-->

Carut Marut Pengelolaan Infrastruktur dalam Sistem Kapitalis

Oleh : Ummu Sumayyah

Diketahui sebelumnya, Jembatan apung penghubung dua kecamatan ambruk, jembatan apung yang terbuat dari kayu dan di bawahnya terdapat pelampung yang terbuat dari drum-drum berwarna biru lalu diikat satu sama lain putus diterjang air Sungai Citarum. Menurut keterangan warga setempat Agus A (32 tahun), jembatan tersebut awalnya mengalami kemiringan, kemudian warga setempat berinisiatif membetulkan jembatan tersebut, namun ternyata jembatan semakin tidak kuat menahan derasnya air dan sampah yang ada di sungai, akhirnya jembatan pun ambruk dan lalu lintas jembatan ditutup sementara untuk keamanan agar tidak memakan korban jiwa. Jembatan ini dibangun dari hasil swadaya masyarakat untuk menghubungkan Kampung Cijeruk, Bojongsoang, dan Kampung Mekarsari Baleendah (Detik Jabar, 11-9-2024).

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur penting dalam kehidupan manusia. Fungsinya ialah menghubungkan antara dua tempat yang terpisah oleh sungai atau lembah. Membuat jembatan merupakan pekerjaan yang sangat penting untuk mempermudah transportasi dan mobilitas manusia maupun barang.

Adapun manfaat jembatan yaitu;

Pertama, memudahkan Akses transformasi, seperti mempermudah mobilitas masyarakat dalam berbagai aktivitas seperti sekolah, bekerja dan lainnya.

Kedua, mengurangi risiko kecelakaan. Terutama bagi kendaraan yang harus melewati sungai atau lembah yang cukup dalam.

Ketiga, menunjang pertumbuhan ekonomi. Jembatan akan membuka akses pasar atau tempat usaha yang sebelumnya sulit dijangkau, sehingga akan meningkatkan peluang usaha dan investasi baru.

Keempat, meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Masyarakat akan memiliki lebih banyak peluang kerja dan kegiatan ekonomi lainnya, serta akses yang lebih mudah ke fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit dan lainnya.

Kasus jembatan yang rusak telah banyak terjadi di negeri ini. Banyak akses yang sering digunakan masyarakat tapi tidak layak untuk digunakan. Mirisnya lagi banyak warga bahkan pelajar dan pengguna lainnya yang harus menyeberangi jembatan rusak dengan bertaruh nyawa agar sampai ke sekolah dan beraktivitas sehari-hari seperti yang terjadi di beberapa wilayah kabupaten dan di wilayah pedesaan lainnya.

Sungguh hal ini memperlihatkan begitu lemah dan abainya negara dalam membiayai infrastruktur, padahal pajak terus naik, negara seharusnya memberikan anggaran mutlak atas hal ini. Pasalnya infrastruktur yang buruk akan mengancam nyawa masyarakat. Negeri dengan sumber daya alam yang kaya raya ini, seharusnya mampu memberikan insfrastruktur terbaik bagi rakyatnya.

Penerapan sistem ekonomi kapitalis saat ini menjadikan persoalan infrastruktur dikomersialisasi. Sudahkah anggaran yang dikeluarkan negara benar-benar digunakan untuk membangun insfrastruktur yang kokoh? Ataukah anggarannya sebagian dikorupsi? Inilah carut marut pengelolaan infrastruktur dalam sistem kapitalis sekuler-liberal, patut dipertanyakan apakah masih ada harapan dalam sistem kapitalis ini?

Dalam sejarah kebangkitan Islam, bangunan menjulang dan bentangan jembatan bertebaran menjadi fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat pada masanya. Ini semua berawal dari penguasaan teknologi konstruksi oleh cendekiawan muslim. Semua pencapaian menjadi pijakan pengembangan bidang tersebut pada masa-masa selanjutnya.

Dalam karya yang berjudul Islamic Technology and Illustrated History, Donald T Hilli dan Ahmad al-Hassan, mengungkapkan pengerjaan konstruksi selalu beriringan dengan telaah teoritis seperti matematik dan ilmu alam, oleh karena itu proyek pembuatan jembatan ataupun bangunan besar sering melibatkan pakar dan beragam ahli.

Perpaduan teori dan terapan dalam pengembangan konstruksi menghasilkan serangkaian karya luar biasa. Jembatan yang dibangun umat Islam dikenal memiliki ketahanan luar biasa. Pengadaan fasilitas penunjang transportasi baik jalan maupun jembatan menjadi perhatian utama.

Pencapaian gemilang pada bidang ini terekam dalam sejumlah risalah yang ditulis Ilmuwan terkemuka Buku Al-i’llam Bi Manaqib Al-Islam yang ditulis Al-Amiri merupakan salah satu risalah itu, sejarah mengungkap pula perkembangan kemajuan umat Islam dalam pembuatan jembatan.

Semisal salah satunya, yaitu Jembatan Cordoba melebihi jembatan yang lain dari segi kemegahannya bangunan dan kecanggihannya. Jembatan tersebut di bangun pada permulaan abad ke-2 Hijriah Tahun 720 Masehi atau sejak 1400 tahun yang lalu, dibangun oleh Gubenur Andalusia, As-Samh bin Malik Al-Khaulani, di bawah kekuasaan Umar bin Abdul Aziz.

Para arsitek muslim telah membangun banyak jembatan yang pondasinya tertanam di tanah, namun jembatan-jembatan tersebut masih sangat kokoh membelah sungai Al-Wadi Al-Kabir. Karena hal itulah yang menjadikan jembatan tersebut sebagai salah satu kebanggaan peradaban Islam. Seperti jembatan yang merupakan fasilitas penyebrangan utama untuk kawasan pegunungan di Andalusia, Iran (Persia), Al-Maghribi (Maroko), Afrika Utara, dan Aljazair (WE.Id.Com, 20-12-2023).

Jadi, jika di zaman sekarang manusia berlomba-lomba membangun jembatan yang panjang dan kokoh, belum lagi berkutat dengan anggaran yang terbagi-bagi, nyatanya peradaban Islam sudah lebih dahulu membuktikannya berabad-abad yang lalu, bahkan jika dibandingkan dengan kualitas jembatan sekarang sangatlah jauh dalam berbagai segi, banyak jembatan dan gedung, jalan raya yang asal-asalan juga mudah rusak meskipun belum lama dibangun, tidak menutup kemungkinan penyebab utamanya adalah penguasa saat ini tidak besungguh-sungguh dalam membangun dan anggaran-anggaran proyek banyak dikorupsi, mereka melakukannya tanpa mempedulikan kualitas bangunan atau jembatan dan kemaslahatan manusia.

Oleh karena itu, mari bersegera untuk kembali ke kehidupan Islam. Di mana khilafah akan memaksimalkan mengurusi kepentingan masyarakat dan khilafah terus melakukan inovasi insfrastruktur termasuk teknologi kontruksi jembatan yang kokoh.

Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari). Saatnya mencampakkan Sistem kapitalis sekuler demokrasi, dan memperjuangkan khilafah tegak kembali di muka bumi ini.

Wallahu a'lam bisshawab