Ribuan Nyawa Melayang, Penguasa Muslim Diam Seribu Bahasa
Oleh : Sartinah (Mahasiswa)
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).
Begitulah gambaran kaum muslim sesungguhnya, namun berbeda dengan saat ini dimana saudara kita disana terbantai habis²san tapi apa yg kita lakukan sebagai saudara muslimnya?
Gaza Utara merupakan wilayah yang mengalami kerusakan terparah akibat perang dan telah dikepung oleh penjajah Zion*s sejak akhir 2023, menyusul serangan Badai Al-Aqsa. Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Jalur Gaza mencapai 42.603 orang. Sedangkan 99.795 orang terluka. Selain itu, lebih dari seribu orang diduga syahid terkubur di bawah reruntuhan bangunan. Warga yang masih hidup harus menghadapi kelaparan dan pengungsian. (dunia.tempo.co, 20/10/2024)
Mirisnya, ditengah serangan Israel terus melaju untuk membantai wilayah gaza dunia diam seribu bahasa. PBB hanya mengecam. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) hanya bisa mendesak Zion*s Israel untuk mengikuti perintah pengadilan tinggi PBB agar mencegah genosida di Gaza. Yordania juga hanya mengecam. Sedangkan negara arab dan muslim lainnya malah bungkam.
Apa yang membuat penguasa muslim bungkam menutup telinga atas apa yang terjadi pada palestina, hal itu dikarenakan penguasa muslim termakan dengan susupan ide nasionalisme yang membuat mereka merasa tidak punya urusan terhadap Palestina namun menyibukkan diri dengan urusan internal negaranya.
Buktinya pada penyelenggaraan konser musik Tamer Hosny pada Jumat (facebook.com, 18-10-2024) di Alexandria, Mesir yang dihadiri ratusan ribu muslim, padahal di dekatnya ada saudaranya, yaitu muslim Palestina sedang meregang nyawa, melawan hujan peluru, dan letusan bom yang selalu menghampirinya. Sungguh, nasionalisme telah mematikan hati nurani dan membutakan mata mereka.
Ide nasionalisme bukanlah ide yang bersumber dari islam dan sangat bertentangan dengan islam, sebagaimana Rasulullah saw bersabda: “Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada asabiah (nasionalisme/sukuisme), orang yang berperang karena asabiah, dan orang-orang yang mati karena asabiah.” (HR Abu Dawud). Oleh karenanya, umat Islam harus berlepas diri dari ide nasionalisme dan memandang persoalan Palestina sebagai persoalan bersama umat Islam. Allah berfirman dalam QS Al-Hujurat ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.“
Sudah saatnya kita mengakhiri ide nasionalisme yang membuat sekat-sekat terhadap saudara muslim kita.
Sudah saatnya kembali pada aturan yang diturunkan sang pencipta untuk semua ciptaanNya, sistem yang memandang semua umat adalah bersaudara dan satu nyawa menghilang sangatlah berharga, apakabar dengan sekarang seribu nyawa melayang? Tidak ada lagi alasan untuk tidak kembali pada aturan sang pencipta.
Posting Komentar