-->

Pembelaan Kepada Palestina Membutuhkan Aksi Nyata


                     Oleh: Hamnah B. Lin

Dilansir oleh RMOL.ID tanggal 22/12/2024, Pidato Presiden Prabowo Subianto dinilai sebagai teguran kepada negara-negara muslim untuk terus membela Palestina. Pidato tersebut disampaikan secara terbuka dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight Countries (D8), di Kairo, Mesir, Kamis, 19 Desember 2024.

Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan, memandang pernyataan Prabowo yang menyinggung kondisi penegakkan hak asasi manusia (HAM) di dunia tampaknya tidak berlaku bagi negara-negara muslim, seharusnya menjadi cambuk untuk bersatu menghentikan tindakan tersebut. 

Palestina Press Agency yang dikutip kanal telegram Gazamedia merilis kondisi terkini kasus genosida warga Gaza hingga hari ke-408 (17-11-2024 atau 15 Jumadilawal 1446 H). Disebutkan, bahwa selama 24 jam terakhir, Zion*s laknatullah kembali melakukan serangan brutal yang menarget beberapa keluarga di wilayah Jalur Gaza.

Tercatat ada 96 orang yang syahid dan 139 orang lainnya luka-luka pada serangan tersebut. Angka ini menambah jumlah korban genosida Zion*s sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ke-408 menjadi 43.846 orang syahid dan 103.740 orang luka-luka. 74% di antaranya adalah wanita dan anak-anak, dan angka ini belum termasuk para korban yang terkubur di bawah reruntuhan dan tidak bisa dievakuasi karena keterbatasan alat dan sumber daya.

Keesokan harinya (18-11-2024), kanal QudsN melaporkan, serangan dan berlanjutnya pengepungan oleh Zion*s ini telah mengakibatkan kelangkaan atau krisis tepung yang memperburuk penderitaan warga di Jalur selatan Gaza. Dilaporkan juga, serangan tersebut ternyata bukan hanya terjadi di Jalur Gaza. Pada hari yang sama, Zion*s juga menyerang beberapa kota di Tepi Barat, dan di ibu kota Lebanon, Beirut, dll. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan mengerikan tersebut telah menyebabkan 4 orang tewas termasuk seorang wanita dan 14 orang luka-luka.

Pidato Presiden di Pertemuan Organisasi Kerjasama D-8 di Kairo menyatakan membela Palestina dan mengajak negeri muslim untuk  bersatu. Pembelaan terhadap Palestina membutuhkan tindakan nyata, berupa pengiriman pasukan militer karena sesungguhnya inilah yang dibutuhkan oleh Palestina. Tanpa pengiriman pasukan, maka pembelaan hanya sekadar retorika. Apalagi Indonesia mendukung solusi dua negara - yang berarti menyetujui tanah Palestina dirampok oleh Zionis- dan Palestina tetap tak akan merdeka sepenuhnya. 

Solusi tuntas penjajahan Palestina hanyalah dengan jihad dan Khilafah. Umat Islam harus berjuang  untuk memahamkan umat tentang solusi hakiki persoalan Palestina ini. Jika penyadaran umat akan solusi hakiki terwujud, maka  thariqoh umat akan dapat terwujud dengan menuntut penguasa untuk mengirimkan pasukan membela palestina. 

Umat Islam tidak punya pengaruh di dunia internasional karena tidak memiliki Khilafah. Maka kita paham yang harus kita lakukan adalah mengembalikan metode itu, yakni Khilafah. Khilafah ini yang akan melindungi kaum muslim dan akan mengusir penjajah dari Palestina. Khilafah yang kedua yang akan tegak kembali setelah masa diktaktor dan penguasa zalim.

Hari ini, bangunan Islam itu hanya tinggal dalam aspek pemikirannya saja. Maka bagaimana mewujudkan Islam kalau tidak ada negara yang menerapkan hukum Islam. Metode untuk melaksanakan hukum Islam adalah negara Khilafah. Hari ini kita tidak punya metode yang menerapkan hukum Islam, menjaga, dan menyebarluaskannya.

Khilafah, akan memiliki kemampuan untuk membangun kembali Palestina dan negeri-negeri muslim yang lain. Kaum muslim mempunyai kepentingan untuk menyiapkan generasi yang siap mewujudkan tegaknya khilafah. Sayangnya, generasi kita hari ini sedang dalam kondisi dilemahkan, padahal kita sudah menemukan jawabannya. Kalau mereka kuat, itu karena akidahnya kukuh, tetapi generasi muslim sekarang dilemahkan dengan program-program Barat seperti moderasi beragama.

Untuk itu perlu adanya kelompok dakwah ideologis yang mendorong para pemuda muslim untuk mengusir Zionis dari Palestina. Seperti pemuda-pemuda Palestina tetap teguh, tangguh, dan bersyukur atas segala musibah ataupun penjajahan yang mereka terima. Mereka terlihat memiliki pribadi-pribadi yang lembut dan saling menguatkan. Selain itu, mereka memiliki kesabaran dan ketangguhan. 

Pemuda-pemuda Palestina telah ditanamkan akidah yang kuat sehingga hari ini mereka memanennya. Mereka memiliki kekuatan ruhiyah yang lahir atas kesadarannya akan hubungannya kepada Allah dan kekuatan ruhiyah ini lebih kuat dari kekuatan madaniah dan maknawi.

Peristiwa yang terjadi di Palestina, telah menginspirasi dunia agar melahirkan generasi pejuang hakiki. Mereka telah membuka mata dunia, ada manusia-manusia tangguh, ada ibu yang mengucap hamdalah ketika anaknya syahid. Ini membuat dunia Barat terkagum-kagum.

Dari pemuda - pemuda yang telah memiliki kesadaran bahwa solusi hakiki Palestina adalah dengan pengiriman pasukan ke Palestina melalui satu komando yakni khalifah, maka penderitaan rakyat Palestina akan segera berakhir.
Allahu a'lam.