Miris, Pelajar Koleksi Vidio Porno Hingga Akses Judi Online
Oleh : Yuni Damayanti
Ada 18 siswa dan siswi tertangkap basah mengoleksi video porno hingga mengakses judi online (judol), hal ini diungkapkan oleh Kapolres Buton Tengah AKBP Wahyu Adi Waluyo ketika polisi melakukan razia mendadak di SMP Negeri 1 Kecamatan Gu, Buton Tengah, Sulawesi tenggara (Sultra). Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan seperti ini dilakukan sebagai upaya polisi melakukan pencegahan dan pengawasan terjadinya kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur, (detiksulsel, 11/10/2024).
Ini adalah potret generasi makin suram hari ini, tampak dari banyaknya pelajar yang kecanduan game online, pornografi bahkan sampai judol. Medsos merupakan salah satu alat untuk menyebarkan informasi dan berita kepada masyarakat. Namun, kenyataanya ini disalah gunakanolehh beberapaorang dengan mempertontonkan hal-hal yang tidak terpuji berupa gambar atau pun video yang mengandung unsur pornografi.
Ironisnya video syur dan konten pornografi ini sampai pada pelajar, bahkan di daerah lain seorang guru menemukan fakta yang cukup mengagetkan dari 19 orang siswa kelas tiga Sekolah Dasar (SD) hanya tiga orang saja yang mengaku belum pernah melihat video syur.
Padahal bahaya kecanduan pornografi pada anak salah satunya adalah rusaknya otak. Saat melihat konten pornografi, tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin. Jadi, semakin sering seorang anak melihat pornografi maka dopamin akan terus keluar hingga membanjiri prefrontal cortex. Prefrontal cortex adalah salah satu bagian dari otak yang berperan sebagai pusat kepribadian karena memiliki fungsi eksekutif.
Apabila prefrontal cortex dibanjiri oleh dopamin, dampak yang muncul yaitu anak sulit membedakan baik dan buruk, sulit mengambil keputusan, kurangnya rasa percaya diri, daya imajinasi menurun, dan juga kesulitan merencanakan masa depan. Bahaya kecanduan pornografi pada anak juga bisa mengakibatkan penyusutan jaringan otak yang mengakibatkan lambat laun otak mengalami pengecilan serta kerusakan permanen.
Selain merusak otak video pornografi juga memicu timbulnya kejahatan seksual seperti banyaknya kasus pemerkosaan yang terjadi akibat dari nonton video porno yang kemudian memicu munculnya hasrat untuk melampiaskan nafsu seksualnya. Sangat disayangkan kemajuan tekhnologi yang ada seharuynya dimanfaatkan untuk memudahkan mengakses informasi-informasi penting justru merusak jika berada di tangan yang salah. Seyogianya anak-anak disibukkan dengan upaya untuk meraih cita-citanya dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.
Apalah daya kemudahan mengakses media online saat ini membawa banyak dampak buruk pada anak, saat anak belum bisa menyaring informasi baik atau buruk, mereka sudah dijejali dengan konten-konten tidak berfaedah seperti pornografi yang merusak akhlak dan mentalnya. Hal ini berkaitan dengan media yang semakin liberal, semua konten dengan mudah ditayangkan tanpa memikirkan dampaknya bagi anak, asalkan bisa mengalirkan pundi-pundi rupiah semua dapat ditayangkan.
Efek dari pemahaman sekulerisme pemisahan agama dari kehidupan membuat individu bebas melakukan segala hal yang ia inginkan tanpa memikirkan pertanggungjawabanya kelak dihadapan sang penencipta Allah SWT. Kemudian tidak ada keseriusan dari pihak yang berwajib untuk menutup konten-konten pornografi demi melindungi generasi. Gagalnya sistem pendidikan juga tampak dari kasus ini.
Jika generasi rusak, peradaban manusia hari ini juga turut rusak. Oleh karenanya, generasi unggul hanya bisa terwujud tatkala sistem pendidikannya bertujuan membentuk manusia-manusia cerdas iptek sekaligus kaya iman dan takwa.
Terkait hal ini, Islam memiliki sejumlah mekanisme mencegah kerusakan generasi. Di antaranya pertama, menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Dengan ini, seluruh mata pelajaran akan berkesinambungan dengan peningkatan keimanan seorang hamba kepada Allah Taala. Setiap ilmu harus senantiasa dikaitkan dengan basis akidah Islam yang membuat seluruh peserta didik makin taat kepada Allah SWT.
Kedua, mengatur media hanya untuk mensiarkan Islam dan konten edukasi yang bermanfaat negara akan mengontrol penayangan informasi dalam setiap media untuk memastikan tidak ada konten atau informasi yang menyimpang atau memicu rusaknya generasi.
Ketiga, menegakkan sanksi tegas bagi pelaku kejahatan. Sistem sanksi akan berlaku sebagai upaya kuratif ketika berbagai upaya preventif masih dilanggar. Efek nyata penerapan sistem sanksi dalam Islam ialah membuat pelaku jera sehingga ia tidak akan pernah berpikir untuk mengulangi kejahatannya. Setiap pelaku kejahatan yang sudah terkategori akil balig dan mukalaf bisa diterapkan sanksi Islam atasnya, termasuk jika pelakunya adalah remaja.
Mencegah kerusakan generasi membutuhkan sistem yang mendukung. Tanpa sistem yang mendukung, segala upaya yang dilakukan akan menghambat lahirnya generasi berkualitas. Oleh karenanya, menyelamatkan dan melindungi generasi dari kerusakan hanya bisa dilakukan dengan penerapan sistem Islam secara kafah.
Wallahu a'lam bisshowab.
Posting Komentar