-->

KRIMINALITAS PEMUDA SEMAKIN BENGIS DAN SADIS

Oleh : Adilah Risya Rahmi (Aliansi Penulis Rindu Islam)

Beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan penemuan 7 mayat yang meninggal di Kali Bekasi pada Minggu (22/09) bisa disebut sebagai puncak gunung es kenakalan remaja saat ini. Dugaan sementara, sebelumnya mereka sempat berencana tawuran, namun keburu kepergok patroli perintis presisi Polres Kota Bekasi hingga lari kocar-kacir, di antaranya nekad memilih menyeberang sungai hingga musibah datang (scope.sindonews.com 28/09/2024)

Sebenarnya kasus kejahatan anak, baik itu kekerasan atau kriminalitas bukanlah hal baru. Pejabat sementara Ketua Komisi Anak Lia Latifah mengatakan kasus kekerasan pada anak sangat riskan terjadi. Bahkan semakin tahun, kasusnya semakin meningkat. Data Komnas Anak menunjukan jumlah kasus kekerasan anak pada tahun 2023 mencapai 3.547 kasus. Kekerasan fisik mencapai 985 kasus atau naik 27 persen dibandingkan tahun 2022 (kompas.id 28/12/2023)

Dari bulan Agustus 2024, tren kasus tawuran di Jakarta Timur meningkat sejak tiga bulan terkahir. Kapolres Metro jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Liliipaly saat menjadi pembicara Bincang Seputar Kota Kita (Biskota) mengungkapkan berdasarkan data statistik, pada Juni 2024 terdapat 7 kasus, Juli 12 kasus dan Agustus 2024 sebanyak 16 kasus (antaranews.com 7/08/2024). 

Fenomena tawuran yang terus terjadi terulang dapat dikategorikan dalam kejahatan jalanan yang bengis dan sadis. Tawuran tidak hanya akan memberikan dampak psikologis bagi kedua pihak, tawuran yang menggunakan senjata tajam tentu akan melukai secara fisik, cacat, bahkan dapat menghilangkan nyawa. Tawuran yang didominasi oleh kalangan pemuda membuat keresahan di tengah masyarakat, maka tentu harus mendapatkan perhatian dari banyak pihak terutama pemerintah. 

Melihat dari banyaknya alasan melakukan aksi tawuran, dapat dilihat bahwa faktor pemicunya diantaranya lemahnya kontrol diri, krisis identitas, tidak adanya fungsi dan peran keluarga, beban ekonomi yang sulit, lingkungan yang rusak, pengaruh media dan pendidikan yang gagal, serta lemahnya hukum dan penegaknya.  

Di sisi lain, keluarga memiliki fungsi sebagai rumah, tempat berlindung yang dipenuhi oleh kasih sayang dan perhatian memiliki peranan yang penting. Peran sosial dan emosional keluarga cenderung berubah mengarah ke peran ekonomis. Orangtua yang sibuk dalam mencari kerja, mempengaruhi interaksi yang terjadi di dalam keluarga. Intensitas interaksi yang kurang menyebabkan kepribadian maupun karakter anak lebih banyak dipengaruhi dari sekolah, teman dan lingkungan sekitarnya. Ditambah lagi peran media sosial yang secara tidak langsung memberikan dampak besar dan dapat menggantikan peran dari fungsi keluarga. Akibatnya pemuda yang tidak mendapatkan fungsi dan peran keluarga yang benar, cenderung akan menjadi individu yang lemah kontrol diri, tidak memiliki empati, bebas, bahkan krisis identitas. 

Ketidakpastian hukum pun menghadirkan rasa frustasi sosial yang akan dialami oleh sebagian besar pemuda dalam tahap pencarian identitas. Pemuda akan cenderung memiliki kepribadian yang menyimpang, menyerang dan sadis hanya untuk mencari eksistensi diri dengan mengakibatkan orang lain menderita. Apabila negara masih abai terhadap aksi kriminalitas pemuda dan ketidakpastian hukum bahkan tidak tuntas dalam penanganannya, tentu aksi tawuran akan menjadi sebuah pelaziman dan angka kriminalitas pemuda akan terus bertambah.

Adanya berbagai faktor pemicu kriminalitas pemuda merupakan sebuah sebab rangkaian penerapan sistem yang tidak tepat bahkan rusak. Sistem yang lebih mengutamakan asas manfaat, keuntungan dan kebebasan melahirkan sebuah permasalahan kompleks sampai tataran sosial terkecil yaitu keluarga. Kapitalisme-Liberalisme nyatanya telah merusak komponen penting dalam membentuk masyarakat terbaik.

Berbeda dengan sistem Kapitalisme, Islam merupakan sistem kehidupan yang mampu menciptakan dan membentuk tatanan kehidupan yang jauh lebih baik. Islam memandang suatu masalah dengan cara pandang penyelesaian bersifat komprehensif. Islam sangat memperhatikan dalam menciptakan generasi pemuda berkualitas, lingkungan keluarga dan sosial yang kondusif serta penanganan dan kepastian hukum yang dilakukan oleh negara. 

Pemuda akan diberikan edukasi terkait identitasnya. Pemuda akan dipahamkan tentang hakikat hidup dan penciptaan. Darimana dia diciptakan, untuk apa dia hidup di dunia, bagaimana mengisi masa mudanya dengan baik, potensi apa yang dimiliki serta bagaimana menyalurkan naluri-naluri yang ada dalam dirinya. Hal ini akan didapat jika sistem pendidikan benar-benar fokus dalam membentuk pribadi yang baik, bukan mencetak generasi yang siap kerja saja. Pendidikan akan mengajarkan tingkah laku, adab, akhlak dan aturan jelas terkait pembentukan kepribadian yang baik. Tidak akan mengatasnamakan kebebasan berprilaku ketika menyakiti orang selain seperti di sistem liberalisme saat ini.

Pembentukan karakter pemuda yang sepeti ini perlu peran keluarga, terutama orangtua. Orangtua berperan penting mendidik anak dengan panduan Islam. Memberikan pemahaman keimanan sehingga anak paham hakikat kehidupan dan tujuan hidup. Ibu akan fokus mendidik anak, tanpa harus keluar rumah karena terpaksa bekerja. Negara akan memastikan para suami mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga ibu tidak perlu keluar untuk bekerja. 

Lingkungan sosial dibentuk agar mampu menjadi pengingat kebaikan. Saling peduli, mengingatkan dalam kebaikan dan berusaha dalam mencegah keburukan. Nilai yang berkembang di masyarakat adalah nilai ketakwaan. Industri hiburan dan media sosial dilarang menayangkan adegan kekerasan fisik maupun verbal seperti bullying dan tawuran maupun adegan maksiat seperti pornografi karena hal ini bisa dicontoh oleh anak-anak.

Peran terpenting adalah adanya peran negara. Negara yang mau menerapkan sistem islam secara sempurna akan mampu menerapkan aturan tegas dan sistem sanksi yang memberikan efek jera bagi pelaku. Negara akan bertindak tegas melarang adanya tindak kekerasan dalam bentuk apapun yang menyakiti orang lain. Jika sistem yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dilandaskan dengan sistem yang baik yaitu Islam, tentunya kriminalitas bisa dicegah, pemuda bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan terciptanya rasa keamanan di tengah masyarakat.