-->

Bencana Terus Melanda, Penerapan Islam Solusinya


Oleh : Desi Anggraini (Aktivis Dakwah Lubuklinggau)

Minggu, 02 November 2024 terjadi hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan 7 rumah didaerah Lubuklinggau, Sumatera Selatan mengalami kerusakan, beruntungnya tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut, namun pemilik rumah beserta keluarga harus mengungsi karena rumah yang tidak bisa ditempati.
(detik.com, 2/11/24).

Bencana yang melanda hampir setiap hari muncul diberita maupun sosial media, mulai dari gempa bumi, banjir, gunung meletus, tsunami bahkan puting beliung yang terjadi tidak hanya di Indonesia, melainkan hampir diseluruh dunia.
Secara geografis, Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Namun jika kita menilik pada dalil Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syura ayat 30,

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

“Dan setiap musibah apa saja yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahanmu)"

Dari dalil tersebut, kita bisa menganalisa perbuatan tangan manusia yang sering kali melakukan perusakan bumi, mulai dari penebangan pohon hingga mengeruk hasil bumi tanpa memelihara lingkungannya, dan ini semua berdampak pada kerusakan lingkungan.
Sayangnya, hal-hal tersebut justru dilegalkan oleh negara selama perusahaan tersebut memiliki izin atau legalitas dari negara.

Padahal didalam Islam jelas diatur terkait pemeliharaan lingkungan, namun karena bukan sistem Islam yang diterapkan, maka hal tersebut tidak berlaku, justru dalam sistem kapitalis hari ini yang hanya menimbang untung rugi, akan lebih menitik beratkan pada keuntungan yg didapat dari pada kerusakan akibat perusakan tersebut.
Sekulerisme sebagai paham yang memisahkan agama dari kehidupan juga menjadi dalang dari kerusakan bumi, sebab Islam mengajarkan manusia untuk menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, namun tidak dalam sistem kapitalis sekuler.

Berbeda dengan Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna, yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan, alam semesta dan manusia, sebab ketiga hal tersebut saling berhubungan.

Dikisahkan pada masa ke Khilafahan Umar ibn khaththab,
Pernah terjadi gempa yg melanda madinah yg membuat tanahnya retak, seketika itu juga Khalifah Umar langsung mengumpulkan rakyatnya dan berseru ;

"Sesungguhnya gempa tidak akan terjadi disuatu negeri kecuali disebabkan oleh banyaknya zina dan riba”

Khalifah Umar bahkan mengancam akan meninggalkan Madinah bila terjadi gempa lagi. Khalifah Umar meyakini bahwa gempa yang melanda Madinah karena perbuatan maksiat yang dilakukan oleh penduduknya. Dan diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa gempa tidak pernah terjadi lagi sampai beliau wafat.

Artinya, semakin banyak kerusakan dan maksiat yang dilakukan oleh penduduk suatu negeri, maka akan semakin banyak pula bencana yang akan melanda negeri tersebut, sebaliknya, jika penduduk suatu negeri beriman, maka Allah melimpahkan berkahNya kepada negeri tersebut.

Sesuai firman Allah dalam surah Al-a'raf ayat 96,

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Jika saja sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya"

Maka, solusi dari bencana yang terus melanda dunia hari ini adalah dengan menghilangkan kemaksiatan. Bagaimana caranya? Yakni dengan menerapkan syariat Islam dalam bingkai negara, yaitu penegakan Khilafah, yang akan memberlakukan sanksi tegas bagi pelaku maksiat.

Wallahu a'lam bish-shawwab.