-->

Beralihnya Serangan Zionis dari Palestina ke Lebanon, Bukti Umat Butuh Junnah

Oleh : Nina Nurhasanah

Serbuan roket kiriman negeri Zionis diluncurkan di ibukota negeri Rafic Hariri, Beirut, pada hari Jumat (28/9/2024). 
Al Jazeera melaporkan telah terjadi lebih dari selusin ledakan di daerah Dahiyeh melalui serangan udara dalam beberapa hari terakhir. Menurut sumber TV Al Manar milik Hizbullah mengatakan bahwa serangan tersebut telah menghancurkan sedikitnya 7 bangunan yang berubah menjadi tumpukan puing, lebih tepatnya di daerah pinggiran Haret Hreik.
Beberapa kebakaran di daerah tersebut telah diupayakan dipadamkan oleh tim pertahanan sipil. Warga diminta untuk menyumbangkan darah oleh tim pertahanan sipil, karena ke depannya akan ada banyak korban dari serangan terbesar di Beirut tersebut. Walau belum ada laporan resmi, telah diterima laporan awal bahwa sedikitnya ada 2 orang tewas dan 76 orang luka-luka, tetapi besar kemungkinan jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi.
Wartawan Al Jazeera Zeina Khodr melaporkan, "Serangan ini sangat besar. Saya telah Meliput banyak kejadian setelah serangan udara Israel di pinggiran Selatan Beirut, tetapi tidak ada yang seperti ini".

Pejabat militer Israel telah mengeklaim bahwa markas besar pusat Hizbullah yang diduga telah dibangun di bawah tempat tinggal mereka, telah di serang dan tepat sasaran. Karena markas tersebut sudah menjadi target sasaran militer zionis. Militer zionis berucap, 
 "Kami masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Lebanon".
Telah dilaporkan juga oleh media Israel bahwa Hasan Nasrallah selaku pemimpin Hizbullah telah menjadi sasaran bom 'penghancur bungker'. Namun laporan tersebut di bantah oleh sumber yang dekat dengan Hizbullah dan mengatakan bahwa pemimpin Hizbullah Nasrullah telah berada di tempat yang aman.

Namun di tempat yang berbeda dan waktu yang sama, ternyata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah berada di New York menghadiri sidang Majelis umum PBB. Di tengah forum itu, dia mengatakan berjanji bahwa Israel akan terus melanjutkan serangannya selama Hizbullah memilih jalan perang.
"Israel tidak punya pilihan dan Israel memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami ke rumah mereka dengan aman", ucapnya.
Di forum yang sama Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan, 
"Agresi baru ini membuktikan bahwa musuh Israel tidak peduli dengan semua upaya internasional dan menyerukan gencatan senjata".

Dunia diam seribu bahasa terhadap kejahatan yang sudah nyata dilakukan Zionis Israel terhadap Palestina dan kini beralih ke Lebanon. Iran memang telah melakukan serangan pada Israel, tetapi hanya dua kali saja sepanjang tahun ini selama peperangan terjadi, yaitu pada April dan Oktober.
Apalagi Abbas Araqchi Menteri Luar Negeri Iran telah menyatakan bahwa tindakannya sudah selesai, kecuali jika rezim Israel melanjutkan aksi pembalasan. Ini berarti Iran tidak ada target pembelaan terhadap Palestina dengan upaya menghilangkan entitas Yahudi Israel di Palestina. Iran hanya sekadarnya saja untuk menyerang Israel.

Tidak hanya itu, bungkamnya PBB bisa dilihat dari statement dari Juru bicara kantor Hak Asasi PBB Liz Throssell, beliau hanya mengeluarkan peringatan tentang Invasi darat skala besar di Lebanon. Menteri kerja sama internasional Qatar lowlah Al khatam, beliau hanya menyerukan kritik saja terhadap serangan Zionis ke Gaza dan Lebanon. Bahkan negeri-negeri muslim pun bungkam seribu bahasa. 

AS selalu menjadi Garda terdepan untuk mendukung Zionis Israel. Menteri Pertahanan AS, Lyod Austin, telah menawarkan dukungan pada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, untuk membongkar infrastruktur serangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel. Austin menyatakan pembelaannya terhadap personil Mitra dan sekutu AS yakni Zionis Israel. 

Meluasnya medan perang ke Lebanon tentu atas restu dan arahan AS sebagai tuannya. Bahkan persenjataan yang Zionis gunakan adalah dari AS . Maka dari itu kita harus tahu bahwa di balik serangan ke Lebanon ada peran AS di belakangnya.
Dalam surat kabar Ar-Rayah edisi 480 (Rabu, 31-1-2024) Ir.Majdi menulis, Zionis Israel dinyatakan terus memperluas medan perang dengan memiliki tujuan yakni :

Pertama, untuk bisa keluar dari "rawa" Gaza, dan ternyata mereka tenggelam tanpa kemenangan. 

