-->

Depok Surga LGBT, Lawan dengan Pemikiran dan Dakwah

Oleh : Fatmah R. Ginting

Depok merupakan surganya bagi kaum LGBT, maka harus dilawan dengan memahamkan dengan pemikiran dan dengan dakwah. 

“Jadi melawan kita dengan cara memahamkan dengan pemikiran, dengan dakwah. Baik kepada yang bersangkutan maupun kepada keluarga, tetangga dan masyarakat yang ada di sekitarnya,” ungkap Mubalighah Kota Depok, Ustadzah Hj. Nanik Wijayati, dalam Kajian Muslimah Bulanan, _Rasulullah Teladan Atasi Pergaulan Bebas Generasi Muda_, Sabtu, (14/09/2024) di Masjid Hidayatul Husaini, Curug, Cimanggis.

Ia pun menanyakan kepada ibu-ibu peserta, terkait perbuatan yang menyimpang tersebut. Apalagi ada berita yang berjudul, 'Depok Surga bagi Kaum LGBT'. 

“Apakah ibu-ibu mau Kota Depok dijadikan surga buat mereka-mereka yang menyimpang seperti itu? Berani tidak melawan? Nah, Melawan itu bukan berarti menghabisi mereka Bu, tapi menyadarkan mereka, mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang lurus,” tanyanya di hadapan puluhan jemaah.

Ia pun menegaskan kembali, para jemaah harus berani melawan penyimpangan tersebut. “Kalau kita ketemu sama laki-laki yang melambai-lambai, kita ditanya 'eh ibu mau pengajian ya' dengan gaya melambai, lalu ibu menjawab dengan meniru gaya melambainya 'eh iya, Mas..' Jangan ya Bu ya. Seharusnya kita bilang, 'Mas kan laki-laki, teges dikit napa jalannya? Masa kalah sama emak-emak?' Jadi tetap memberikan empati, perhatian, tapi juga mencoba meluruskan,” tambahnya.

Tak hanya itu, Ustazah Nanik juga mengingatkan kepada para jemaah, mereka (kaum LGBT) adalah anak-anak yang terlahir tanpa dosa, bukan musuh, maka harus dipahamkan dengan pemikiran dan dakwah.

“Mereka itu bukan musuh, Bu. Mereka adalah anak-anak yang waktu lahir mereka terlahir tanpa dosa, dia fitrah. Siapa yang menyebabkan dia menjadi belok dan menyimpang seperti itu? Banyak hal. Pengalamannya di waktu kecil, bisa jadi dia diperlakukan atau pernah mengalami hal yang tidak nyaman. Pernah tertolak oleh keluarganya, pernah mendapatkan ancaman berupa kata-kata yang sangat kasar, menghina dan sebagainya, akhirnya membuat dia merasa nyaman bersama teman-temannya yang merasa bisa memberikan kasih sayang kepada dia," pungkasnya.[] Fatmah R. Ginting