-->

Serangan Zionis Makin Membabi Buta, Akibat Ketiadaan Junnah

Oleh : Bunda Hanif (Pendidik)

Zionis Israel mengalihkan serangannya dari Palestina ke Lebanon secara membabi buta dengan dalih menyerang Hisbullah. Lebih dari 300 serangan udara telah dilancarkan Zionis ke Lebanon Selatan. Sebelumnya Zionis telah melakukan serangan darat ke Lebanon pada 1 Oktober 2024. 

Akibat serangan Israel, banyak rakyat Lebanon yang menjadi korban. Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad melaporkan jumlah korban tewas di negaranya sejak konflik pecah 8 Oktober 2023 hingga kini telah mencapai 1.640 orang. Selain itu, ada 8.408 korban luka-luka. Sedangkan sejak 16 September 2024 saja terdapat 1.030 korban tewas dan 6.352 orang luka-luka. (Muslimahnews.com, 4-10-2024)

Akibat serangan Israel lebih dari satu juta orang terpaksa harus mengungsi dan diprediksi Lebanon akan menghadapi krisis pengungsian terburuk sepanjang sejarah. Serangan Israel tersebut juga telah membunuh komandan Hizbullah Hassan Nasrallah.

Peristiwa serangan Israel terhadap Lebanon tidak membuka mata dunia. Dunia diam seribu bahasa. Memang Iran melakukan serangan pada Israel, namun hanya dua kali saja yakni pada April dan Oktober ini. Terlebih lagi Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan bahwa tindakan Iran sudah selesai, kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan serangan balasaa. Ini artinya, Iran tidak memiliki target untuk membela Palestina dengan menghilangkan entitas Yahudi Israel di Palestina. Serangan yang Iran lakukan hanya sekadarnya saja. 

Sikap bungkam dilakukan negeri-negeri muslim, bahkan PBB. Juru bicara kantor hak asasi PBB Liz Throssell hanya mengeluarkan peringatan tentang “invasi darat skala besar” di Lebanon. Menteri Kerja Sama Internasional Qatar Lolwah Alkhater hanya menyerukan kritik atas serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon. 

Aksi Zionis yang terus saja melakukan serangan terhadap Palestina dan Lebanon karena adanya dukungan dari Amerika Serikat. Bahkan persenjataan yang yang digunakan juga berasal dari AS. 

Melalui serangan terhadap Lebanon, AS berupaya mengalihkan fokus Hizbullah dari pertempuran dan jihad untuk membebaskan Palestina. Dampak serangan terhadap Lebanon, Yahudi merasa aman untuk melakukan kekerasan, membunuh, menghancurkan dan menangkap warga muslim Palestina. Hasilnya, perdamaian mustahil terwujud dalam konflik Palestina-Israel karena sikap barbar Zionis Israel. 

Hizbullah pun tidak mampu menandingi serangan Zionis Israel karena posisi Hizbullah hanya sebagai milisi, bukan negara. Sumber daya yang mereka miliki tidak sebesar Israel dan AS. Sementara, negeri-negeri muslim tidak tergerak sedikit pun untuk membebaskan Palestina dikarenakan terbelenggu oleh rantai nasionalisme. Tindakan yang bisa mereka lakukan hanya sebatas mengecam dan mengutuk tanpa ada upaya riil untuk membebaskan Palestina, yaitu dengan pengiriman militer untuk mengalahkan dan mengusir penjajah Yahudi. 

Sampai kapan pun Palestina tidak akan bebas jika umat muslim tidak bisa bersatu untuk membebaskannya. Zionis Israel harus dikalahkan dan hengkang dari Palestina dan tentu saja hal tersebut hanya dapat dilakukan jika umat muslim seluruh dunia bersatu dan berjihad. Tak ada yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina, selain bantuan pasukan tentara muslim untuk melawan penjajah Zionis Yahudi. Namun, kita tidak bisa berharap dari penguasa muslim hari ini. Mereka semua telah tersandera secara politik oleh AS. 

Kehadiran tentara muslim hanya kaan terwujud ketika umat memiliki Khilafah yang berperan sebagai junnah (perisai). Hanya Khilafah yang mampu melindungi dan menyelamatkan seluruh umat muslim di dunia. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh Khilafah untuk membebaskan Palestina sebagai berikut :
Pertama, Khilafah akan menyatukan seluruh negeri muslim secara politik dan militer dalam satu negara.

Kedua, Khilafah akan menolak setiap tawaran perdamaian, gencatan senjata atau solusi dua negara dari Israel, AS maupun PBB.

Ketiga, Khilafah akan memobilisasi militer di negeri-negeri muslim sekitar Palestina untuk membebaskan Palestina secara maksimal.

Keempat, membentuk opini umum tentang wajibnya jihad akbar membebaskan Palestina sehingga seluruh dunia akan mendukung pembebasan Palestina.

Kelima, setelah membebaskan Palestina, Khilafah akan menjadikan Palestina sebagai salah satu wilayah Daulah Islam sebagaimana dahulu wilayah Syam menjadi salah satu Provinsi Khilafah. 

Demikianlah upaya yang akan dilakukan oleh Khilafah dalam pembebasan Palestina. Hanya Khilafah lah satu-satunya kunci pembebasan Palestina. Tidak seperti kondisi saat ini, umat Islam seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Berbagai macam penindasan telah dialami oleh umat Islam di seluruh dunia, namun kita tidak mampu berbuat apa-apa. Bukan karena jumlah umat Islam yang sedikit. Jumlahnya sangat banyak namun seperti buih di lautan. Inilah pentingnya menegakkan Khilafah. Seluruh umat Islam wajib memperjuangkannya bahkan harus menjadi agenda perjuangan dan dakwah umat Islam. Karenanya, penting membangun kesadaran umat Islam tentang masalah Palestina yang hanya bisa diselesaikan dengan tegaknya Khilafah Islamiah. Semoga kita termasuk orang-orang yang memperjuangkannya. 

Wallahu a’lam bisshowab