-->

Ketika Mata Bersaksi & Tindakan Nyata Beraksi


Oleh : Zahra K.R (Aliansi Penulis Rindu Islam)

Sudah berpuluh tahun negeri suci Palestina terjajah oleh Zionis penjajah. Sudah berpuluh tahun pertumpahan darah terjadi secara membabi-buta. Sudah ribuan bahkan jutaan rakyat Palestina menderita dan sengsara. Mereka tak hanya kehilangan tempat tinggal, sarana dan prasarana semata. Melainkan juga kehilangan masa kecil, pendidikan, keluarga, akses kehidupan, bahkan sampai nyawa.

Hingga kini penjajahan terus berlangsung tanpa terlihat tanda akan berhenti. Dunia yang menyaksikan pun awalnya iba dan turut bersedih, namun semakin hari dunia tampak menjadi tuli bahkan simpati dan empatinya terlihat mati. Sementara, saudara dan saudari kita disana tak pernah berhenti berjuang dan mempertahankan diri demi menjaga tanah suci. Sedangkan yang disini, masih banyak yang sibuk dengan urusan pribadi. Urusan yang seharusnya tidak perlu dipikiri dianggap menyiksa diri hingga terlupa jika ada saudara dan saudari yang butuh pertolongan hakiki dari kedzaliman oligarki. 

Persoalan Palestina bukanlah persoalan kecil yang hanya menyangkut satu negeri, melainkan persoalan besar yang menguji kualitas diri. Persoalan Palestina bukanlah persoalan yang bisa dikesampingkan antar bangsa, karena penjajahan di Palestina merupakan persoalan yang sudah menyangkut pada ranah aqidah. Sebagai saudara, umat Islam tentunya tak boleh diam dan mati rasa. Jika mata mampu melihat, maka sudah saatnya lisan tulus berbicara. Jika telinga mampu mendengar, maka sudah saatnya tindakan beraksi secara nyata. 

Lihatlah dunia yang masih tidak memberi bantuan nyata. Padahal, kecaman semata tidak mampu membuahkan hasil yang nyata. Lihatlah para penguasa negeri Muslim yang masih tampak diam seribu bahasa. Tak sedikitpun tergerak hatinya melawan penjajah dengan aksi yang nyata. Padahal, antek penjajah terus memberi akses untuk mengalahkan negeri suci Palestina. Akankah umat masih tinggal diam setelah melihat pengkhianatan yang jelas begitu nyata? Padahal, Rosulullah Saw pernah bersabda jika umat Islam satu dengan yang lainnya adalah saudara.

Saatnya mata menjadi saksi ketika 11.000 lebih dari anak pelajar sekolah di Palestina terbunuh dan lebih dari 16.897 lainnya terluka akibat kekejian serangan Zionis Israel. Sementara pada kalangan mahasiswa, sebanyak 681 orang terbunuh dan 1.468 lainnya luka-luka, sebagaimana yang dilansir oleh Anadolu Ajansi, pada Jum'at (01/11/2024). Sementara di Tepi Barat, 79 siswa pelajar dan 35 mahasiswa terbunuh, serta ratusan orang terluka dan ditahan. Tak hanya itu, menurut laporan dari Kementerian Pendidikan Palestina, serangan Israel juga menyasar kepada para pengajar dan staf di lembaga pendidikan. Dilaporkan sebanyak 441 guru dan staf sekolah terbunuh dan 2.491 lainnya luka-luka. Kemudian di Tepi Barat, 2 staf terbunuh, 17 luka-luka dan 139 lainnya ditahan (Detik.com 01/11/2024).

Saatnya telinga mendengar rintihan saudara di Palestina ketika dikabarkan pesawat tanpa awak milik Zionis Israel melakukan serangan terhadap sebuah klinik di Gaza Utara hingga melukai enam orang, termasuk empat diantaranya adalah anak-anak. Klinik tersebut merupakan tempat anak-anak menerima vaksin polio. Serangan tersebut diduga terjadi pada hari Sabtu tepatnya di Gaza Utara, dimana disana adalah tempat Israel melakukan pengepungan dan pengisolasian terhadap sebagian besar warga Palestina selama setahun terakhir. Dan beberapa pekan terakhir, Israel melakukan serangan kembali hingga menewaskan ratusan orang dan membuat puluhan ribu warga terpaksa mengungsi. Hingga hari ini, serangan Israel telah menewaskan 43.300 warga Palestina, sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak (Dunia.tempo.co 03/11/2024).

