Dilema Magang dalam Sistem Kapitalisme: Antara Keterampilan dan Eksploitasi
Oleh : Selvi Sri Wahyuni, M.Pd
Magang, dalam sistem kapitalisme, sering kali dipromosikan sebagai jembatan emas antara pendidikan dan dunia kerja. Namun, di balik narasi indah itu, tersembunyi dilema besar: eksploitasi berkedok pengembangan keterampilan. Sistem pendidikan kapitalis yang berorientasi pada pasar telah membuka peluang terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) melalui program magang. Kasus-kasus seperti yang menimpa 77 mahasiswa di Makassar, yang menjadi korban TPPO dalam program kerja di Jerman, menunjukkan betapa rentannya mahasiswa dalam jerat sistem ini.
Kerja sama antara perguruan tinggi dan perusahaan dalam program link and match yang seharusnya membantu mahasiswa, justru kerap dimanfaatkan untuk menyediakan tenaga kerja murah bagi perusahaan. Negara, dengan pengawasan yang lemah, gagal melindungi generasi muda dari eksploitasi terselubung ini. Alhasil, potensi mahasiswa yang seharusnya diarahkan untuk kemajuan peradaban malah dibajak demi keuntungan kapitalis.
Dalam pandangan Islam, pendidikan bukan sekadar alat untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi merupakan sarana membentuk kepribadian generasi yang bertakwa, ahli agama, dan pakar di berbagai bidang kehidupan. Khilafah, sebagai sistem pemerintahan Islam, memiliki tanggung jawab penuh atas tercapainya tujuan pendidikan ini. Negara menyediakan sarana, prasarana, dan kurikulum yang dirancang untuk mencetak generasi unggul.
Islam juga memastikan pendidikan gratis yang berkualitas bagi seluruh rakyat. Dalam sistem Islam, kegiatan magang dapat disediakan oleh negara tanpa bergantung pada perusahaan swasta. Jika diperlukan kerja sama dengan perusahaan, negara akan mengawasi secara ketat untuk mencegah eksploitasi. Dengan sistem ekonomi Islam, sumber daya manusia tidak hanya dilatih untuk kepentingan dunia kerja, tetapi juga untuk membangun peradaban mulia sesuai syariat.
Kisah eksploitasi magang dalam sistem kapitalisme seharusnya menjadi pelajaran. Generasi muda adalah aset berharga yang harus diarahkan untuk kemajuan umat, bukan dijadikan alat pemenuhan nafsu kapitalis. Hanya dengan menerapkan sistem Islam yang kaffah, potensi generasi benar-benar dapat dimaksimalkan untuk membangun peradaban yang mulia dan berkeadilan.
Saatnya berjuang untuk sistem pendidikan yang memuliakan manusia, bukan yang membajaknya.
Posting Komentar