sistem Islam berbasis akidah Islam, tawuran tak lagi jadi kebiasaan dan masa depan generasi menjadi cemerlang. 

Wallahu a’lam bishshawab