-->

Refleksi Hari Kesehatan Nasional : Masih Jauh dari Angan


Oleh Ummu Ghoza

Semua orang menginginkan bisa hidup bersih dan sehat. Bahkan dalam islam dianjurkan menjaga kebersihan karena sebagian dari iman. Memang kebersihan yang sangat berkaitan erat dengan kesehatan ini sangat berpengaruh pada kualitas ibadah. Kesehatan merupakan anugerah terbaik dari Allah Swt. Namun di negeri ini banyak sekali masyarakat berpenyakitan yang menjadi PR HKN.

Pada 12 November lalu, merupakan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-60. Kemenkes kembali menggelar Festival Inovasi Kesehatan (Health Innovation Festival) tentang “Membangun Keberlanjutan Inovasi untuk Ketahanan Kesehatan”. Caranya dengan mendorong pembangunan industri farmasi, pembangunan alat kesehatan, dan pembangunan industri layanan kesehatan.(Diskominfo.com, 12/11/2024).

Penyelenggaraannya diikuti pemangku kepentingan, seperti Kementerian/Lembaga, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Rumah Sakit, Asosiasi/Organisasi Profesi, industri kesehatan, dan masyarakat. Selain itu juga ada pejabat dari institusi dan kementerian lain, Komisi IX DPR RI, Duta Besar Negara Sahabat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, perwakilan negara-negara Organisation of Islamic Cooperation, dan Konsil Kesehatan Indonesia.

Kegiatannya yakni: 

1) Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan

2) Indonesia – COMSTECH International Conference and Exhibition of Natural Products Based Cosmetics and Nutraceuticals

3) One on One Business Matching

4) Talkshow/Seminar

5) Pemberian Penghargaan Karya Anak Bangsa

6) Pemeriksaan kesehatan gratis

HKN ke-60 juga diisi dengan lomba mewarnai anak, hiburan oleh artis nasional, games, Happy Hour (senam dan zumba), dan doorprize, yang seluruhnya gratis untuk umum. Pameran ini ditutup dengan pemberian penghargaan kepada unit kerja Kemenkes, individu berprestasi, dan mitra kerja, baik dari daerah maupun swasta. Sebanyak 180 penerima penghargaan dari 26 kategori menerima apresiasi pada acara ini. 

Salah satu yang menerima penghargaan yaitu Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes RI, dimana beberapa penghargaan yang di dapatkan antara lain: 

1) Penghargaan Pemanfaatan Aplikasi SRIKANDI Tahun 2024 (Juara 2)

2) Penghargaan Hasil Pengawasan Kearsipan Internal di Lingkungan Kementerian Kesehatan Tahun 2024

3) Penghargaan Peraih Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) 2024, kategori Predikat Unggul (Direktorat Penyehatan Lingkungan)

4) Penghargaan Implementasi Electronic Monitoring And Evaluation (E-Monev)

Selain mendapatkan penghargaan Ditjen P2P juga memberikan sejumlah penghargaan yaitu,

1) Penghargaan kepada Puskesmas dengan Penginputan Capaian Imunisasi dalam Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK)

2) Penghargaan bagi Perwakilan Indonesia pada ASEAN Smoke-free Award (ASA) 2024 dan meraih Silver Trophy atas komitmen dan keberhasilan mengimplementasikan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

Peringatan seperti ini terjadi setiap tahun tapi kenyataannya tiap harinya masih banyak yang tidak mendapatkan fasilitas kesehatan, tersebar berbagai macam penyakit, dan produk di tengah-tengah masyarakat tidak mendukung kesehatan. Sehingga terdapat jutaan penderita stunting, jutaan penderita penyakit degeneratif dan penyakit lainnya. 

Hal ini karena diterapkan sistem kapitalis yang membuat negara abai dengan rakyatnya karena hanya mengejar keuntungan. Semua hajat hidup rakyat dipersulit termasuk pelayanan kesehatan yang berbayar tapi dengan kualitas yang seadanya. Rakyat tidak sejahtera serba kekurangan. Sehingga tak heran banyak penderita gizi buruk dan berbagai masalah kesehatan.

Islam bisa dengan mudah menyelesaikan PR HKN. Negara wajib memenuhi kebutuhan satu per satu rakyat berupa kesehatan, pendidikan, sandang, pangan, papan, dan semua hajat hidup masyarakat.

Islam menyediakan fasilitas publik yang berkualitas dan memberikan layanan yang optimal karena hal itu merupakan kewajiban negara sebagai pelayan umat. Pemimpin islam terjaga dengan ketakwaan sehingga amanah kebijakannya. Semua sumber daya alam milik umat pun dikelola sesuai syariah sehingga bisa membiayai hajat hidup umat. 

Selain itu umat menjadi nyaman dengan sistem kesehatan yang sederhana dalam administrasi, segera dalam pelaksanaan, dan para petugas yang yang profesional. Sebagaimana dikisahkan kabilah urainah yang baru masuk islam sedang sakit di Madinah. Rasulullah selaku kholifah segera meminta mereka tinggal di penggembalaan unta zakat dan digratiskan minum susu unta sampai sembuh.

Ada pula kisah Kholifah Umar yang menjamin kesehatan rakyatnya secara gratis dengan mengirimkan dokter kepada yang sakit tanpa imbalan sedikit pun. Sungguh menjadikan masyarakat yang sehat hanya bisa terjadi dalam sistem islam di naungan khilafah. Karenanya bisa diterapkan aturan Allah secara kaffah sehingga mendapat rahmat serta berkah. Wallahu'alam. []