-->

Praktik Uang Palsu Bukti Rapuhnya Sistem Kapitalisme

*Praktik Uang Palsu Bukti Rapuhnya Sistem Kapitalisme*
 Oleh: Heriani (Pena Ideologis Maros)

Dalam kehidupan uang sangatlah penting karena uang dijadikan sebagai alat tukar menukar dalam jual beli, sewa-menyewa, upah-mengupah dan utang piutang.

Karena uang sangat penting dalam kehidupan, maka para pejuang  untuk mendapatkan uang pun harus dilalui dengan cara susah payah bahkan tidak sedikit pekerjaan menjadikan nyawa sebagai taruhannya.

Namun, apa jadinya bila ada pihak yang dengan sengaja menciptakan uang palsu demi keuntungan pribadi, tanpa memikirkan korban atas tindakan penipuan yang di edarkannya. 

Baru-baru ini, kembali mencuat kasus pemalsuan uang menggemparkan jagat maya, kejadian ini terjadi di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, yang tersangkanya diketahui sebanyak 17 orang.

Bahkan lebih mengejutkannya lagi, pernyataan dari polisi menyebutkan bahwa pembuatan uang palsu tersebut telah berjalan sejak tahun 2010 silam.

Dikutip dari cnnindonesia.com, Dari hasil interogasi, time line pembuatan uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, terus kemudian 2011 sampai 2012," kata Yudhiawan.

Yudhiawan menyebut bahwa proses produksi uang palsu tersebut sempat berhenti beberapa tahun, namun kembali lagi beroperasi pada tahun 2022 lalu. 

Pada bulan Oktober 2022, kata Yudhiawan para pelaku membeli mesin cetak asal China dari Surabaya, kemudian operasi pembuatan uang palsu dilakukan hingga 2024.

 *Kelemahan Mendasar Uang Kertas* 

Fakta ini menggambarkan bahwa, bagaimana mata uang rupiah dalam bentuk uang kertas sangat mudah dipalsukan dan mirisnya lagi tentu sangat merugikan masyarakat terutama bagi  para pedagang-pedagang dan pejuang nafkah lainnya.

Tapi tidak heran kalau praktik pembuatan uang palsu dalam sistem kapitalisme marak terjadi. Sebab sejatinya sistem kapitalisme yang asasnya sekularisme ini merupakan akar dari segala permasalahan-permasalahan yang terjadi termasuk pembuatan uang palsu ini.

Sistem kapitalisme mengambil mata uang kertas rupiah yang sudah jelas-jelas memiliki banyak kekurangan. Di antara kekurangannya yaitu; rentan terjadinya pemalsuan, bergantung pada dolar Amerika serikat, nilainya tidak stabil, mudah rusak dan masih banyak lagi kekurangan-kekurangan lainnya.

Masyarakat mesti menyadari bahwa mata uang kertas dalam sistem kapitalisme, sungguh lebih banyak mudharatnya ketimbang dengan kemaslahatannya. Maka dari itu, sudah seharusnya sistem kapitalisme-sekularisme ini di ganti dengan sistem yang menjamin keamanan dan kenyamanan bagi seluruh umat termasuk dalam bertransaksi masalah keuangan, sistem yang mulia ini ialah sistem Islam.

 *Keunggulan Emas dan Dirham, Pilar ekonomi kuat* 

Allah SWT menurunkan Islam sebagai satu-satunya agama yang di ridainya, agama yang sempurna dan sekaligus sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Anbiya' 107:

وَمَآ أَرْسَلْنٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya;  “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”.

Islam sangat melindungi umat dari segala hal-hal yang tidak membawa kebaikan. Dalam Islam pula mata uang yang dijadikan transaksi adalah emas dan dirham, karena hanya dengan emas dan dirhamlah  yang dapat menjamin keamanan transaksi keuangan.

Keistimewaan emas dan dirham dijadikan sebagai mata uang dalam Islam yaitu, tidak gampang dipalsukan sebagaimana yang terjadi dalam sistem kapitalisme. Tidak hanya itu, nilainya pun selalu stabil, tidak gampang rusak, meningkatkan keamanan transaksi dan lebih unggulnya lagi, tidak mengikut atau bergantung pada mata uang lainnya seperti dolar Amerika serikat.

Demikianlah kelebihan emas dan dirham sebagai mata uang dalam sistem Islam, sungguh hanya dengan sistem Islam keamanan, kenyamanan, kesejahteraan akan dirasakan secara hakiki.


 _Wallahu'Alam  Bishawab_