-->

Saatnya Generasi Muda Bangsa Memperjuangkan Islam Kaffah

Oleh : Fadhilah Nur Syamsi (Aktivis Muslimah)

Dalam satu tahun ini, arus perubahan yang disuarakan pemuda semakin meningkat. Ketidakpuasan terdapat kebijakan pemerintahan, diantaranya terkait mahalnya pendidikan ditandai dengan kenaikan UKT di sejumlah kampus dan mendapatkan aksi penolakan dari berbagai elemen mahasiswa. Meski pada akhirnya kebijakan pemerintah menunda kenaikan UKT. Ngerinya lagi, solusi untuk membayar UKT, ada 85 Perguruan Tinggi bekerjasama dengan pinjol. 

Permasalahan berikutnya yang dihadapi pemuda, yakni hampir 10 juta gen z menjadi NEET, susahnya lapangan kerja, masa depan suram terancam hingga tidak mampu memiliki rumah & tidak sejahtera, maraknya kasus kekerasan seksual, mental illness hingga  bunuh diri. Suara lantang pemuda tidak hanya terkait persoalan mereka di dalam negeri, namun  genosida yang terjadi di Palestina oleh Zionis Israel juga mendapat perhatian besar. 

Kondisi Sistem Kapitalisme Demokrasi

Berbagai upaya dilakukan untuk memperpanjang usia kapitalisme demokrasi dengan melibatkan pemuda. Sebagai contoh, KPU membentuk satgas demokrasi dengan melibatkan seribu mahasiswa. Saat ini jumlah pemuda di dunia mencapai 1,2 miliyar, mereka bisa dikatakan  sebagai ras terkuat dunia. Sebagai kekuatan yang akan menentukan arah peradaban dunia kedepan. PBB menyatakan “jika kita tidak dapat melakukan pekerjaan yang melibatkan kaum muda ini, taruhan tinggi bagi demokrasi.” (global-issues/youth).

Berbagai upaya yang dilakukan untuk melibatkan kaum muda mempertahankan sistem kapitalisme demokrasi, nyatanya tidak mampu menyembuyikan realitas buruk keterpurukan hidup yang dihasilkan sistem batil ini. Gelombang protes dari berbagai pergerakan pemuda terus terjadi di berbagai negara. Bahkan dari berbagai survey telah jelas bahwa pemuda dunia tidak lagi percaya dan mulai meninggalkan  sistem demokrasi ini. 
Dilansir dari Freedom House, saat ini kepercayaan pemuda terhadap demokrasi menurun  drastis dan itu menjadi  tren global. Hal serupa juga disampaikan di penelitian yang dilakukan oleh Open Society Foundation di tahun 2023, yang menunjukkan bahwa semakin muda generasi, semakin rendah tingkat kepuasan mereka terhadap demokrasi.

Pendapat Para Pemuda di Indonesia

Survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute, bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner (29 Mei hingga 9 Juli 2023). Survei dilakukan di 10 kota dan aglomerasi di Indonesia. Dari hasil survei tersebut, diketahui 83,3 % gen Z tidak puas dengan demokrasi dengan rincian 59% sangat tidak puas, 24,3% menyatakan kurang puas. tiga isu utama yang menjadi sorotan Gen Z, yakni lapangan pekerjaan, pemberantasan korupsi, dan kesejahteraan.

Ketidakpuasan ini bukan hanya gejala pemberontakan anak muda semata, melainkan cerminan dari kegagalan sistem kapitalisme demokrasi dalam memenuhi harapan generasi muda. Sesungguhnya sistem ini adalah sistem bathil karena bersumber dari sekulerisme yaitu memisahkan agama dari negara.  

William Blum (2013) dalam America’s Deadliest Export Democracy-The Truth About US Foreign Policy and Everything Else menyatakan bahwa Amerika Serikat menggunakan konsep demokrasi sebagai alat untuk memperluas pengaruh dan dominasi globalnya untuk kepentingan politik dan ekonomi mereka, termasuk di negara-negara Islam. 

Pemuda Harus Memperjuangkan Islam Kaffah dan Khilafah

Kita harus mengakui bahwa produktivitas besar Gen Z saat ini jelas-jelas dibajak dan disesatkan oleh sistem rusak demokrasi sekuler kapitalisme. Untuk itu, solusi tuntasnya harus pula secara sistemis yaitu dengan mengganti sistem yang tegak saat ini dengan sistem Islam Kaffah dalam institusi Khilafah. Kewajiban menerapkan Islam secara kaffah sebagaimana firman Allah dalam QS al-Baqarah ayat 208. Hampir dalam semua kitab tafsir mengatakan, kaffah maknanya jami’an, artinya masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, tanpa terkecuali. “Jami’an yang dimaksud adalah ajaran Islamnya, itulah kaffah. 

Generasi muda adalah kunci kebangkitan. Potensi ini harus diaktivasi agar tidak buyar di tengah jalan. Perjalanan panjang menuju tegaknya Khilafah tidak bisa diisi oleh generasi rapuh, melainkan harus generasi tangguh. Untuk itu, Islam akan memberikan mereka arah dan tujuan yang jelas. Dengan Islam, generasi muda akan ditempa melalui proses pembinaan mengenai akidah Islam, aktivitas dakwah menuju tegaknya Khilafah, serta gerakan dakwah yang memperjuangkan cita-cita untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan meneladani metode dakwah Rasulullah SAW.

Secara global, Umat Islam harus bekerja sama untuk mengembalikan persatuan dan kedaulatan. Menghapuskan kerusakan dan membuang pengaruh kolonialisme. Visi ini yang berlandaskan pada ideologi Islam untuk meruntuhkan rezim penjajah dan menegakkan aturan Islam yang adil bagi seluruh alam semesta melalui Khilafah. 

Pemuda muslim adalah tulang punggung perubahan menuju tegaknya peradaban Islam malalui institusi Khilafah. Maka, seruan untuk para pemuda muslim supaya meninggalkan demokrasi sebagai sistem rusak, batil, dan cacat karena mengabaikan hukum Allah Ta'ala. Demokrasi Kapitalisme tidak mampu membawa perubahan hakiki yang dibutuhkan oleh umat Islam. Pemuda muslim haruslah memiliki cita-cita besar untuk menerapkan Islam kaffah dalam institusi negara Khilafah dan menjadi garda terdepan untuk berjuang mewujudkannya. Pemuda muslim harus melakukan pembinaan diri, kajian Islam kaffah sebagai amunisi dalam mewujudkan cita-cita perjuangan kebangkitan umat. Pemuda muslim wajib terlibat dan berkontribusi aktif dalam menyampaikan Islam kafah sebagai solusi atas problematika yang saat ini tengah melanda dunia. 
Wallahu a'lam bi ash shawab.[]