-->

Bencana Banjir, Kapan Akan Berakhir?

Oleh : Nur Faktul (Aktivis Muslimah)

Secara logika, bencana alam sebagaimana banjir ataupun tanah longsor akan senantiasa terjadi pada kehidupan manusia. Sebab secara umum terjadinya bencana alam memang diluar kuasa manusia itu sendiri. Namun, perlu digaris bawahi bahwa tidak semua bencana alam terjadi secara tiba-tiba. Ada begitu banyak bencana alam yang disebabkan juga oleh kejahilan tangan manusia ketika mereka mengelolanya. 

Berapa banyak hektar hutan yang digunduli demi pembangunan yang seringkali mangkrak atau seberapa banyak manusia membuang sampah sembarangan hingga menyumbat aliran sungai. Tanah-tanah yang seharusnya menjadi resapan air hujan justru berdiri kokoh bangunan-bangunan. Lantas, siapakah yang patut dipersalahkan? Curah hujan yang masif tentu bukan hal mampu diatur manusia, sebab Indonesia memang memiliki dua iklim. Namun,  manusia memiliki akal yang seharusnya mampu mengarahkan kemana curah hujan itu harus mengalir sehingga tidak merusak dan membawa musibah bagi manusia.

Musibah Banjir Melanda

Musibah Banjir yang terjadi di Sukabumi merupakan secuil fakta bahwa keserakahan manusia mampu membawa kerusakan. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Sukabumi ada 328 titik bencana yang tersebar di 39 kecamatan (7-12-2024). Bencana yang terjadi tiap kabupaten juga bervariasi dari banjir, angin kencang, longsor hingga pergerakan tanah yang menjadi bencana utama. Hal yang serupa juga terjadi di Pandeglang Banten, banjir akibat luapan Sungai Cilemer mencapai 1-2,5 meter merendam pemukiman warga sejak Senin (2-12-2024, detikjabar.com). 

Terjadinya musibah ini disebabkan kondisi drainase yang tak mampu menampung curah air hujan hingga meluap dan merendam pemukiman warga. Maraknya aktivitas deforestasi, untuk lahan pertanian dan pemukiman menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai pengikat tanah dan penahan air. Pembangunan yang berpotensi mengalihkan fungsi hutan menjadi salah satu penyebab musibah ini terjadi. Mirisnya pembangunan yang berkedok Proyek Pembangunan Strategis (PSN) dilakukan secara masif dan menyebar keseluruhan pelosok Nusantara.

Solusi yang Tidak Tepat

Bencana alam di Sukabumi ini sejatinya bersifat sistemis. Namun sayangnya, solusi teknis yang diberikan penguasa hari selalu tidak tepat. Sehingga bencana demi bencana yang sama terus berulang tiap tahunnya. Harusnya hal ini membuat kita semua bermuhasabah diri terutama bagi para pemangku kebijakan. Bahwasanya kita butuh solusi tepat agar musibah banjir, tanah longsor dan sejenisnya mampu berakhir atau setidaknya tidak terjadi setiap tahunnya di wilayah yang sama pula.

Ikut andilnya sistem kapitalisme menciptakan bencana akibat eksploitasi SDA yang ugal-ugalan sehingga merusak keseimbangan ekosistem alam perlu mendapat perhatian. Penguasa harusnya sadar bahwa pembangunan serta pengambilan SDA yang tidak diimbangi dengan solusi atas kemungkinan bencana sungguh sangat berbahaya. Bencana banjir faktanya hingga saat ini belum ada solusi nyata selain normalisasi. Itupun anggaran yang tersedia rawan incaran para koruptor. Mitigasi bencana yang buruk. Bahkan penyaluran bantuan bencana pun kurang memadai. Inilah wajah buruk sistem Kapitalisme yang selalu menyusahkan kehidupan masyarakat.

Islam Solusi Tepat Masalah Banjir

Di dalam islam pemimpin adalah pengurus umat, maka sudah menjadi kewajibannya untuk mensejahterakan rakyat dan memberikan keamanan. Dalam hal bencana alam, pemimpin wajib menetapkan aturan dan kebijakan yang tidak merusak lingkungan. Dalam tata kelola lahan harus disesuaikan dengan fungsinya. Ketika lahan subur maka tidak boleh dipaksakan untuk pembangunan maupun pemukiman. Untuk lahan hutan harus dilestarikan sebagai area konservasi agar dapat menahan dan mengikat curah air hujan sehingga tidak mudah menimbulkan tanah longsor serta menjaga siklus air. 

Tentu saja hal ini harus dibarengi dengan pengelolaan SDA yang benar sesuai syariat islam. Dimana pengelolaannya dipegang penuh oleh negara sehingga negara mampu menyuplai kebutuhan rakyat baik ketika ada bencana maupun tidak, tanpa bergantung pada utang maupun pajak. Demikianlah sistem islam memberikan secuil gambaran ketika aturan islam diterapkan. Pemimpin akan memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyat baik muslim maupun non muslim. Sudah saatnya pemimpin hari ini bersegera menerapkan aturan dari sang pemilik hidup agar rahmat dan ridho-Nya menyelimuti negeri ini. 
Wallahu a'lam bi shawab.[]