Haram Bagi Seorang Muslim Merayakan Halloween
Oleh : Eki Efrilia
Penyerangan terhadap rakyat Palestina oleh isra3l Laknatullah belum juga berakhir, bahkan korban meninggal sudah menyentuh 42.847 orang, tentu saja hal ini seharusnya membuat sedih para penduduk bumi, karena aksi pembantaian orang-orang yang tidak bersalah termasuk ke anak-anak adalah perbuatan yang sangat keji. Sayangnya hal ini tidak membuat prihatin beberapa pihak, bahkan mereka seakan tidak peduli tentang itu. Hal ini terbukti oleh banyaknya orang yang telah menunggu-nunggu perayaan Halloween. Tradisi yang dirayakan setiap tanggal 31 Oktober ini, akan sangat kontras dengan aksi pembantaian rakyat Palestina karena kebanyakan dirayakan dengan aksi hura-hura, bahkan bagai sebuah ajang pamer kostum unik di mana-mana. Semakin unik pakaian yang dikenakan, maka akan semakin membuat orang tersebut berbangga. Karena itulah, seperti laporan dari Bored Panda, di Barat ada peningkatan pencarian kostum Halloween via internet, yaitu dalam sebulan terakhir mengalami peningkatan sebesar 85%. Kostum yang dicari biasanya dari karakter-karakter ikonik televisi maupun film yang sedang viral, contohnya karakter Deadpool 3 dan Barbie-Ken yang saat ini masih menjadi tren [Merdeka.com, 4/10/2024].
Perayaan Halloween yang banyak dilakukan di Barat, ternyata sudah merambah juga ke negeri-negeri yang mayoritas muslim, termasuk di Indonesia. Seperti contoh perayaan Halloween tahun lalu, di mana banyak artis Indonesia yang telah diketahui khalayak mereka beragama Islam, tapi ternyata ikut merayakan Halloween dengan menghadiri sebuah pesta dan berpenampilan dengan karakter-karakter kartun atau film [viva.co.id, 30/10/2023].
Padahal tradisi Halloween bukan berasal dari ajaran Islam, melainkan tradisi Barat yang berasal dari aliran kepercayaan kaum Pagan (Paganisme) yaitu praktik spiritual yang percaya kepada banyak dewa-dewi. Cara penyembahan terhadap dewa-dewi tersebut adalah dengan membuat patung-patungnya dan kemudian menyembahnya.
Awal mula Halloween berasal dari festival Samhain yang dilakukan oleh bangsa Celtic yang hidup 2000 tahun yang lalu, untuk menandai akhir panas dan awal musim dingin. Celtic sendiri adalah wilayah yang kini menjadi Irlandia (Inggris) dan Perancis bagian utara (medsos.id, 30/10/2022)
Sudah seharusnya, kaum muslimin wajib mengetahui bahwa Halloween adalah ajaran kaum Pagan dan samasekali bukan berasal dari ajaran Islam.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalaam pernah datang ke Madinah sedangkan penduduknya memiliki dua hari raya. Pada kedua-duanya mereka bermain (bergembira) di masa jahiliyah. Lalu baginda bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua-duanya bagi kamu semua dengan dua hari yang lebih baik yaitu Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri"
(HR. al-Nasaa'i)
Dari hadis di atas seharusnya sudah terang-benderang bagi kaum muslimin bahwa tidak ada perayaan apapun bagi kaum muslimin selain Idul Fitri dan Idul Adha.
Sayangnya saat ini kaum muslimin sengaja dijauhkan secara terstruktur dari agamanya sendiri. Selain diperangi secara fisik seperti yang terjadi di Palestina, Yaman, Syiria, Moro, Rohingya dan masih banyak lagi, kaum muslimin juga semakin tak berdaya dengan 'serangan-serangan' pemikiran dan kebudayaan ala Barat. Contohnya seperti budaya perayaan tahun baru Masehi, Valentine dan Halloween yang sebetulnya itu semua berasal dari Barat, tapi ternyata itu dipaksakan menjadi lumrah untuk dirayakan bersama-sama dengan kaum muslimin yang sebetulnya memiliki pemikiran yang khas dan sangat berbeda dengan budaya kaum Barat.
Sangat aneh sebetulnya, dalam kondisi prihatin, banyak kaum muslimin yang masih terpuruk dan tertindas, bahkan nyawapun harus melayang akibat kekejaman bangsa Barat, tapi ternyata ada sebagian dari kaum muslimin sendiri yang ikut 'berpesta' merayakan tradisi bangsa jahat yang berlumuran darah saudara muslimnya.
Inilah yang bisa disebut bahwa banyak dari kalangan kaum muslimin kalah oleh serangan perang kebudayaan (ghazwul tsaqafi) Barat, mereka tekuk lutut dengan mengikuti tradisi tersebut, bahkan dengan kondisi tertawa dan bangga (pakaian Halloween biasanya sangat mahal, karena dirancang khusus dan berbeda dengan yang lain).
Apabila kita menilik kehidupan manusia saat ini, baik muslim maupun non muslim, sikap individualistik yang merupakan turunan dari Kapitalisme (sistem bentukan bangsa Barat), sudah merupakan hal lumrah.
Padahal jelas Allah Subhanahu wa Ta'ala meminta kaum muslimin untuk mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalaam.
Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Ali Imran: 31)
Rasulullah mengajarkan untuk menyayangi saudaranya sesama muslim, seperti sabda beliau: "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)"
(HR. Muslim)
Ketidakpedulian antara sesama saudara seakidah ini dengan membiarkan saudara-saudaranya di belahan dunia lain menderita dan mereka malah berpesta-pora (seperti kelakuan orang Islam yang ikut tradisi Halloween), berarti menyalahi ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalaam.
Juga apabila seorang muslim tapi ikut merayakan hari besar agama atau kepercayaan lain, berarti itu juga tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalaam.
Sehingga, sudah seharusnya seorang muslim yang masih mengingat bahwa malaikat maut senantiasa selalu mengintai manusia atau dengan kata lain bahwa kematian bisa sewaktu-waktu datang tanpa diundang, mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Bersiap sedia terhadap sang maut ini adalah dengan selalu Muroqobatullah (merasa bahwa Allah itu selalu mengawasi perbuatan-perbuatan kita), sehingga kita senantiasa berlomba-lomba untuk selalu melakukan kebaikan yang diajarkan Allah dan menjauhi dari perbuatan yang dilarangNya.
Sikap Muroqobatullah ini seringkali sulit dilakukan seorang muslim sekarang, karena sistem Kapitalis yang saat ini berkuasa, membentuk manusia menjadi seorang penghamba materi dan jauh dari Islam (sekuler). Padahal hal itu malah akan menjerumuskan manusia itu sendiri, mereka menjadi konsumtif, individualis, liberalis (bergaya hidup bebas seperti pacaran, sex bebas dan lain sebagainya), pluralis (menganggap semua agama dan kepercayaan adalah benar) dan sebagainya.
Sistem kapitalis samasekali tidak membuat kebaikan bagi manusia dan sudah seharusnya dienyahkan dari muka bumi. Sudah menjadi kewajiban bagi kita, seorang muslim, untuk kembali menerapkan Islam sebagai sebuah standar kehidupan, karena dengan penerapan Islam secara menyeluruh, bumi ini beserta isinya akan terselamatkan dan saat kembali lagi kepada Allah, manusia bisa berdiri tegak karena telah tuntas melaksanakan hukum-hukum Allah saat dahulu hidup di dunia.
Wallahu'alam bishshowwab.
Posting Komentar