-->

Kejahatan Bukannya Berkurang, Justru Aparaturnya Ikut Melanggar


Oleh : Eliyanti

Jika kita lihat saat ini banyaknya pelaku kejahatan yang ada tidak hanya dari kalangan masyarakat biasa, tetapi menular terhadap aparatur negaranya. Slogan yang digaungkan oleh aparatur negara, khususnya kepolisian adalah mengayomi masyarakat. Seharusnya dengan slogan tersebut, mereka menjadi pelindung dari tindak kejahatan dan memberi rasa aman terhadap masyarakat. Namun hal seperti ini seakan tidak pernah masyarakat rasakan karena perilaku dan kerusakan para aparatur negara ini.

Saat ini, perlahan tapi pasti kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara bahkan pemerintah seakan punah dan tak ada lagi pandangan positif bagi mereka. Hal ini tidak lain karena bermunculannya fakta kasus-kasus kejahatan dari para penguasa, pejabat, masyarakat, bahkan aparatur negara. Seakan kejahatan demi kejahatan itu mengarahkan pada kebenaran atas kehancuran yang terjadi.

Kasus penembakan sesama polisi yang terjadi di daerah Solok Selatan, Sumbar pada Jumat (22/11) lalu menjadi salah satu bukti bahwa aparatur negara bukan menciptakan keamanan tetapi kewaspadaan. Pasalnya pelaku yang memiliki title AKP berani menembak sesama AKP dan Kapolresnya. (tvonenews.com, 24-11-2024).

Ini membuktikan lemahnya penerapan hukum yang ada di negara ini. Aparatur negara bukannya menegakkan hukum, justru ikut dalam pelanggaran hukum. Sejatinya inilah akibat dari tidak adanya efek jera terhadap pelaku kejahatan yang melanggar hukum, sehingga para pelaku merasa nyaman melakukan tindak kejahatan dengan bebas tanpa merasa takut karena menganggap hukum mampu ditundukkan dengan berlimpahnya harta.

Permasalahan semacam ini tak kunjung usai, apapun jenis kejahatannya. Dilakukan oleh orang umum maupun penegak hukum. Ketidakseriusan negara dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada membuat persepsi buruk padanya dan para jajarannya. Maka wajar jika hingga saat ini banyak kasus bermunculan tanpa penyelesaian. Muncul dan tenggelam begitu saja.

Inilah cerminan saat umat hidup di luar syariat Islam. Kehancurannya tidak hanya menyasar kalangan tertentu tapi menyasar terhadap seluruh aspek kehidupan sehingga berdampak pada kerusakan dan kehancuran yang lebih besar. Namun jika syariat Islam yang diterapkan, tentunya dampak kemaslahatannya juga tidak hanya untuk kalangan tertentu saja melainkan untuk semua makhluk.
Waallahua'lam bissawab