Dan yang membuat hati semakin miris dan marah adalah ketika tanah terjajah tidak kunjung mendapat bantuan nyata, sementara para penjajah diberi dukungan nyata hingga menghabiskan miliaran dolar Amerika untuk perang Israel di Timur Tengah. Terungkap, sebuah laporan baru ditemukan bahwa Amerika telah memberikan subsidi senjata pada Israel untuk menyerang Palestina diperkirakan senilai $22,76 miliar sejak awal perang di Gaza. Tak hanya itu, AS juga mengirim puluhan ribu tentara yang ditempatkan di Bahrain untuk mempertahankan armada dan mengoperasikan pangkalan udara utama di Qatar dan Uni Emirat Arab. Penggalangan dana senilai lebih dari $22 miliar yang digunakan untuk senjata dan operasi militer AS sejak awal genosida di Gaza ternyata tidak seberapa jika dibandingkan dengan anggaran Pentagon secara keseluruhan, yang mendekati $1 triliun per tahunnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh The National Interest (Dunia.tempo.co 03/11/2024).     

Ini merupakan bukti salah satu bentuk kedzaliman yang terjadi di sistem saat ini. Sebuah sistem yang telah mematikan jati diri setiap Muslim sejati. Sebuah sistem yang menghancurkan iman dan merusak pertahanan Islam yang umat miliki. Ya, inilah hakikat dari watak sistem sekuler kapitalisme. Pasalnya sistem ini telah berhasil menjadikan umat lebih mencintai kedudukan dan kekuasaan dari pada membela hak saudaranya. Dalih Nasionalisme sebagai cinta tanah air seolah mereka junjung lebih tinggi daripada aturan dari Sang Ilahi. Padahal, Nasionalisme adalah salah satu bentuk keberhasilan penjajah menjajah umat ini. Karena dengan dalih Nasionalisme, kepedulian umat yang didasarkan aqidah Islam menjadi hilang seketika. 

Mulai hari ini, saat ini, dan detik ini, saatnya umat menyadari bahwa akar permasalahan semua kedzaliman ini terjadi adalah akibat dari peniadaan penerapan hukum dari Sang Ilahi. Persoalan genosida di Palestina hanya akan berhenti ketika mendapatkan solusi hakiki. Yaitu dengan mengumpulkan tentara dari seluruh penjuru negeri untuk melakukan jihad demi mengusir penjajah yang berusaha merampas tanah suci. Namun, pengumpulan tentara tidak mungkin terlaksana tanpa adanya sebuah komando yang akan memberikan komando pada seluruh penguasa di negeri-negeri Muslim. Dan tidak ada yang mampu menjadi sosok pengomando selain seorang pemimpin dari sebuah institusi kepemimpinan yang shohih, yaitu Khilafah. 

Sebuah institusi shohih bernama Khilafah ini tidak akan terwujud tanpa ada yang memperjuangkannya. Sebab itu, saatnya umat turut andil membantu dalam menjemput janji dan pertolongan dari Allah dengan berjuang serta mengerahkan segenap upaya dan tenaganya demi kembalinya kehidupan Islam. Karena, tidak ada yang mampu memberikan perlindungan secara nyata melainkan hanya sebuah institusi bernama Khilafah. Dan umat perlu tahu bahwa tegaknya kembali Khilafah sesuai metode kenabian merupakan bisyarah atau kabar gembira dari Nabi Muhammed Saw.

"... Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti jejak kenabian." (HR. Ahmad) 

Oleh karena itu, umat harus bersegera bergabung pada sebuah jama'ah yang berkontribusi dalam mewujudkannya. karena kebenaran sudah tampak di depan mata. Saatnya mata, telinga, lisan, tangan dan kaki saling berkontribusi demi tegaknya kembali kemuliaan Islam ke Muka bumi. Ketika mata sudah bersaksi, sudah seharusnya anggota tubuh yang lain menyambut dengan aksi. 

Wallahu a'lam bish-shawwab.