Kapankah Infrastruktur Transportasi Merata
Oleh : Khusnul
Warga Kampung Bergang, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, menghadapi kesulitan besar akibat kondisi jalan yang berlumpur dan licin saat hujan. Jalan tanah yang menjadi akses utama menuju desa ini berubah menjadi berlumpur setiap kali diguyur hujan, sehingga sulit dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. (TribunGayo.com,18/11/2024)
Terkait vidio viral video pemuda Dusun Kejutan Timur, Desa Tempuran, Kecamatan Pasrepan, yang mengkritik kondisi jalan rusak di desanya, pihak desa akhirnya angkat bicara. Sekretaris Desa Tempuran, Andri, membenarkan bahwa kondisi jalan di Dusun Kejuron Timur memang sangat parah dan hingga saat ini belum ada perbaikan signifikan. Namun, ia menegaskan bahwa sebagian besar jalan yang rusak tersebut adalah jalan Kabupaten, sehingga perbaikannya berada dibawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. (Wartabromo.com,9/12/2024)
Jalan Raya Ponorogo-Pacitan di kilometer 233, tepatnya di Desa Ploso, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, amblas sepanjang 50 meter akibat tergerus arus air Sungai Grindulu. Kerusakan ini terjadi pada Sabtu (7/12) dan menyebabkan hampir separuh badan jalan hilang, sehingga mengganggu lalu lintas kendaraan yang melintas di jalur tersebut, demikian disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan, Djoko Putro Utomo saat dikonfirmasi awak media, Minggu. (antaranews.com,8/12/2024)
Inilah secuil penampakan kondisi negri ini, ada yang infrastrukturnya sudah memadai tapi tidak sedikit yang masih dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, bahkan sangat mempengaruhi lajunya perekonomian masyarakat sekitar.
Pembangunan infrastruktur transportasi belum merata di berbagai pelosok daerah, padahal transportasi merupakan elemen penting penghubung antar wilayah yang mendukung pengembangan ekonomi dan pembangunan, atau merupakan urat nadi ekonomi rakyat. Tetapi dari pemerintah setempat tidak sedikit yang saling melempar tanggung jawab. Bukankah seharusnya semua sistem bergotong royong untuk membuat kehidupan rakyat menjadi sejahtera. Meskipun karakteristik geografis dan topografi Indonesia yang beragam itu bukan menjadi kendala harusnya. Karena negri ini memiliki sumberdaya alam yang melimpah sehingga masalah keterbatasan anggaran pembiayaan sering disebut-sebut sebagai kendala utama, itu sebenarnya sudah teratasi jika semua sumberdaya alam dikelola dengan benar dan didistribusikan untuk kesejahteraan rakyat.
Tapi problem sebenarnya dari permasalahan ini adalah gagalnya negara atau kepemimpinan sekuler dalam mengurus dan menjaga umat atau rakyat. Selama ini penguasa hanya menempatkan diri sebagai regulator dan fasilitator untuk kepentingan pemodal sekaligus sebagai pebisnis yang menghitung pemenuhan hak rakyat dengan hitungan untung rugi. Infrastruktur transportasi akan dibangun jika ada keuntungan ekonomi dengan skema investasi. Bukan untuk kesejahteraan rakyat, sehingga kasus yang ada misalnya kenapa lamban penanganan, atau kadang lempar-lempar tanggung jawab. Karena menurut pemerintah infrastruktur itu tidak begitu berperan untuk kepentingan pemodal, sehingga tidak perlu perhatian khusus untuk memperbaiki, toh rakyat masih bisa lewat meski kondisi sangat memprihatinkan dan kadang juga berbahaya untuk masyarakat setempat dan bahkan itu terkadang akses vital bagi masyarakat. Tak ditanggapinya usulan perbaikan jalan oleh rakyat yang berulang bahkan diajukan setiap tahun menjadi bukti abainya penguasa atas kebutuhan rakyat.
Dalam Islam, infrastruktur jalan adalah salah satu hak rakyat yang wajib dipenuhi negara dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dan mempermudah kehidupan mereka. Karena sesungguhnya dalam Islam sumberdaya alam adalah hak milik umum, dan jika pemerintah mengelola karena dia berjumlah banyak tetapi hasilnya sepenuhnya dipergunakan untuk mensejahterakan rakyat sepenuhnya. Negara tidak boleh memberikan sumberdaya alam kepada individu atau swasta untuk mengelolanya.
Penerapan syariat Islam secara kaffah di semua aspek akan memungkinkan negara memenuhi hak tersebut tanpa memperhitungkan keuntungan dan tanpa bergantung kepada swasta. Jika seandainya negara tidak mampu mengelola sendiri maka dia bisa mencari pekerjaan tenaga ahli dan menggajinya untuk mengelola sumberdaya tersebut. Sehingga hasil dari sumberdaya alam bisa dirasakan oleh rakyat. Infrastruktur yang tidak memadai bisa diperbaiki dari hasil pengelolaan sumberdaya yang ada tanpa rakyat harus di bebani oleh pajak yang menjerat rakyat dengan dalih untuk pemenuhan infrastruktur umum. Selain itu masih banyak pemasukan negara dari bidang sumberdaya utamanya di negri ini, baik sumberdaya yang bisa diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.
Negara dalam Islam memiliki banyak sumber pemasukan anggaran yang memungkinkan negara membangun sarana transportasi secara mandiri. Karena negeri-negri muslim adalah negeri yg kaya akan sumberdaya alamnya. Selain itu sumber pemasukan dari jalur yang lain juga sangat banyak. Sehingga benar-benar rakyat bisa sejahtera dalam naungan negara Islam.
Posting Komentar