Perubahan Kurikulum dan Tantangan Pendidikan Nasional
Oleh : Ambarwati, Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Isu perubahan kurikulum kembali mengemuka setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan penerapan metode deep learning. Meskipun metode ini diklaim bukan kurikulum baru, wacana perubahan yang menyertainya tetap memunculkan keresahan publik. Fenomena ‘ganti menteri, ganti kebijakan’ telah membentuk persepsi negatif di masyarakat, mencerminkan ketidakpastian arah kebijakan pendidikan nasional.
Berbagai perubahan dalam sistem pendidikan sejauh ini belum mampu memenuhi tujuan mendasar pendidikan nasional, yakni menciptakan manusia beriman, bertakwa, dan terampil. Ketidakmampuan ini menunjukkan lemahnya visi dan misi pendidikan yang diterapkan. Faktor lain yang turut memengaruhi adalah upaya negara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan global atau kebutuhan dunia industri, yang sering kali tidak sejalan dengan kebutuhan mendasar bangsa.
Lebih jauh, perubahan kurikulum yang tetap bertumpu pada asas sekuler dan kapitalisme tidak akan mampu mencetak generasi unggul. Model pendidikan semacam ini justru melahirkan generasi yang minim adab, memiliki pola pikir liberal, serta berpotensi besar menimbulkan kerusakan sosial. Tantangan ini semakin mempertegas perlunya evaluasi mendalam terhadap arah kebijakan pendidikan di Indonesia.
Sebaliknya, sistem pendidikan yang berlandaskan akidah Islam telah terbukti memberikan arah yang jelas bagi visi dan misi pendidikan. Kurikulum berbasis Islam menawarkan pembentukan generasi berkepribadian mulia, dengan ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Sejarah panjang peradaban Islam menjadi bukti nyata keunggulan sistem pendidikan ini, terutama ketika diterapkan dalam konteks negara yang menerapkan Islam secara kafah.
Dalam konteks ini, Indonesia dapat belajar dari model pendidikan Islam yang menekankan pembentukan akhlak, keimanan, serta keilmuan yang berorientasi pada kemaslahatan. Mengadopsi elemen-elemen positif dari sistem ini bukan hanya relevan, tetapi juga mendesak untuk memastikan pendidikan kita mampu melahirkan generasi emas yang siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri.[]
Posting Komentar