-->

Perilaku Seks Bebas Sudah Menjadi Gaya Hidup di Kalangan Remaja

Oleh : Nusroh

Perilaku seks bebas sudah menjadi gaya hidup di kalangan anak sekolah dan remaja. “Perilaku seks bebas di kalangan remaja merupakan gaya hidup,” ungkap dr. Yati Zarnudji, pemilik Klinik Utama Rawat Inap dr. Yati Zarnudji, dalam kajian bulanan yang diselenggarakan Majelis Qur’an Ummahat, Ahad, (15/09/2024) di Masjid Al Khairiyah Kalimulya Depok.

Ia pun melanjutkan, ketika seks bebas dianggap sebagai gaya hidup, maka mereka menganggap iseng, just for fun, merasa aman pakai kondom, merasa aman dengan sesama jenis dan parahnya lagi cara mudah untuk mendapatkan uang.

Apalagi menurutnya dengan adanya PP No 28 Tahun 2024. “Dengan adanya Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2024 akan membuka peluang lebar perilaku seks bebas terutama anak usia sekolah,” terangnya.

“Perilaku seks bebas juga bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, dan terjangkitnya penyakit IMS (Penyakit Infeksi Menular) yang merupakan pintu masuk virus HIV/AIDS. Perilaku seks yang bisa menularkan IMS adalah hubungan seks kelamin dengan kelamin, kelamin dengan oral, kelamin dengan alat, kelamin dengan tangan, hubungan dengan banyak pasangan dan hubungan sesama jenis,” bebernya.
 
Virus HIV/AIDS menurutnya, hanya bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sperma, cairan vagina, ASI. Dan penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, kontak darah/luka dan transfusi darah yang tercemar HIV, penggunaan jarum suntik/jarum tindik secara bersama dan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya. 

“Sampai saat ini belum ada obat pemati virus HIV/AIDS yang ada hanya menghentikan perkembangbiakan atau mempingsankan virus saja dan berkembangnya tanpa gejala. Jenis-jenis penyakit yang diakibatkan oleh virus HIV-AIDS antara lain sifilis, gonore, IGNS, kondiloma akuminata (penyebab kanker serviks, kanker anus, kanker rongga mulut), herpes simpleks genitalis, hepatitis B dan C,” bebernya.

“Apakah pemakaian kondom bisa mencegah penularan IMS dan HIV-AIDS?” tanyanya di hadapan 200 jemaah yang hadir.

Lanjutnya, pemakaian kondom 100% tidak aman karena ukuran virus HIV lebih kecil dari pori-pori kondom maka virus dapat tembus, kondom hanya mampu mengurangi risiko tertular sekitar 26% saja. 

“Pencegahan IMS dan HIV-AIDS dapat dicegah dengan cara tidak melakukan perilaku seks bebas, setia kepada pasangan sah, gunakan jarum suntik sekali pakai,” pungkasnya.[]Nusroh