-->

Toleransi yang Tersisih

Oleh : Rindangayu, S.Pd

Sudah berapa lama negeri ini berdiri ?
Sudah berapa lama kebhinekaan masyarakat terjadi ?
Dimanakah negeri yang rakyatnya dibilang ramah, sopan dan baik hati
Bila nyatanya, fitnah intoleransi disebar sesuka hati.

Sekolah Kristen ditolak di Sulawesi, dibilang mengganggu keharmonisan.
Tapi kerudung dilarang di Bali, ah, dianggap biasa, tanpa celaan.
Kebaktian di tengah perumahan di protes warga, dianggap muslim intoleran.
Sementara Masjid dirusak di Papua, adakah pihak yang dideskreditkan?

Selama paham sekularisme dan liberalisme yang jadi patokan
Toleransi antar umat beragama hanyalah khayalan
Definisinya dibikin rancu dan membingungkan 
Seperti payung bocor di tengah hujan, umat Islam justru jadi yang terpuruk dan terpinggirkan.

Eljibiti dipersilahkan, kontrasepsi remaja difasilitaskan, missionaris permutadan dibiarkan, pendangkalan akidah lewat program moderasi agama digaungkan
Sementara maksud hati untuk taat dan berpegang teguh pada syari'at Islam, malah dilabeli radikal, fundamentalis dan intoleran
Yang mengikuti arus, terancam akan tergadai akidahnya 
Yang berpegang teguh, bersiap dikucilkan karena dianggap pongah

“La ikraha fiddin,” firman Allah dalam Al-Baqarah yang jadi pedoman.
Sejak 15 abad yg lalu Islam mengajarkan bahwa tak ada paksaan dalam iman
Muslim dapat berinteraksi dengan non muslim dalam perkara-perkara yang mubah
Namun haram dalam Islam untuk menoleransi keyakinan yang bertentangan dengan akidah 

Tengoklah toleransi indah saat Nabi Saw merintis peradaban Islam di Madinah
Suku Aus dan Khazraj disatukan oleh syahadah
Kaum Muslim, Nasrani dan Yahudi diperlakukan sama sebagai warga negara Islam yang Kaffah
Mereka melebur membentuk masyarakat khas yang terdiri dari kumpulan individu yang memiliki pemikiran, perasaan, aturan, serta tujuan yang sama.

Demikian pula saat Islam diterapkan dalam naungan Daulah Khilafah
Berabad-abad lamanya semua warganya hidup terjaga, baik jiwa maupun hartanya 
Tak ada yang terpaksa, semua mendapat haknya tanpa noda.
Bukti nyata bahwa penerapan Islam Kaffah membawa Rahmat bagi semua.

Kini, saat negara demokrasi sekuler yang jadi tumpuan
Penguasa yang mestinya jadi pelindung rakyatnya, abai akan fungsinya
Maka tak ada pilihan lagi, selain mengembalikan Islam dalam kepemimpinan 
Agar indahnya toleransi dapat kembali nyata, bukan sekedar fitnah belaka.