-->

MEDIA DIGITAL DI TENGAH GEN-Z MASA KINI

Oleh : Linda Anisa S.Pd (Guru Al-Izzah Khoiru Ummah) 

Siapa yang tidak ingin memiliki segalanya. Siapa yang tidak ingin menjadi nomor satu di lingkungannya. Siapa yang tidak ingin menjadi pusat perhatian orang – orang di sekelilingnya. Yah inilah fitrah yang ada pada setiap manusia khususnya para pemuda/remaja yang sedang mencari jati dirinya dan ingin menunjukkan eksistensinya. 

Alih - alih bersusah payah untuk diakui keberadaannya, media social hadir dan memfasilitasi para penggunanya untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara online dengan seseorang atau komunitas teertentu kapan saja dan dimana saja. Melalui media social para generasi kerap pamer aktifitas yang mereka lakukan. Mulai dari pamer makanan yang mereka makan, pamer tempat tongkrongan, pamer liburan, pamer barang – barang yang mereka miliki atau aktifitas lainnya.
 
Akibatnya muncul rasa iri pada sebagian orang dan membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna. Alhasil ia berusaha melakukan apa yang orang lain lakukan agar dianggap mampu dan diakui. Belum lagi mereka yang merasa ketinggalan jika tidak melakukan tren yang dilakukan teman lainnya. Akhirnya lahirlah gejala FOMO di tengah gen Z masa kini.  

FOMO atau Fear of Missing out adalah salah satu gejala social yang diakibatkan pengaruh social media. Perasaan cemas atau takut untuk ketinggalan dari pengalaman atau peristiwa tertentu yang sedang berlangsung membuatnya menghalalkan segala cara. Menurut pengamat sosial Devie Rahmawati, FOMO dapat menyebabkan dampak buruk. Seseorang yang FOMO dapat menggadaikan harga dirinya, keluarga, juga bangsanya untuk mendapatkan yang sedang tren (Kompas.co, 21-10-2024). 
 
Selain itu, FOMO juga melahirkan budaya konsumerisme di tengah – tengah pemuda saat ini. Hanya demi mendapatkan barang yang diinginkan, mereka dengan mudahnya meminjam uang dari layanan online yang tersedia. Dikutip melalui laman Kompas.com(11 -10-2024) bahwa berdasarkan laporan Lokadata.id, sebanyak 78 % Masyarakat generasi milenial dan Gen Z telah menggunakan aplikasi Fintech setiap harinya, termasuk dompet digital, layanan pinjaman, dan pembayaran digital.

Viralnya boneka labubu beberapa waktu lalu merupakan buah dari FOMO dan Konsumerisme yang berlebihan. Demi mendapatkannya orang – orang rela mengantri panjang hingga berjam – jam hanya demi dianggap mampu dan keren karena memilikinya. 

Jika kita kembali mencermati, FOMO merupakan tindakan yang hanya merugikan pelakunya. Dikutip dari laman National Institutes of Health, FOMO dapat menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan mental, diantaranya: mengganggu produktivitas. FOMO membuat seseorang merasa harus selalu terhubung dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di media sosial. Akibatnya, seseorang cenderung menunda-nunda pekerjaan karena takut melewatkan momen penting atau kesempatan yang lebih menarik. Gangguan tidur hingga penurunan kualitas tidur, perasaan cemas, bahkan stress juga menjadi dampak yang diakibatkannya (katadata.co.id/). 

Sekularisme Biang Rusaknya Generasi
Beginilah kehidupan di tengah tengah sekularisme. Faham yang memisahkan kehidupan dari agama. Pada akhirnya menjerumuskan para pemuda kepada hidup hura hura, mengikuti gaya hidup barat yang hedon dan materialistic. Sekularisme melahirkan pemuda pemuda yang hanya sibuk memenuhi keinginan hawa nafsunya semata tanpa melihat lagi baik buruknya atau bahkan halal haramnya. Sebab yang terpenting bagi mereka hanyalah bagaimana mereka diakui keberadaannya. 
Sekularisme melahirkan pemuda bermental lemah dan jauh dari pencipta NYA, bahkan malu memperlihatkan identitas agamanya. Sekularisme hanya melahirkan generasi yang menjadi beban peradaban masa depan. Dengan kondisi seperti ini, lantas bagaimanakah nasib dunia 10 hingga 20 tahun kedepan? Masih bisakah kita berharap pada mereka?

Islam Sebaik-baik Solusi

Tentu tak ada tawar menawar jika berhadapan dengan masa depan generasi. Sebab ditangan merekalah dunia ini akan dipertaruhkan. Islam telah menjadi contoh yang apik untuk diikuti. Darinya lahir banyak generasi – generasi yang karyanya terus kita nikmati hingga kini. Al – Zahrawi adalah salah satu ilmuan yang dilahirkan dari keagungan Islam yang dikenal sebagai bapak operasi pembedahan. Ibnu Sina yang merupakan tokoh penting dalam ilmu kedokteran; dimana bukunya al qanun fi al-tibb menjadi buku rujukan dalam bidang kedokteran selama berabad abad. Ibn al-haytham, yang dikenal sebagai ahli matematika, fisika, dan astronomi, bahkan karya dan penelitiannya memberikan banyak inspirasi pada ahli sains barat dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Dan masih banyak lagi ilmuan terkenal lainya yang dilahirkan dari penerapan Islam. 

Maka bukanlah bualan semata apalagi khayalan akan peradaban gemilang jika Islam diterapkan. Sebab sejarah telah membuktikannya. Islam tak akan membiarkan para generasi hidup dalam hura hura dan fatamorgana dunia dan membuat hidup mereka sia – sia. Islam akan menuntun mereka menjadi pribadi yang tak melupakan akhiratnya sekalipun bergulat dengan dunia. Islam akan membimbing generasi untuk selalu menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan aturan yang ditetapkan syara’ tanpa membelenggu mereka sehingga tak dapat berkarya. Justru Islam akan terus mendorong mereka untuk menghasilkan karya – karya hebat demi kebaikan dunia. 
Wallahu a’lam bi ash sawab.