PESANTREN UJUNG TOMBAK MODERASI BERAGAMA?
Oleh : Rusmiati (Aktifis dakwah Islam)
KEMENAG (kementerian agama) berharap pesantren terdepan dalam penerapan moderasi beragama, harapan ini disampaikan staf khusus menteri agama Abdul Rahman pada penguatan nilai-nilai moderasi beragama bagi pendidik pada pesantren sulafiyah di Jakarta. Giat ini diselenggarakan direktorat pendidikan Diniyah dan pondok pesantren selama hari 11-13 September 2024. Hadir para wakil pimpinan bidang kurikulum pesantren atau pengajar kitab fiqih atau aqidah dari 22 pesantren salafiyah. Penyelenggara pendidikan kesetaraan (pkpps). Abdul Rahman, mengingatkan pentingnya cara pandang keberagaman yang dimiliki masyarakat muslim Indonesia yang moderat sebagai bentuk syukur bangsa ini atas karunia Tuhan yang maha esa ia berkata Kita wajib bersyukur atas wujud negara kita bukan negara yang berdasarkan agama, tetapi semua warga beribadah sesuai dengan keyakinan agama masing-masing paparnya di Jakarta Jumat 13 September 2024.
Kelanjutannya Abdurrahman menyampaikan bahwa setidaknya ada empat indikator utama seseorang dinilai moderat dalam beragama, yaitu komitmen terhadap bangsa dan negara, menentang segala bentuk kekerasan, menolak sikap intoleran dan menghargai kearifan lokal (lokal wisdom). (KEMENAG.go.id 17/09/2024).
Sungguh memprihatinkan, Pesantren yang seharusnya menjadi pencetak para Ulama-Ulama sebagai tonggak dalam menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, malah diarus deraskan menjadi ujung tombak spirit moderasi beragama yang berbahaya karena akan menyebarkan pemahaman yang menyesatkan. Bahkan akan menjauhkan dari makna Islam yang sebenarnya. Tidak bisa dibayangkan jika pesantren tempat menjadikan putra-putra bangsa agar mutafaqin fiddin, akan mandul dari perannya dalam membangkitkan ummat.
Menjadikan pesantren-pesantren sebagai sarana untuk mewujudkan adanya penguatan nilai-nilai moderasi beragama adalah suatu bentuk kelemahan bahkan kerusakan aqidah. Moderasi beragama yang digaungkan itu sebenarnya bagian dari proyek global untuk mengokohkan hegemoni negara kapitalis di negeri muslim. Targetnya menghalangi kebangkitan Islam meredukasi ajaran Islam karena menggunakan nilai-nilai Barat atau sipilis, moderasi beragama ini pun selalu dikaitkan dengan isu radikalisme dan terorisme yang menstigma Islam dalam umat Islam itu sendiri. Pada akhirnya pesantren akan memonsterisasi makna dan ajaran khilafah yang sesungguhnya. Hal inilah yang diharapkan oleh Barat.
Tidak bisa dipungkiri, karena istilah Moderasi beragama pertama kali diperkenalkan oleh lembaga Think Tank Amerika "Rand Corporation" dalam dokumennya yang berjudul "Building moderate muslim network" (membangun jaringan Islam Moderat) pada tahun 2007. jadi bisa dipastikan jika moderasi beragama bukan berasal dari ulama apalagi dari Islam sendiri. Mirisnya, agenda global ini malah di patuhi negeri - negeri muslim termasuk Indonesia yang notabenenya negara yang berpenduduk mayoritas muslim. dengan jumlah pesantren terbesar juga.
Dari fakta diatas, umat Islam seharusnya memiliki kewaspadaan pada setiap kebijakan yang dilakukan penguasa sekuler saat ini, karena jelas mereka bekerja untuk barat bukan untuk kebangkitan umat Islam. Umat Islam harus di sadarkan terkait makna dan tujuan dari modernisasi beragama. Terlebih lagi pesantren dimana tempat menimba ilmu para pemuda dan Generasi muslim. Harus juga difahamkan Islam secara menyeluruh agar tidak tersesat dengan program-program yang nyata-nyata tidak berasal dari Islam apalagi yang akan menghancurkan pemahaman Islam.
Caranya dengan menyadarkan para santri khususnya dan menyadarkan umat secara umum terkait kewajiban yang urgens menerapkan ajaran Islam kaffah dalam institusi kekhilafahan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman "Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan) dan janganlah ikuti langkah-langkah setan sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu". (QS.Al - Baqarah:(2):208)
Wallahu a'lam bishowab.
Posting Komentar