-->

Merangkaknya Harga Cabai dan Bawang Membuat Rakyat Menjerit

Oleh : Sri Cahya Nurani, S. Kom
(Aktivis Muslimah Lubuklinggau) 

Momentum Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), kini beberapa harga bahan pokok di pasar tradisional Lubuklinggau merangkak naik. Kenaikan harga tersebut terjadi pada bawang merah, bawang putih dan cabai merah.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Inpres Lubuklinggau Barat II, Mei menjelaskan harga cabai sudah meningkat sejak seminggu terakhir.

Kenaikan sejak satu bulan terakhir ini. Harga bawang merah sekarang Rp 38 ribu dan untuk bawang putih Rp 40 ribu. Kalau bawang merah sebelumnya harganya Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu, yang bawang putih Rp 36 ribu. Bawang putih ini naiknya sedikit tapi bakal naik terus ke depannya, bisa-bisa lebih dari Rp 40 ribu," ungkap las salah satu pedagang bawang. (detiksumbagsel, 5/12/24).

Berdasarkan informasi yang didapat dari pedagang tersebut diatas, kenaikan harga tersebut disebabkan para pedagang mengambil cabai didaerah curup, bengkulu. Sedangkan bawang merah dipasok dari padang dan bawang putih dari impor luar negeri. Serta penyebab lainnya karena harga pupuk yang naik dan curah hujan sehingga banyak yang gagal panen. 

Merangkaknya harga cabai dan bawang membuat rakyat terperangah. Cabai dan bawang merupakan komoditas pangan strategis yang digunakan secara rutin. Lagi - lagi harga mulai meroket setiap kali jelang Natal dan Tahun baru ataupun momen tertentu. Imbasnya pada musim tertentu. Jikalau penyebab yang demikian , karena tempat pemasok yang mengalami musim hujan atau pun harga pupuk yang naik. Tentunya sudah diantisipasi oleh pemerintah agar tidak terjadi lonjakan yang seringkali semakin mendekati momentum tertentu. 

Hal ini menjadi tanda tanya besar, karena seperti sudah menjadi habbits. Padahal sebenarnya untuk stok produk tidak mesti mengambil impor dari luar seperti bawang putih. Dengan dalih agar tidak mengalami kenaikan yang signifikan dengan harga impor yang diperoleh lebih murah. Sehingga merugikan petani lokal. Salah satu penyebab lainnya yang bisa saja terjadi disaat momentum khusus yakni peluang terjadinya permainan harga, penimbunan, maupun monopoli oleh para pedagang nakal.

Maka perlu adanya kebijakan yang tepat dilakukan oleh penguasa untuk terjun langsung mengurusi urusan rakyatnya. Hal ini agar segala aspek komoditas strategis seperti bawang, cabai tidak harus tersendat dan terhambat harga untuk sampai dalam jangkauan rakyat. 

Islam adalah tata kelola terbaik

Dalam daulah islam, ada banyak langkah yang bisa dilakukan dalam sektor pertanian untuk mengatasi pengelolaan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan rakyat. Yakni:

1. Khilafah berperan memastikan ketersediaan benih yang berkualitas bagus, termasuk riset berupa rekayasa genetika untuk menghasilkan benih bawang merah yang tahan hama dan cuaca. Khilafah juga memastikan ketersediaan pupuk, obat-obatan, alat-alat mekanis pertanian, serta sarana prasarana irigasi.

2. khilafah akan menjamin proses distribusi seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan bawang merah, baik itu untuk rumah tangga maupun sektor bisnis. Pada saat yang sama, Khilafah mengawasi rantai pasok di pasaran sehingga mencegah peluang terjadinya permainan harga, penimbunan, maupun monopoli oleh para pedagang nakal.

3. Khilafah akan memberikan perlindungan terhadap risiko bencana dan cuaca demi menjaga stabilitas harga. Hal ini penting dilakukan agar risiko tersebut tidak berdampak parah pada meroketnya harga, hingga masyarakat tetap dapat menjangkau harga tersebut.

4. Khilafah akan memberikan fasilitas penyimpanan/gudang yang memadai bagi para petani yang tanamannya siap panen tanpa harus menahan panen tersebut. 

Demikianlah bagaimana islam memberikan tata kelola terbaik dengan tulus menangani urusan rakyat.
Wallahu'alam bisawwab.