Kemiskinan di Dunia dan Indonesia: Keniscayaan dalam Kapitalisme dan Solusi Islam
Oleh : Henise
Kemiskinan global, termasuk di Indonesia, telah menjadi fenomena yang sulit diatasi di bawah sistem kapitalisme. Sistem ini tidak hanya menciptakan ketimpangan ekonomi yang semakin tajam tetapi juga menyebabkan kemiskinan sebagai kondisi yang hampir permanen. Kapitalisme memprioritaskan pertumbuhan ekonomi berbasis modal dan kepentingan segelintir elite, sementara mayoritas rakyat tetap terperangkap dalam kemiskinan struktural.
Akar Kemiskinan dalam Kapitalisme
Kapitalisme memiliki kecenderungan alami untuk menciptakan kesenjangan sosial. Di satu sisi, kapitalisme mempromosikan akumulasi modal dan kekayaan oleh segelintir orang, sementara mayoritas penduduk tidak memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya dan peluang ekonomi. Kemiskinan menjadi fenomena yang terus berulang dan sistemik karena struktur sosial-ekonomi yang diciptakan kapitalisme tidak mendukung pemerataan ekonomi. Dalam hal ini, kemiskinan di Indonesia diperburuk oleh ketimpangan distribusi kekayaan dan sumber daya alam yang tidak merata.
Fakta bahwa lebih dari 800 juta orang di dunia hidup dengan pendapatan di bawah $1,90 per hari merupakan bukti kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan yang adil bagi semua orang. Pertumbuhan ekonomi mungkin terjadi, tetapi manfaatnya jarang dirasakan oleh lapisan masyarakat miskin, yang justru semakin terpinggirkan.
Realitas Kemiskinan di Indonesia
Di Indonesia, ketimpangan sosial terlihat jelas di mana sebagian besar kekayaan terpusat pada kelompok kecil, sementara masyarakat pedesaan dan pekerja informal tetap terjebak dalam kemiskinan. Migrasi dari desa ke kota dalam upaya mencari pekerjaan kerap tidak memberikan solusi nyata bagi kemiskinan. Sebaliknya, migrasi ini malah memperparah masalah perkotaan seperti pengangguran dan kemiskinan perkotaan.
Pembangunan ekonomi yang berpusat pada urbanisasi dan industrialisasi tanpa memperhatikan kebutuhan daerah pedesaan semakin memperdalam ketidakadilan ekonomi. Model pembangunan ini menciptakan kelas buruh yang teralienasi dan hidup di bawah standar kelayakan, tanpa adanya dukungan sistemik yang mampu memberikan kesejahteraan jangka panjang.
Solusi Islam untuk Mengatasi Kemiskinan
Dalam pandangan Islam, kemiskinan bukanlah kondisi yang tidak dapat dihindari. Islam menawarkan sistem ekonomi yang adil dan komprehensif dengan memperhatikan distribusi kekayaan dan pemenuhan kebutuhan dasar setiap individu. Prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti zakat, sedekah, dan distribusi yang adil dari sumber daya alam, dapat membantu mengatasi kemiskinan dengan cara yang lebih efektif daripada kapitalisme.
Zakat, misalnya, merupakan kewajiban bagi orang kaya untuk memberikan sebagian harta mereka kepada yang membutuhkan, sehingga harta tidak hanya terkonsentrasi pada satu kelompok. Selain itu, Islam melarang riba dan mendorong ekonomi berbasis kerja dan usaha nyata, bukan spekulasi atau eksploitasi sumber daya manusia.
Sistem Islam juga mengatur kepemilikan sumber daya alam sebagai milik bersama umat, yang tidak boleh dimonopoli oleh segelintir orang atau pihak swasta. Sumber daya ini harus dikelola oleh negara untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Dengan cara ini, distribusi kekayaan menjadi lebih adil dan setiap individu memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air, pendidikan, dan kesehatan.
Kesimpulan
Kemiskinan di dunia, termasuk di Indonesia, adalah fenomena yang terus berulang dalam sistem kapitalisme yang gagal mengatasi ketimpangan sosial. Solusi Islam menawarkan sistem ekonomi yang lebih adil, yang mampu memastikan setiap individu mendapatkan hak-haknya atas kesejahteraan dan keadilan ekonomi. Dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh, kemiskinan tidak akan lagi menjadi keniscayaan, tetapi dapat diatasi dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan sesuai fitrah manusia.
Wallahu a'lam
Posting Komentar