-->

Deflasi, Keniscayaan Diterapkan Sistem Ekonomi Kapitalis

Oleh : Anastasia S.Pd. 

Di akhir pemerintahan rezim yang saat ini tengah berkuasa, telah benar-benar membuat rakyat semakin sengsara. Di bidang ekonomi kita mengalami deflasi, fase krisis yang luar biasa. Seperti yang disampaikan oleh, Badan Pusat Statistik (BPS), dijelaskan Indonesia mengalami deflasi 0,12% pada September 2024. Ini merupakan deflasi kelima, berturut-turut selama 2024 dan menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir pemerintahan Presidan Joko Widodo, menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.
"Secara historis, deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12% (month to month)," jelas Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (01/10).

Deflasi adalah istilah dalam ekonomi ketika terjadi penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Sekilas deflasi tampak menguntungkan bagi orang, karena harga-harga barang dan jasa jadi lebih terjangkau oleh konsumen. Tapi, deflasi yang terjadi sekarang, menurut ekonom dari Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, bisa jauh lebih berbahaya.
Sebab, deflasi beruntun ini menjadi indikator bahwa "pendapatan atau uang di masyarakat sudah semakin langka didapatkan". CNN Indonesia.com (04/10/2024).

Mengapa Bisa?

Tentu ditengah badai PHK massal, memberikan dampak yang signifikan terhadap munculnya deflasi, rendahnya pemasuka, sehingga konsumsi semakin berkurang. Rendahnya, pendapatan diakibatkan banyak orang yang terkena PHK. 
Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, ada 53.993 tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Pasalnya, sudah perusahaan dinyatakan pailit, atau akhirnya pindah ke daerah lain yang upah minimumnya lebih kecil.
Masifnya PHK juga turut diperkuat, oleh catatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang menyebut hingga Agustus 2024 jumlah klaim Jaminan Hari Tua (JHT) tercatat sebanyak 2,07 juta klaim.
 Diketahui, pencairan JHT biasanya dilakukan ketika pekerja terkena PHK atau mengundurkan diri.

Ekonom Muhammad Andri, membeberkan gelombang PHK yang kian membesar ini sudah pasti menurunkan pendapatan masyarakat kelas pekerja. Imbasnya, mereka akan lebih berhemat mengeluarkan uang hanya untuk kebutuhan prioritas. Sehingga, uang yang beredar di masyarakat menjadi langka, dan dari sana roda perekonomian tidak berjalan. 

Di tengah badai PHK, pembukaan lapangan pekerjaan baru di sektor padat karya dalam lima tahun terakhir juga nyaris tidak ada, menurut Muhammad Andri. CNN Indonesia.com (04/10/2024). 

Padahal sektor, ini menjadi andalan untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga diharapkan bisa melahirkan apa yang disebutnya sebagai warga kelas menengah.
Namun data BPS terakhir menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia justru turun kelas dalam lima tahun terakhir, menjadi hanya 47,85 juta.

Akibat Deflasi

Tentu saja dampak terhadap deflasi akan begitu besar, khususnyat, akan dirasakan langsung oleh masyarakat kelas bawah. Karena besar gelombang PHK, secara otomatis masyarakat adalah kelas pekerja, yang saat ini kehilangan mata pencaharian. Penganguran menjadi dampak real dari deflasi. Hilang pendapatan, menghasilkan minimnya belanja konsumen keluarga. Sehingga, kita melihat kesejahteraan masyarakat sulit terpenuhi. Banyaknya, kebutuhan primer yang tidak lagi mampu dijangkau oleh masyarakat. Ngiris, melihat angka kiriminal pun yang semakin tinggi diakibatkan oleh impitan ekonomi. 

