Di mana Peran Lembaga Perdamaian Dunia, Saat Zionis Meluluhlantakkan Gaza Hingga Negeri-negeri Muslim Lainnya?
Oleh : Ariyana Lasanti
(Aktivis Dakwah)
Berita tentang Palestina seolah mulai redup. Padahal yang terjadi sekarang ini adalah makin masif dan gencarnya serangan yang dilakukan oleh Zionis Israel biadab. Serangan yang makin memperkeruh dan memperparah situasi di Palestina, khususnya Gaza. Bahkan negara sahabatpun yang sebelumnya melakukan aksi serangan terhadap Israel seperti Libanon, Yaman dan Iran tak luput mendapat serangan balik dari Israel. Mirisnya dunia tak berdaya melihat peperangan yang makin panas dan merajalela tersebut terhadap negeri-negeri muslim khususnya yang berada di belakang Gaza.
Serangan di Gaza yang berlangsung berminggu-minggu bahkan sampai berbulan bulan menyebabkan penduduk Gaza beresiko sekarat. Bagaimana tidak, rumah sakit diserang dan dihancurkan, petugas rumah sakit ditahan, tempat-tempat pengungsian dibakar dan dihambatnya bantuan kemanusiaan oleh Zionis.
Invasi darat dan serangan bom oleh tentara Israel yang terus berlanjut di bagian Gaza utara, memaksa warga yang tinggal di sana harus kehilangan segalanya dan harus berpindah-pindah tempat demi keselamatan.
Dikutip dalam media Al Jazeera (26/10) memberitakan sedikitnya
88 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza pada Jumat (25/10), 14 di antaranya anak-anak dalam serangan atas bangunan tempat tinggal di Khan Younis.
Menurut media CNN Indonesia, Israel tak hanya menyerang Iran dalam waktu beberapa jam terakhir, mereka juga menggempur Gaza dan Lebanon hampir 24 jam terakhir, melalui bom mematikan yang menewaskan banyak masyarakat sipil termasuk anak-anak.
Dan dari media WAFA melansir di Jabalia, tepatnya di jalur Gaza utara dan kamp pengungsian Nuseirat di tengah jalur Gaza, pemboman dilakukan oleh Israel sehingga menyebabkan beberapa warga tewas dan banyak pula yang terluka. Hampir 43.000 orang tewas, sebagian besar anak-anak dan perempuan, sejak pecah perang. Dan lebih dari 100.000 orang lainnya terluka.
Dari berbagai sumber di atas, menunjukkan serangan Zionis Israel sudah sangat keji dan biadab. Di sini kita harusnya benar-benar mempertanyakan peran lembaga dunia yang mengatasi masalah perdamaian. Mengingat selama ini, pihak perwakilan PBB hanya sebatas mengungkapkan rasa prihatin dan imbauan agar serangan terhadap negara-negara timur tengah segera diakhiri.
Mengulik dari data Resolusi PBB sebagai keterlibatannya dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina, nyatanya hingga saat ini tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Padahal sebenarnya PBB memiliki “daya” dalam menghentikan konflik antarnegara yang sudah berlangsung sangat lama. Berawal dari PBB mengeluarkan Resolusi Majelis Umum PBB 181/1947, Resolusi 388/1973, Resolusi, Resolusi 1276, Resolusi 1402, Resolusi 2334 dan lain-lain. Kemudian disusul Majelis Umum PBB juga mengeluarkan Resolusi dianyaranya, Resolusi A/RES/ES-10/21, Resolusi A/RES/77/208, Resolusi A/RES/77/247 dan Resolusi lainnya.
Namun berbagai resolusi tersebut tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan hanya memiliki kekuatan moral dan politik saja. Resolusi tidak bisa memberikan sanksi terhadap Israel, karena resolusi yang dikeluarkan tidak mengikat (non-binding) atau hanya menyatakan keinginan masyarakat internasional saja. Sehingga meskipun telah ada resolusi, selama Amerika sebagai anggota tetap dewan keamanan PBB dengan memanfaatkan hak vetonya, maka kebijakan PBB dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina tidak akan pernah efektif, bahkan sebenarnya tidak ada upaya apapun yang bisa dilakukan oleh PBB.
Di sini terlihat sangat jelas bahwa dalam sistem kapitalis yang dibalut dengan demokrasi, telah gagal membentuk para pemimpin yang adil dan lembaga-lembaga internasional yang menjaga keamanan dan kedamaian antarnegara di dunia. Malah sebaliknya sistem ini digunakan oleh barat sebagai alat penjajahan di berbagai negeri. Itulah mengapa kita harus membuang sistem kapitalis-demokrasi saat ini dan segera menyadarkan umat atas urgensi menghadirkan solusi hakiki yaitu sistem islam di bawah naungan negara Khilafah. Dengan tegaknya Khilafah, maka akan mampu memobilisir seluruh kekuatan, termasuk mencetak pasukan tentara yang akan membebaskan Palestina dan negari-negari muslim yang terjajah.
Untuk itu pentingnya kita dalam membangun kesadaran umat untuk mendukung dan terlibat dalam perjuangan bersama kelompok dakwah yang fokus menegakkan Khilafah dengan mengikuti metode dakwah Rasulullah yaitu dakwah pemikiran yang politis tanpa kekerasan.
Posting Komentar