Janda Kaya Nikahi Pemuda Nganggur, Solusi yang Ngawur!
Oleh : Siti Aisyah, S.Sos. Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Celotehan atau kelakar yang disampaikan Calon Wakil Gubernur Jakarta Suswono saat menghadiri deklarasi dukungan dari organisasi Bang Japar, Sabtu (26/10/2024) terkait himbauannya bagi pemuda pengangguran untuk menikahi janda kaya sebagaimana ia menganalogikan Siti Khadijah ra menikahi Nabi Muhammad SAW sangat keliru sekali dan tak pantas karena bisa melukai kaum Muslimin.
Walaupun mungkin itu celotehan, tapi tak pantas dikatakan, apalagi keluar dari mulut calon pemimpin yang seharusnya menjaga wibawa, jangan asal ngomong atau ngawur tanpa ilmunya. Walaupun mungkin tidak ada niatan menista agama, tapi penganalogian tersebut bisa jadi terkategori menista agama, karena merendahkan Nabi Muhammad SAW. Padahal, sebelum menikahi Siti Khadijah, beliau bukan pemuda yang pengangguran.
Jika merujuk sejarah, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pengusaha dan pedagang yang sukses sekaligus teladan dalam berdagang dengan penuh integritas dan kejujuran. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau belajar berdagang sejak usia 12 tahun setelah diajak oleh pamannya, Abu Thalib, untuk ikut dalam rombongan dagang ke negeri Syam. Rasul dikenal sebagai sosok yang selalu jujur, hingga mendapatkan julukan Al-Amin atau ‘yang dapat dipercaya’."
Kejujuran dan sikap amanah ini membuat banyak orang mempercayakan modalnya kepada beliau, termasuk Siti Khadijah binti Khuwailid yang kemudian menjadi istri beliau. Rasulullah tidak hanya mencari keuntungan materi, tetapi juga berusaha untuk menjaga keadilan, berbuat baik kepada pelanggan, dan bersikap adil dalam semua transaksi. Prinsip-prinsip perdagangan yang diterapkan Rasulullah ini sangat relevan hingga saat ini, yaitu mengutamakan integritas, transparansi, dan keadilan dalam setiap transaksi.
Jelas ya, Nabi Muhammad SAW itu bukan pemuda nganggur yang memanfaatkan Siti Khadijah sebagai janda kaya untuk dijadikan istrinya. Yang ada, Siti Khadijah lah yang pertama melamar Nabi karena kejujuran beliau. Bahkan, mahar Rasulullah SAW kepada Khadijah sangat fantastik 20 ekor unta muda. Oleh karenanya, sekali lagi, penganalogian tersebut salah besar!
Tak hanya itu, solusi yang disampaikan Suswono tersebut menunjukkan dirinya dan parpol pengusungnya tidak memiliki konsep yang matang dalam mengatasi masalah pengangguran. Bagaimana jadinya, jika pemimpin atau pejabat tidak mempunyai konsep yang matang dalam mengatasi masalah? Apalagi saat ini banyak pejabat yang tidak ahli di bidangnya. Tentunya tunggu saja kehancuran suatu negeri tersebut. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, yang artinya, "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya" (HR Bukhari). Apakah kita mau punya pemimpin seperti itu? Ngeri ya!
Ingat, harusnya untuk mengatasi pemuda nganggur, negara menyediakan lapangan kerja. Islam memandang negara bertanggung jawab dalam menyediakan lapangan kerja bagi pemuda yang tidak punya kerja. Apalagi dalam Islam, laki-laki itu sebagai tulang punggung keluarga yang wajib menafkahi istri dan anak-anaknya.
Negara juga berperan aktif dalam memberi modal tanpa bunga kepada para pemuda agar mereka bisa mandiri dan menciptakan usaha sendiri, sehingga tak ada pemuda yang nganggur. Itu solusinya dalam Islam ya Pak, bukan menikahi janda kaya yang Bapak katakan, apalagi dengan menganalogikan kepada pernikahannya Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah ra, sungguh ngawur.[]
Posting Komentar