-->

Apa itu Fenomena Doom Spending di Kalangan Gen Z dan Millenial?

Oleh : Ayu Lailiyah
(Aktivis Dakwah) 

Gen Z dan generasi Milenial adalah generasi yang sangat dekat dengan teknologi. Mereka memilih untuk hidup dengan mudah dan fleksibel. Trend Doom Spending ini diawali pada saat Covid19, di mana semua aktivitas saat itu dibatasi. Kemudian muncul solusi alternatif untuk aktivitas yang terbatas itu, salah satunya dalam hal berbelanja yaitu e-commerce. Hingga hal tersebut menjadi aktivitas baru dalam kehidupan sosial masyarakat. Kemajuan teknologi & ilmu pengetahuan membuat mudahnya seseorang dalam mengakses e-commerce melalui pembayaran digital sehingga memudahkan orang untuk melakukan transaksi jual beli. 

Dikutip melalui Psychology Today, "Doom Spending diartikan tindakan berbelanja impulsif yang dilakukan individu tanpa pertimbangan matang, seringkali sebagai cara untuk mengatasi rasa pesimisme yang menyelimuti pandangan mereka terhadap kondisi ekonomi dan masa depan yang suram".

Meski situasi ekonomi makin menantang, tetapi tak sedikit yang justru menghabiskan pendapatan mereka untuk kesenangan sesaat. Ketidakpastian perekonomian dalam sistem kapitalisme membuat tekanan hingga stres kepada Gen Z dan Milenial, karena berefek juga pada ketidakpastian masa depan. Dan melampiaskan stres yang dialaminya tersebut dengan doom spending. 
Media sosial juga berperan dalam fenomena ini yang mendorong perilaku konsumtif, karena ingin diakui oleh lingkungannya atau ingin eksis di media sosial, hingga rela membeli suatu barang branded yang mahal atau barang viral limited edition. Sikap boros tersebut lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang akan membuat seseorang terjebak pinjol, karena saat uang yang dimilikinya tidak mencukupi maka mereka tidak segan untuk menggunakan pinjol. 

Islam mengajarkan kita untuk bijak dalam mengatur pengeluaran. Rasulullah Saw bersabda :

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”.

Hadits ini menjelaskan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukannya termasuk dalam pembelanjaan harta. Maka harus digunakan untuk hal baik dan diridhoi oleh Allah Swt. Salah satu yang dianjurkan dalam islam yaitu bersedekah. Bersedekah tidak hanya menjadikan harta yang kita keluarkan bermanfaat di dunia saja tetapi juga untuk akhirat, karena bersedekah menjadi amal atau pahala yang terus mengalir. Islam juga mengajarkan untuk tidak terlalu boros yang berlebihan atau penghematan, seperti yang dijelaskan dalam QS.Al-Isra ayat 29 :

وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”.

Selain itu, Islam juga mengajarkan kita untuk untuk memiliki sifat Qana'ah (merasa cukup), yang akan memunculkan rasa rida dan selalu merasa cukup dalam diri manusia. Maka sebaik-baik cara mengatur pembelanjaan harta adalah dengan mengikuti petunjuk Allah Swt. 

Selain itu negara juga harus membantu dalam mengatasi permasalahan doom spending yang disebabkan oleh sistem kapitalisme ini yang membuat gen z dan milenial merasa tidak memiliki kepastian masa depan, dengan beralih ke sistem yang benar yaitu sistem Islam. Negara yang bersistem Islam menjamin kesejahteraan rakyatnya, bahkan jaminan tersebut sampai kepada individu atau perorangan. Sehingga Gen Z dan Millenial tidak akan merasa stres dengan tekanan akan ketidakpastian masa depan, dan akan lebih bijak dalam mengatur pembelanjaan harta, sehingga menemukan kebahagiaan yang hakiki.

Wallahu A'lam Bishshawab