-->

Kurikulum Berganti, Solusikah Pendidikan Hari Ini?


Kurikulum Berganti, Solusikah Pendidikan Hari Ini?

Oleh : Hasna Hanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti pekan ini menghadiri rapat kerja perdana dengan Komisi X DPR RI. Dalam rapat itu, Mu'ti memaparkan program prioritas lewat semangat dan slogan Kemendikdasmen, yaitu mencerdaskan dan memajukan bangsa.

Kurikulum Deep Learning sendiri dimaksudkan untuk memperdalam pemahaman siswa dengan metode yang mengajak mereka tidak hanya memahami materi, tetapi juga menghayatinya melalui pendekatan Mindful Learning, Meaningfull Learning, dan Joyful Learning.

Kurikulum Deep Learning merupakan adaptasi dari konsep deep learning dalam kecerdasan buatan, yang mengacu pada pendekatan pemrograman yang memungkinkan komputer mengenali pola kompleks dari berbagai jenis data, seperti gambar dan teks.

Di dalam kurikulum ini, Mindful Learning berarti pembelajaran yang memperhatikan karakteristik unik siswa, sementara Meaningful Learning berfokus pada pemahaman mendalam tentang materi yang terkait erat dengan kehidupan nyata. 

Joyful Learning, di sisi lain, memprioritaskan lingkungan belajar yang mendukung kesenangan dan rasa penasaran.
Sehingga dengan adanya kurikulum Deep Learning, diharapkan peserta didik tidak hanya menghafal atau memahami secara dangkal, tetapi juga terlibat secara emosional dan intelektual.

Terus bergantinya kurikulum di setiap pergantian pemimpin menunjukkan bahwa belum memberikan hasil yang diharapkan untuk membawa generasi ini pada kondisi yang lebih baik, sehingga pendidikan hari ini terus berubah tanpa menghasilkan generasi emas, justru sebaliknya produk pendidikan hari ini, remaja terjerat narkoba, pergaulan bebas, tawuran pelajar, judol dan lain-lain 

Kapitalisme Sekuler Meniscayakan Kurikulum Terus Berubah 

Perubahan kurikulum ini bisa terjadi akibat ketidak jelasan visi dan misi Pendidikan yang diterapkan negara, atau pun demi menyesuaikan dengan tuntutan global atau dunia industri, sehingga akan dihasilkan nantinya para budak-budak industri yang jauh dari nilai Islam dan kepribadian yang berakhlaqul karimah

Apabila  perubahan kurikulum, namun masih tetap dengan asas sekuler kapitalisme, maka  tidak akan pernah menghasilkan generasi unggul.  Potret generasi yang dihasilkan adalah generasi minim adab, berpikiran bebas (liberal), makin berpotensi berbuat kerusakan dan masalah di tengah-tengah masyarakat.

Islam Solusi Pendidikan, Mencetak Generasi Rabbani

Rasulullah telah mencontohkan bagaimana menjadikan aqidah Islam sebagai landasan dalam mendidik kaum muslimin. Beliau mengajak manusia masuk islam dengan mengajak memeluk aqidah Islam terlebih dahulu. Setelah itu, beliau mengajarkan mengenal hukum Islam. Contoh lain, ketika di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah, dengannya Allah memperingatkan hamba-hambaNya.  Apabila kalian melihat kejadian yang demikian, maka shalat dan berdo’a.  Sampai keadaan yang kalian lihat itu kembali seperti sedia kala" (HR. Bukhari dan Nasa’I dari abi Bakrah).

Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum didalam Islam berazaskan aqidah Islam, untuk membentuk generasi emas yang berkepribadian Islam, dan ilmunya bermanfaat untuk kemaslahatan umat.

Sehingga akan dihasilkan output pendidikan sukses apabila misi penghambaan kepada Allah Swt pada peserta didik tercapai. Mereka siap mengarungi kehidupan dengan benar sesuai tujuan penciptaan dan bukan sebaliknya justru memisahkan agama dalam kehidupan dengan tidak menjadikan
hukum Allah SWT mengatur kehidupan, ini menyalahi fitrah penciptaan manusia itu sendiri dari segala kelemahan dan keterbatasannya dalam mengatur kehidupan.

Maka akar masalah pendidikan saat ini adalah tidak diterapkannya sistem pendidikan sahih. Selama sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem pendidikan sekuler-kapitalisme maka permasalahan akan tetap ada. Jadi poin penting pendidikan yang harus diperhatikan adalah penerapan sistem pendidikan Islam. 

Wallahu'alam bisshowab