-->

Menguatkan Peran Gen Z dalam Perjuangan Islam Kaffah di Tengah Tantangan Kesehatan Mental dan Teknologi

Oleh : Nabila Muthmainnah

Menghadapi era modern yang penuh tantangan, Gen Z memiliki peran penting dalam memperjuangkan Islam kaffah, atau ajaran Islam secara menyeluruh dalam kehidupan. Namun, upaya ini tidaklah mudah mengingat berbagai tantangan yang mereka hadapi, mulai dari masalah kesehatan mental, tekanan ekonomi, hingga pengaruh teknologi. Dengan latar belakang situasi ini, aktivasi peran Gen Z dalam perjuangan Islam kaffah perlu didukung dengan pendekatan yang memperkuat kesejahteraan mental, spiritual, dan sosial mereka.

Krisis kesehatan mental yang melanda banyak anggota Gen Z di Indonesia menjadi tantangan serius. Angka depresi, kecemasan, dan bahkan kasus bunuh diri semakin meningkat di kalangan remaja, yang mencerminkan kerapuhan mental akibat tekanan akademik, ekspektasi sosial, dan paparan teknologi yang terus-menerus. Islam sendiri mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai bagian dari keseimbangan hidup. Rasulullah SAW memberikan teladan tentang pentingnya menjaga kebahagiaan jiwa dan akal yang sehat agar mampu menjalankan ajaran Islam dengan optimal. Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan Islam untuk memberikan dukungan emosional dan spiritual yang diperlukan oleh Gen Z.

Selain itu, tingkat pengangguran yang tinggi juga menghambat perkembangan Gen Z. Di Indonesia, banyak pemuda yang masih bergulat dengan ketidakstabilan ekonomi karena kurangnya keterampilan yang relevan atau terbatasnya lapangan pekerjaan yang sesuai. Islam mengajarkan bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah, dan menafkahi diri serta keluarga merupakan kewajiban setiap Muslim yang mampu. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan keterampilan profesional dan kewirausahaan di kalangan Gen Z menjadi sangat penting. Pelatihan kerja yang melibatkan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, etika dalam bekerja, dan ketekunan, tidak hanya membekali mereka secara ekonomi tetapi juga mendukung pengembangan karakter yang baik.

Teknologi, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Gen Z, juga memberikan tantangan tersendiri. Media sosial dan akses internet yang luas memengaruhi cara mereka berinteraksi, berkomunikasi, dan bahkan cara mereka memandang dunia. Walaupun teknologi dapat digunakan untuk menyebarkan dakwah Islam secara global, paparan yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan nilai-nilai spiritual mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi Gen Z agar menggunakan teknologi dengan bijak dan menjadikannya sebagai sarana dalam memperdalam ilmu agama, bukan sekadar untuk hiburan. Dalam Al-Qur’an dan hadis, terdapat banyak ajaran yang mengingatkan tentang pentingnya menghindari hal-hal yang membawa kemudaratan dan sebaliknya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, dukungan dari keluarga, komunitas, dan institusi Islam sangat diperlukan agar Gen Z dapat menjadi generasi yang tangguh, berwawasan luas, dan berpegang teguh pada ajaran Islam. Program-program pendidikan yang menekankan pada penguatan spiritual dan mental, bimbingan agama yang relevan dengan konteks mereka, serta pengembangan keterampilan kerja berbasis Islam adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan. Dengan pendekatan yang terpadu, Gen Z akan lebih siap dalam mengaktualisasikan ajaran Islam kaffah dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mampu menjadi teladan dan agen perubahan bagi masyarakat yang lebih luas.

Aktivasi peran Gen Z dalam memperjuangkan Islam kaffah tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban agama, tetapi juga membentuk karakter pemimpin yang kokoh dan memiliki kepedulian sosial. Dengan kekuatan mental yang stabil, keterampilan yang memadai, dan pemahaman agama yang mendalam, Gen Z dapat membangun masa depan yang lebih baik, baik bagi dirinya sendiri maupun umat Islam secara keseluruhan.