MENGEMBALIKAN PERAN GURU, DALAM MENCETAK GENERASI TERBAIK
Oleh : Sri wijayanti
Guru memiliki peran penting dalam sistem pendidikan. Perannya dalam mencetak generasi terbaik yang kelak akan menjadi estafet kepemimpinan. Tugas yang sangat berat dalam mencetak generasi harusnya tidak lagi dibebani dengan beban hidup yang berat dalam memenuhi kehidupan keluarganya. Sehingga guru hanya tersibukkan bagaimana meningkatkan kualitas siswa didik dengan kualitas terbaik, bukan hanya sekedar sampingan karena gaji yang tidak mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya.
Sebagaimana tema yang diusung pada Hari Perayaan Guru Nasional 2024 ” Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Berdasarkan informasi Kemendikdasmen tema tersebut dipilih untuk menjadi dukungan dan apresiasi pada seluruh guru yang ada di Indonesia, menggambarkan bagaimana peran guru hebat yang mendedikasikan waktunya untuk mendampingi dan membina generasi muda Indonesia dalam membangun Indonesia jadi bangsa yang kuat. (liputan6.com 25/11/2024).
Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana guru dapat mendedikasikan waktunya untuk mendampingi dan membina generasi muda, jika faktanya guru disibukkan dengan mencari biaya tambahan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya? Gaji yang didapatkan guru tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
Menurut Lembaga Riset Institute for Demograpic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada mei 2024 melakukan survey terhadap 403 guru di 25 provinsi Indonesia terkait upah yang mereka dapat. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 74 % responden memiliki gaji dibawah Rp 2.000.000 dan sebagian lagi dibawah Rp 500.000. (detikedu 21/05/2024)
Sungguh miris, disaat guru dituntut perannya untuk menjadikan Indonesia kuat, ternyata guru tidak dikuatkan dengan financial yang layak. Didalam sistem pendidikan kapitalisme, guru dipandang tidak lebih sekedar sebagai pekerja. Mereka tidak dimuliakan dengan semestinya, padahal tugas yang mulia, harusnya memuliakan kedudukannya. Ditambah lagi tugas berat yang harus dihadapi guru ketika mendidik siswa dengan banyaknya guru yang dikasuskan orangtua siswa ketika memberikan hukuman pada siswa yang tidak mengerjakan perintah guru sebagai upaya mendisiplinkan. Seperti kasus yang menimpa sosok guru agama bernama Akbar Sarosa, guru agama di SMKN 1 Taliwang, yang dituntut Rp 50 juta usai menghukum siswa yang tak mau shalat.(liputan6.com 09/10/2023)
Islam menghormati ilmu dan pembawa ilmunya. Islam sangat memuliakan kedudukan seorang guru dan memberikan jaminan perlindungan dan jaminan financial serta peningkatan kualitas ilmunya. Islam juga memiliki mekanisme yang tertib dan teratur dalam memperlakukan guru, karena guru adalah salah satu pihak yang berjasa dalam sistem pendidikan. Diantaranya memberikan gaji yang besar, memberikan jaminan keamanan ketika melaksanakan tugas. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yang memberikan jaminan kebebasan bagi para tawanan dengan tebusan mengajarkan ilmunya kepada 10 warga Negara islam. Begitu juga yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin al Khatab, yang memberikan gaji guru ngaji sebanyak 15 dinar (1 dinar sama dengan 4,25 gr emas).
Begitu juga penghargaan islam terhadap ilmu sungguh sangat mengagumkan. Tidak heran apabila banyak melahirkan sosok cerdas dan berprestasi terbaik dengan ilmu yang diajarkan. Bahkan karyanya masih dipakai hingga saat ini, seperti Ibnu Sina dalam bidang kedokteran, alkhawarizmi dalam bidang matematika, Jabir ibn Hayyan dalam bidang kimia dan banyak lagi ilmuwan islam yang dilahirkan dari sistem pendidikan islam.
Begitulah totalitas sistem islam ketika diterapkan dalam sebuah Negara. Semua terintegrasi dalam sistem politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan yang berpedoman kepada Alquran dan as sunnah. Dengan mengembalikan peran guru sebagai pendidik yang mencetak generasi terbaik. Maka haruslah dengan memuliakannya dengan memberikan jaminan financial dan juga jaminan perlindungan terhadap guru.
Wallahu a'lam bishowab.
Posting Komentar