Kedua, setelah sebelumnya merencanakan solusi dua negara, Amerika akan beralih pada perundingan perluasan target perang. Tidak hanya sebatas masalah Palestina dan solusi dua negara, penyerangan besar-besaran di Lebanon sudah sangat jelas sekali mempunyai beberapa alasan diantaranya :

1. Akan menjadi bahaya besar bagi situasi politik di Lebanon. Dari sini Amerika akan menekan dan membalikkan keadaan keberhasilan perjuangan penegakkan Khilafah, dikarenakan perasaan "geram" pada pasukan muslim dan umat islam.
2. Kepentingan yang terganggu terhadap produk gas dan minyak yang di jadikan target proyek ekonomi, di anggap sebagai masa depan yang cerah bagi Amerika. 
3. Ada kekhawatiran AS terhadap Yahudi, bahwa eksistensinya berakhir dan kekhawatiran Israel akan di serang oleh dunia Islam. 

Zionis Israel didukung oleh AS mempunyai tujuan untuk terus melancarkan perang di sekitar Palestina. Dan mereka terus melancarkan memperluas pertempuran, yaitu di Mesir, Lebanon, Yordania serta Yaman. Jelas sekali dari sini AS terus memaksakan bahwa solusi Palestina melalui solusi dua negara, dengan integritas Israel di daerah sekitarnya.

Penyerangan di Lebanon merupakan suatu upaya AS untuk memecah fokus Hizbullah dari pertempuran dan Jihad yang selama ini mendukung penuh kepada pihak Palestina. Sehingga Zionis Israel akan lebih mudah melakukan kekerasan pembunuhan dan penghancuran serta menangkap warga muslim Palestina. Dan akhirnya pada kesimpulannya akan kita pahami bahwa sikap barbar Zionis Israel menunjukkan bahwa mereka hanya mengenal bahasa perang. 

Posisi Hizbullah hanya sebagai milisi bukan negara. Jika di bandingkan dengan pasukan Israel dan AS di belakangnya, tentu ini tidak seimbang. Bahkan negeri-negeri muslim pun tidak ada yang tergerak sedikitpun untuk membebaskan Palestina karena terbelenggu oleh rantai nasionalisme. Yang bisa dilakukan negeri-negeri muslim saat ini, hanya bisa mengecam dan mengutuk. Tidak ada langkah real seperti pengiriman militer untuk mengusir dan mengalahkan penjajah Yahudi.

Muslim Palestina saat ini sangat membutuhkan kehadiran tentara muslim dari negeri-negeri muslim untuk melawan penjajah Zionis Yahudi. Maka dari itu satu-satunya solusi untuk mempersatukan umat dan tentara dari negeri-negeri muslim yaitu Khilafah. Dengan tegaknya sistem islam di bawah naungan daulah Khilafah, Palestina akan bebas dari pendudukan dan penjajah akan hengkang dari bumi Syam. Karena dalam sistem negara Khilafah, kafir harbi yang telah melakukan kejahatan dan telah membunuh rakyat di negeri muslim harus dihabisi melalui jalan jihad fii sabilillah, dengan mengerahkan pasukan terbaiknya. Dan Tentara muslim terbaik hanya akan terwujud ketika umat muslim memiliki Khilafah yang berperan sebagai junnah (perisai), penyelamat kaum muslim yang tertindas dan terjajah. 
Ketika Khilafah tegak maka ada langkah-langkah yang akan diterapkan untuk membebaskan Palestina :

1. Seluruh negeri muslim akan bersatu baik secara politik dan dalam satu negara. 

2. Setiap tawaran, baik itu perdamaian atau gencatan senjata atau solusi dua negara dari Israel, AS maupun PBB, Khilafah secara tegas akan menolaknya. Karena tidak ada kata damai dengan penjajah Israel, yang ada hanya kata perang.

3. Negeri-negeri muslim sekitar Palestina akan di mobilisasi militernya untuk membebaskan Palestina dengan kekuatan level maksimal. 

4. Terbentuknya opini umum tentang wajibnya jihad di seluruh dunia untuk membebaskan Palestina, sehingga seluruh dunia akan mendukung pembebasan Palestina. 

5. Ketika Palestina dibebaskan, Khilafah akan menjadikan Palestina sebagai salah satu wilayah dalam Daulah Khilafah, seperti dahulu wilayah Syam menjadi bagian salah satu provinsi Daulah Khilafah. 

Pentingnya umat Islam untuk membangun kesadaran bahwa kunci pembebasan Palestina adalah hanya dengan tegaknya daulah Khilafah Islamiah. oleh karena itu umat muslim wajib memperjuangkan akan tegaknya Khilafah dan menjadi agenda dakwah untuk umat Islam. Sudahkah kita termasuk kepada orang-orang yang mengikuti seruan terhadap muslim Palestina dengan mewujudkan junnah atau perisai bagi umat yaitu Khilafah?

Musuh musuh Islam akan menjadi tidak berdaya dan porak-poranda dengan tegaknya Khilafah. 
Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala: "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. 
(QS Ali Imran [3]: 54).

Wallahu a'lam bi ash shawab