-->

Muslim Dituduh Intoleran: Kesalahan Ide Moderasi Agama

Oleh : Henise

Di tengah masyarakat Indonesia, isu intoleransi sering kali mengemuka, dengan umat Islam seringkali menjadi sasaran tuduhan sebagai kelompok yang tidak toleran. Tuduhan ini semakin sering dibarengi dengan upaya untuk mempromosikan konsep moderasi beragama. Namun, pendekatan ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang tujuan sebenarnya dan dampak dari ide moderasi tersebut terhadap pemahaman Islam yang sejati.

Latar Belakang Tuduhan Intoleransi

Tuduhan bahwa Islam adalah agama yang intoleran banyak dikaitkan oleh tindakan segelintir kelompok yang dianggap sebagai representasi dari ajaran Islam. Padahal, mayoritas umat Islam sebenarnya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan berkomitmen untuk hidup berdampingan dengan penganut agama lain. Dalam konteks ini, moderasi beragama sering kali dipresentasikan sebagai solusi untuk menanggulangi radikalisasi dan kekerasan, tetapi sering kali berujung pada pemahaman yang keliru tentang ajaran Islam itu sendiri.

Ide Moderasi Agama: Blunder

Konsep moderasi beragama yang diperkenalkan pasca-peristiwa terorisme di Indonesia, seperti ledakan bom Bali pada tahun 2002, didorong oleh kepentingan politik dan internasional. Pendekatan ini sering kali didanai oleh lembaga luar negeri yang memiliki agenda tertentu, sehingga mengubah makna moderasi menjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni. Program moderasi beragama sering kali dianggap sebagai upaya untuk menekan ajaran-ajaran Islam yang dilabeli “radikal” oleh pihak luar, padahal sebenarnya ajaran tersebut adalah bagian dari keyakinan umat Muslim yang taat.

Kesalahan Pemahaman Toleransi

Ide moderasi beragama sangat berpotensi menyebabkan kebingungan di kalangan umat Muslim. Hal ini justru berpotensi menjauhkan umat Islam dari prinsip-prinsip dasar agama mereka. Kesesatan ini menganggap bahwa penerimaan nilai-nilai Barat adalah jalan menuju modernitas dan penerimaan global, padahal pada kenyataannya, ini mengancam identitas dan keaslian ajaran Islam.

Kekuatan Islam dalam Toleransi

Islam sebenarnya memiliki solusi yang telah terbukti untuk menciptakan harmoni di tengah masyarakat yang beragam. Prinsip toleransi dalam Islam telah diajarkan melalui Al-Qur'an dan hadits, di mana umat Islam diperintahkan untuk menghormati penganut agama lain dan tidak memaksa keyakinan mereka pada orang lain. Konsep “lakum dinukum waliyadin” (bagimu agamamu, bagiku agamaku) dalam Surat Al-Kafirun adalah salah satu contoh yang menegaskan hak individu untuk memilih agama tanpa paksaan.

Kesimpulan

Maka, tuduhan intoleransi yang dialamatkan kepada umat Islam, mencerminkan pemahaman yang cacat tentang ajaran Islam. Sebaliknya, penting untuk menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi dan kerukunan. Alih-alih menyesuaikan diri dengan ajaran di luar islam, umat Islam seharusnya meneguhkan jati diri mereka dan menunjukkan nilai-nilai toleransi yang sudah tertanam dalam ajaran mereka. 

Dengan cara ini, umat Islam dapat membuktikan bahwa mereka adalah agen toleransi di tengah perbedaan, tanpa perlu mengorbankan ajaran dan keyakinan mereka.

Wallahu a'lam