Bayang-bayang buruk dari deflasi ekonomi pun, akan berdampak di masa depan. Di mana, masyarakat kelas bawah tidak mampu menjangkau pendidikan dan kesehatan, otomatis kita kehilangan menciptakan generasi pintar, kuat dan berdaya juang tangguh. Karena mereka tidak mampu mengakses pendidikan yang layak, sebab pendidikan yang berkualitas amat sangat terbatas kecuali ditopang oleh modal yang besar. Sangat mustahil, kita mampu membesarkan generasi sehat, dan tangguh, karena kesehatan dan kesejahteraan pun menjadi barang langka yang sangat mahal. 

Kenyataannya sekarang, masyarakat sangat sulit mendapatkan kesehatan berkualitas, kalau tidak ada modalnya. 

Kapitalis Akar Masalah 

Karut-marut kondisi ekonomi, tidak bisa dipisahkan dari diterapkannya sistem ekonomi kapitalis. Kita memahami betul, pandangan ekonomi ini lahir, hanya untuk melayaninya pemodal saja. 

Deflasi ekonomi menjadi gambaran besar, bahwa selama ini perputaran uang hanya ada di atas, yaitu diantara orang-orang pemilik modal. Dengan dikuasainya fasilitas umum oleh pemodal, menjadikan kebutuhan tersebut hanyalah bisnis semata bukan untuk memenuhi tanggung jawab negara terhadap rakyatnya. Begitu pun, negara telah berlepas tangan dalam menciptakan lapangan pekerjaan, yang diserahkan kepada perusahaan atau pengusaha. Dalam aturan mainnya, perusahaan tidak mempunyai andil besar untuk mensejahterakan rakyatnya. Karena, kembali lagi pada prinsip ekonomi kapitalis mengejar keuntungan. Perusahaan akan, menekan upah para pekerja, karena upah pekerja adalah bagian dari faktor produksi. Sehingga, wajar PHK adalah ritual umum, yang akan terus berulang selama diterapkannya sistem kapitalis. 

Adanya sistem kapitalis, hanya sekedar mendikte negara saja. Seperti lahirnya UU Omnibuslaw Cipta Kerja, negara hanya sebagai pemberi regulator yang melanggengkan kepentingan pemilik modal. Rakyat hanya pekerja, yang diperas tenaganya saja. Kesejahteraan mereka jauh api dari panggang. 

Kapitalis, telah menjadikan sumber daya alam hanya untuk golongan pemodal. Adanya privatisasi sumber daya alam, mengakibatkan rakyat tidak pernah menikmati kekayaan alam, yang sesungguhnya kekayaan tersebut milik umat, seharusnya dikelola oleh negara. Seandainya, negara mampu mengambil alih tugasnya, tentu rakyat akan sejahtera tanpa harus menjadi tenaga asing ke negeri orang. Ironi, tanah sendiri dirampok kapitalis, rakyatnya ke luar negeri mencari kehidupan.

Kembali Ke Islam

Kita memahami, bahwa deflasi adalah penyakit ekonomi yang dilahirkan dari sistem kapitalis. Berbeda dengan Islam, yang melahirkan aturan kehidupan manusia, apabila diterapkan terdapat kebaikan bagi manusia. Begitu pun ekonomi, Islam berpandangan negara adalah institusi yang harus berperan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan.

Negara akan berupaya menciptakan lapangan pekerjaan. Tidak tergantung kepada pihak swasta, seperti perusahaan. Islam, akan lebih fokus pada pemanfaatan sumber daya alam, yang jumlahnya tidak terhingga. Negara Islam tidak mengenal batas wilayah, sehingga, berlimpahnya sumber daya alam, akan memberdayakan rakyatnya sendiri. Tanpa harus bergantung kepada pihak lain. Juga baitul mal, mempunyai banyak pos pendapatan, ghonimah, fai, kharaj, atau pun zakat. Dari sumber-sumber kekayaan dan pemasukan, dengan sistem ekonomi Islam sangat mudah untuk mewujudkan kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Sehingga, deflasi ekonomi bisa dihindari. Wallahu'alam.